Home / Rumah Tangga / Sebuah Kisah Usai Perceraian / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Sebuah Kisah Usai Perceraian : Chapter 31 - Chapter 40

82 Chapters

Tamunya Abah

#MPSPart 31 Tamunya AbahBrugg!!"Astaghfirullah," ucapku pelan takkala seorang lelaki tak sengaja menyenggol paper bag yang ku bawa. Mungkin ini salahku juga karena aku berjalan sambil bermain ponsel. Ya, pagi ini aku ditugaskan umi untuk membeli beberapa makanan ringan tepatnya seperti jajajn untuk menjamu seseorang yang akan datang nanti malam. Tapi kenapa jajanannya seperti untuk anak kecil ya? "Maaf," kata lelaki yang menyenggolku tadi. Ia memunggut dua paper bag tersebut.Lelaki tersebut menyerahkan paper bag ku. Ia memberi senyum yang sejujurnya membuatku terkesima. Wajahnya teduh, berkarimastik, moodboster banget, masyaaAllah.Ditambah penampilannya yang memakai koko model pakistan, juga peci yang menutupi rambutnya. Ya Allah ... Andai dia jodohku."Astaghfirullah," lirihku yang membuyarkan lamunanku."Kenapa? Ada yang rusak barangnya ?" tanyanya yang terlihat kebingungan dengan sikapku."Ekh,
last updateLast Updated : 2022-06-14
Read more

Nama Lelaki itu ...

#MPSPart 32 Nama Lelaki itu ... Kini obrolan abah dan tamunya dilanjutkan di ruang tamu. Pak Irwan dan bu Sari. Itulah nama keduanya. "Ini anak-anakku. Ini Abdullah dan si cantik ini Aisyah. " Samar-samar ku dengar pak Irwan memperkenalkan anak-anak mereka. 'Oh, Abdullah namanya,' batinku ketika ku tahu bahwa nama lelaki yang mencuri perhatianku tersebut."Dan ini cucu pertamaku. Namanya Yusuf. Tampan 'kan seperti kakeknya, hahaha." Pak Irwan memperkenalkan seorang bocah laki-laki yang ku perkirakan usianya sepuluh tahunan, ia duduk di sebelah pak Irwan yang diikuti tawa hingga membuat pecah suasana. "Kalo gadis kecil ini cucu kedua kami, namanya Sofia, " kata bu Sari menunjuk gadis kecil yang sudah lebih dulu ku lihat tadi. "Masyaallah, namanya bagus, cantik seperti parasnya, " puji umi. Beliau terlihat terkesima dengan gadis kecil itu. "Kenalkan juga, ini Sholeh anak pertamaku, itu istrinya, dan si kecil ini
last updateLast Updated : 2022-06-14
Read more

Dikhitbah

#MPSPart 33 DikhitbahAbah dan keluarga pak Irwan sudah kembali dari masjid. Abah pun langsung mengajak mereka ke ruang makan untuk makan malam yang sudah disiapkan sebelumnya. "Bagaimana Hamdan, sudah kau tanyakan pada anakmu? " tanya pak Irwan setelah makan malam selesai. "Belum, tapi ku pastikan ia takkan menolaknya. Iya, kan, Nduk? " Kali ini abah melihat kearahku. Ku telan salivaku. Netraku mengelilingi arah sekitar. "Ma-maksud Abah apa? Fira takut salah jawab, " balasku lembut. Jaim sedikit di depan tamunya abah. Meski sebenarnya aku tahu arah tujuan pertanyaan abah. Pasti seperti yang mbak Lita tuturkan tadi. Abah meneguk air di depannya. "Jadi, maksud kedatangan keluarga pak Irwan kemari, ingin mebgkhitbah kamu untuk anaknya, Abdullah, " tutur abah. Mendengar penuturan abah barusan, sejujurnya membuatku senang tak karuan. Tak menyangka rasanya bahwa lelaki yang mencuri perhatianku, yang baru ku lihat tadi pagi untuk pertama kalinya, ia datang kembali untuk mengkhitbahku.
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more

Sebuah Jawaban

#MPSPart 34 Sebuah Jawaban "Istri pertama saya sudah meninggal. " Mas Abdullah melanjutkan perkataannya. "Alhamdulillah, " ucapku dengan spontan hingga membuat yang lainnya memandangiku. "Astagfirullahaladzim! " lanjutku dengan cepat untuk mencairkan suasana. Aku pun hanya tersenyum nyengir seraya menggaruk bagian belakang jilbabku yang tidak gatal. Ya, saking bahagianya diriku ketika mendengar bahwa istri pertama mas Abdullah ternyata sudah meninggal. Itu artinya Aisyah adalah saudaranya. Adiknya atau kakaknya? Tapi dia terlihat lebih muda dariku, pasti adiknya. Tapi belum tentu juga sih. Ah, jadi bingung. Selain itu tidak akan ada drama antara mas Abdullah dengan mantan istrinya karena status cerai mereka adalah cerai mati. "Dengarkan dulu, " ujar umi seraya menyentuh jari jemariku yang berada di atas meja. "Iya Mi, " balasku dengan senyum malu-malu kearah umi. Sepintas ku lihat mas Abdullah juga tersenyum kearahku. Aish, jangan-jangan dalam hatinya ia mentertawakanku karena
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more

Pertanyaan Itu Lagi

#MPSPart 35 Pertanyaan Itu LagiDengan cepat mas Sholeh mengangkatnya dan menekan tombol loudspeaker sesuai permintaan istrinya. "Heh, Arga, jangan coba-coba gangguin adik saya lagi! " ucapnya dengan tegas. "Assalamualaikum, " balas dari seberang sana. Seketika membuat kami terdiam. Suara tersebut bukanlah suara mas Arga. Aku sendiri seperti pernah mendengarnya tapi siapa pemiliknya aku tak mengingatnya. "Waalaikumussalam Warohmatullahi wabarakatuh, " balas mas Sholeh. "Siapa ya? ""Ini Sholeh anaknya pak Hamdan 'kan? " tanya seseorang itu lagi. Aish, bukannya menjawab pertanyaan malah memberi pertanyaan. Siapa sih dia. "Iya. Maaf, Anda siapa ya? ""Oh, saya pak Mur yang satu RT sama kamu. Masak nggak kenal suara saya? Saya 'kan sering ke rumah abahmu. Ini saya dapat nomor kamu dari ibu mertuamu. Abah kamu mana? Saya telepon-telepon nggak bisa. " Ku anggukan kepalaku tanda mengerti siapa pak Mur yang diseberang telepon sana. Beliau memang satu RT dengan tempat tinggal mas Sholeh.
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

Persiapan Apa?

Hari yang ku tunggu-tunggu akhirnya tiba, dimana mas Abdullah beserta keluarganya akan kembali ke rumah ini guna untuk mengkhitbahku secara resmi dan menentukan tanggal sekaligus merencanakan acara pernikahan kami. Persiapan sudah siap sedari tadi. Tak lupa abah dan umi juga mengundang beberapa kerabat kami terdekat. Aku dan yang lainnya pun sudah siap menunggu kedatangannya. ***Sebuah mobil berwarna hitam telah memasuki halaman rumah. Dan ku tahu, itu adalah mobil salah satu dari rombongan mas Abdullah. Abah, umi dan kerabat yang lainnya menyabut kedatangan mereka ketika didapati kedua orang tua mas Abdullah turun dari mobil bersama Aisyah juga kedua calon anak sambungku. Sementara aku ditemani mbak Lita menunggu di dalam rumah. Cukup lama aku menunggu tapi rombongan keluarga mas Abdullah masih tetap berada di luar. Bahkan terdengar suasana di luar lumayan ramai. Karena penasaran aku mencoba melihat tanpa melewati pintu utama. Dari celah orang-orang yang menyambut kelaurga mas
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Kurang dari 72 jam

#MPSPart 38 Kurang dari 72 JamBahkan persiapanku sudah benar-benar ku matangkan sejak dulu setalah keluarga pak Irwan datang mengutarakan niatnya untuk mengkhitbahkan anak lelakinya untukku. Karena bagiku itu bukan hal yang mudah, mengingat kegagalanku dalam membina rumah tangga yang masih berusia bulanan. Lalu, persiapan apa yang umi maksudkan? "Maksud Umi? " tanyaku kebingungan. Umi menghela nafas sembari mengusap setetes air mata yang sudah keluar dari sudut mata kirinya. Lalu beliau menyentuh kedua sisi bahuku dan tersenyum. "Bersiaplah, karena Abdullah akan segera datang, " katanya. "Semoga ini adalah jodohmu yang sesungguhnya, " katanya lagi. 'Ku harap begitu Mi,' batinku. Aku bernafas lega. Tak henti-hentinya pula aku berucap syukur dalam hati mendengar kabar dari umi. Itu artinya bahwa mas Abdullah masih baik-baik saja. Hal buruk yang sempat terlintas di pikiranku pun tidak benar adanya. Umi kembali ke depan. Sementara aku membenahi penampilanku juga make up yang diba
last updateLast Updated : 2022-06-19
Read more

Persiapan Akad

#MPSPart 38 Persiapan Akad"Loh, kamu ngapain? " tanya umi ketika beliau melihatku sedang memilih-milih pakaian gamisku. Netranya mengelilingi seluruh kamarku dimana beberapa gamis dan jilbab yang tak lagi berada di tempatnya. "Aku bingung Mi mau pakai yang mana. Stelan gamis warna putihku nggak ada yang cocok. Udah nggak kelihatan bagus," kataku pasrah. Umi tersenyum. Memajukan langkahnya lebih dekat denganku. Terpancar wajah bahagia diwajahnya. Dalam hati betapa bahagianya aku karena aku tahu ibu yang sudah mengandung, melahirkan dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang kini berbahagia karena aku. Bahkan, bisa ku lihat bahagianya itu lebih dari seribu kali lipat ketika aku akan menikah dengan mas Arga dulu. Ya, acara khidmat janji suciku dengan mas Abdullah akan dilangsungkan nanti malam usai ba'da sholat mahgrib. Setelah kemarin siang aku resmi dikhitbahnya. Bahagia? Jangan ditanya. "Kenapa nggak beli baru atau sewa saja? " tanya mbak Lita yang tiba-tiba muncul. Ia berjala
last updateLast Updated : 2022-06-21
Read more

Sah (Kedatangan keluarga Arga)

#MPSPart 39 Sah"Alhamdulillah .... " Ucap serentak para tamu undangan yang hadir usai ijab qobul dilakukan.Resmi sudah status jandaku hilang. Dan kini aku sah menjadi istri dari mas Abdullah. Meskipun baru istri secara agama. Namun setelah ini, aku dan mas Abdullah akan bersegera mengurus syarat-syarat guna meresmikan pernikahan kami secara negara. Tentunya dengan bantuan dari abah. Dari acara akad hingga sekarang pada akhir acara, semua berjalan lancar. Kekhawatiranku tentang apa yang bu Joko katakan sebelumnya sirnalah sudah. Aku pun bisa bernafas lega. "Kok aneh ya? " Kata bu Joko sedikit merapatkan tempat duduknya di dekatku. Posisinya yang berada di belakangku kini semakin dekat, bahkan setiap hembusan nafas bu Joko aku bisa mendegarnya. Ah, walaupun agak risih dibuatnya. Ya, sejak tadi sore bu Joko sudah sibuk ikut membantu di rumah ini bersama ibu-ibu yang lain. Entah apa tujuannya, karena mengingat bu Joko bukan termasuk kerabat atau pun tetangga dekat. Tapi apapun itu,
last updateLast Updated : 2022-06-22
Read more

Penyesalan Mas Arga

t#MPS Part 40 Penyesalan mas Arga "Maksud kamu apa, sih? " Preti semakin terlihat sewot dengan perkataanku barusan. Bagus. Umi pun akhirnya kembali dengan membawa dua kantong plastik bening yang berisikan beberapa nasi kotak sama persis dengan yang dibagikan kepada para tamu undangan yang hadir tadi. Umi menyerahkan kantong plastik tersebut pada mas Arga. "Bawa ini. Bagikan juga pada Tama dan keluargamu yang lainnya," pesan umi."Terima kasih, Mi," ucap mas Arga lirih. "Terima kasih ya Bu Hamdan, " kata bu Darmi yang hendak berpamitan untuk pulang disertai senyum sumringahnya setelah mendapat apa yang mereka inginkan. Preti pun beranjak dari duduknya, mengikuti bu Darmi yang berjalan kearah pulang. Tanpa basa-basi berucap terima kasih, yang sebenarnya membuatku hatiku semakin gedeg. Huh, terbuat dari apa hati wanita itu. Namun tidak dengan mas Arga. Ia hanya diam mematung di posisinya, tidak mengikuti langkah ibunya yang sudah beberapa langkah mendahuluinya. "Mas?" Preti meman
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more
PREV
1234569
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status