Aku terdiam mendengar pertanyaan Mas Dion. Sari yang duduk di sebelahku mencolek. Meminta ponselku."Halo, Sayang?" Mas Dion kembali menyapa.Aduh, bagaimana aku akan menjelaskannya?"Halo, Dion.""Ini siapa? Mana Via?"Mas Dion benar-benar banyak pertanyaan. Aku menatap Sari. Berharap dia punya solusi dari masalah ini."Ini Sari. Ingat, gak? Temannya Via, masa gak kenal, sih."Diam sejenak di seberang sana. Aku menunggu, sesekali melirik Sari yang tenang. Dia banyak ide untuk menghadapi Mas Dion. Kami tidak akan ketahuan.Itu gunanya aku mengajak Sari ke sini. Dia punya banyak penjelasan. Juga punya banyak alasan."Ah, iya. Mana Via? Dia ada sama kamu?""Iya, ada. Kita lagi di luar kota, ada kumpul teman lama, nih. Maaf, ya, gak ngabarin kamu. Buru-buru soalnya."Aku tersenyum tipis. Alasan Sari memang paling tepat. Dia terbaik. Apalagi bicara dengan Mas Dion barusan."Oh. Kapan pulangnya?"Nah, kalau aku yang bicara tadi, Mas Dion pasti menyuruhku untuk langsung pulang, marah-marah.
Last Updated : 2022-06-26 Read more