All Chapters of KUMISKINKAN MANTAN SUAMI DAN GUNDIKNYA: Chapter 41 - Chapter 50

56 Chapters

BAB 41 JEBAKAN

BAB 41JEBAKAN“Halo!”“Mas, tolong aku!” ujar Airin lirih sambil terisak.“Airin, ada apa?” tanya panik.“Tolong aku, Mas!” ujar Airin lagi.“Kamu dimana sekarang?” tanyanya panik.“Aku di apartemen, Mas!” sahut Airin lirih.“Baiklah, aku akan segera kesana! Kamu tunggu ya!” ujar Ardhan, lalu segera mematikan panggilan. Dia segera melesat menuju apartemen Airin. Ardhan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia takut terjadi sesuatu dengan Airin. Apapun alasannya, dia satu-satunya keluarga Anita yang tersisa. Beruntung, lalu lintas pun lancar. Setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit, Ardhan telah tiba di area apartemen Airin.Sesampainya di apartemen, Ardhan mendapati pintu apartemen tidak terkunci rapat dan dalam keadaan gelap gulita. Ardhan segera masuk dan mencoba menyalakan saklar lampu, namun hasilnya nihil. Alhasil, Ardhan mengeluarkan ponselnya dan menyalakan senter. Dengan penerangan seadanya, dia mencoba mencari keberadaan Airin.“Rin! Airin!” panggilnya
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

BAB 42 KIENAN MENGHILANG

BAB 42KIENAN MENGHILANGArdhan melajukan kendarannya dengan kecepatan tinggi. Dia berusaha mencari keberadaan Kienan, namun sayang, dia telahkehilangan jejak. Ardhan segera melajukan kendarannya kembali ke rumah. Dia berharap, Kienan pun pulang. Sesampainya di rumah, Ardhan segera memarkirkan kendaraannya. Sayang, mobil sang istri belum kelihatan. Ardhan menunggu di depan dengan gelisah.Ardhan melirik jam di dinding yang berada di ruang tamu. Sudah pukul 02.00 WIB dini hari. Mobil Kienan belum kelihatan sama sekali. Ardhan kembali gelisah. Dia mencoba menghubungi ponsel sang istri, namun sayang, ponselnya tak aktif. Ardhan mengacak rambutnya frustasi.Sementara itu, di apartemennya, Airin tersenyum puas. Rencananya berjalan dengan lancar. Tiba-tiba, lampu apartemennya kembali menyala dan Pak Cakra masuk ke dalam apartemennya.“Bagaimana? Apa kamu puas dengan hasilnya?” tanya Pak Cakra.“Puas sekali! Terima kasih!” ujar Airin sambil memeluk Pak Cakra. “Aku tidak butuh terima kasih d
last updateLast Updated : 2022-07-22
Read more

BAB 43 KEPULANGAN KIENAN

BAB 43KEPULANGAN KIENAN“ Sayang, kamu sudah pulang! Syukurlah!” ujar Ardhan sambil merentangkan kedua lengannya hendak memeluk Kienan, namun Kienan menghindar.“Sayang!” ujar Ardhan memelas. Kienan menatap Airin tajam. Mendapat tatapan seperti itu, Airin mengkerut. Dia menunduk dan bersembunyi dibalik tubuh Ardhan. Kienan tersenyum sinis. “Pulanglah!” ujar Ardhan kepada Airin.“Tidak perlu. Ada yang ingin saya bicarakan dengan kalian!” sahut Kienan.Kienan melangkahkan kakinya duduk di sofa diikuti oleh Ardhan dan Airin.“Sayang, apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Ardhan gugup.Kienan menghela napas panjang. Dia berusaha menetralkan perasaannya.“Saya sudah memutuskan, saya merestui hubungan kalian. Jadi, kalian tidak perlu berhubungan di belakang saya!” ujar Kienan.“Sayang, apa maksudmu? Aku dan Airin tidka punya hubungan apa-apa!” sahut Ardhan.Kienan menatap Ardhan sinis.“Tidak ada hubungan apa-apa? Lalu yang kemarin itu apa?” tanya Kienan sarkas.“Sayang, itu hanya kesalaha
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

BAB 44 MEMBUKA KEDOK AIRIN

BAB 44MEMBUKA KEDOK AIRINPenghulu pun telah tiba. Ardhan dan Airin telah duduk bersanding di tempat yang telah disediakan. Kienan menatap nanar ke arah mereka. “Bagaimana saudara Ardhan? Anda sudah siap?” tanya sang penghulu.“Tolong, beri saya waktu sebentar lagi, Pak! Ada yang ingin saya perlihatkan sebelum akad nikah dimulai! “ ujar Ardhan.“Baik, silahkan!” ujar sang penghulu.“Apa lagi, Mas? Kenapa gak nanti saja sih?” protes Airin.Ardhan mengulas sebuah senyuman.“Gak papa, sebentar saja kok!” sahut Ardhan.“Baiklah, sebelum saya mengucapkan akad nikah, ada yang ingin saya perlihatkan terlebih dahulu! Alex, tolong putar videonya!”Lampu ruangan dimatikan. Semua mata tertuju pada layar LCD yang terpampang di hadapan mereka. Disana, tampak sebuah rekaman video yang memperlihatkan Airin tenga bertemu dengan seseorang.“Mas, apa-apaan ini?” protes Airin. “Diamlah!” ujar Ardhan tenang.“Gak, hentikan video itu sekarang juga!” ujar Airin lagi.“Diam atau aku akan menyebarkan vide
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

BAB 45 PENCULIKAN

BAB 45PENCULIKAN"Oya, sayang! Kapan jadwal mengambil hasil laborat Celine?" tanya Ardhan."Harusnya sih kemarin," sahut Kienan."Kenapa diam saja? Trus, belum kamu ambil?" tanya Ardhan lagi.Kienan menggelengkan kepalanya. "Ya sudah, sana kalian ambil saja! Anak-anak biar disini!" ujar Halimah."Apa gak merepotkan, Ma?" tanya Kienan."Merepotkan apanya? Lha wong ada Ratna sama Bi Asih juga," sahut Halimah."Bener, sebaiknya segera kalian ambil. Biar kita tahu hasilnya. Jangan khawatirkan anak-anak!" sahut Papa Ardhan."Iya, Pa. Ayo, Sayang, kita berangkat sekarang! Mumpung masih jam segini!" ujar Ardhan.Mereka pun segera meninggalkan rumah tersebut. Semoga tidak ada yang serius, harap Kienan dalam hati.***Empat bulan telah berlalu. Sejak kejadian itu, rumah tangga mereka kembali harmonis. Airin sudah tidak pernah menampakkan batang hidungnya lagi. Dia tidak pernah mengunjungi Bulan lagi ataupun mengajaknya menginap di rumahnya. Niken, salah satu babysitter si kembar yang diketa
last updateLast Updated : 2022-08-14
Read more

BAB 46 KECELAKAAN

BAB 46KECELAKAAN"Pak, bagaimana perkembangan pencarian putri kami?"tanya Ardhan tak sabar. "Kemarin, kami sudah menemukan jejak nona Airin di kota X. Kami berkoordinasi dengan kepolisian setempat dan hendak melakukan penangkapan, tapi ….""Tapi apa, Pak?" tanya Kienan tak sabar."Nona Airin berusaha melarikan diri, jadi kami melakukan pengejaran. Beliau mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Di persimpangan, nona Airin menerobos lampu merah dan mengalami kecelakaan," sahut petugas tersebut."Ya Tuhan!" sahut Kienan shock. "Lalu, bagaimana kondisinya sekarang?" tanya Ardhan. "Nona Airin dinyatakan meninggal di tempat. Kami sedang melakukan autopsi terhadap jenazah beliau.""Lalu, bagaimana dengan putri kami?" tanya Kienan khawatir."Kami tidak bisa menemukan putri Anda. Putri Anda tidak ada di dalam mobil.""Lalu, dimana dia?" tanya Kienan yang kini sudah mulai terisak. "Kami sedang berusaha mencarinya, Bu. Walaupun tidak ada petunjuk sama sekali, kami akan tetap berus
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

SEASON 2 BAB 1 dan 2

BAB 1NASIB NANADor dor dor ....“Nana, buka pintunya!” teriak Narti, mertua Nana.“Nana!” teriaknya lagi.“Ada apa, Bu?” tanya Nana usai membuka pintu.“Enak banget jam segini malah tidur. Sudah merasa jadi nyonya sekarang? Lihat, dapur masih berantakan, baju-baju juga belum dicuci, kamu malah enak-enakan tidur!” bentak mertuanya.“Bukan begitu, Bu! aku lagi gak enak badan! Aku mau istirahat sebentar, Bu!” sahut Nana.“Jangan banyak alasan kamu! Cepat, kerjakan tugasmu!” bentak mertuanya lagi.“Tapi, Bu ....”“Gak ada tapi-tapian. Cepat!” ujar Narti sembari mendorong tubuh Nana untuk segera melangkah keluar. Dengan sempoyongan, Nana melangkah ke dapur.Sebenarnya, sejak pagi tadi Nana sudah bangun untuk memasak. Namun, karena sakit kepalanya sudah tak tertahankan lagi, dia memilih berbaring sejenak. "Mbak, ini sekalian dicuci ya! Besok mau aku pakai!" ujar Vivi, adik iparnya, seraya melempar sebuah baju ke wajah Nana. Nana hanya mampu menghela nafas panjang.Mau bagaimana lagi? Me
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

SEASON 2 BAB 3 DAN 4

BAB 3KEMARAHAN RENOPukul 17.00 WIB Mana terbangun dengan badan yang lebih segar. Usai membersihkan badan, Nana segera melangkah keluar sebelum mertuanya marah. Di ruang tengah, Nana melihat sang mertua tengah menangis sesenggukan di pelukan suaminya."Mas, Ibu kenapa?" tanya Nana heran. Reno menatap Nana nyalang."Apa yang kamu lakukan sama Ibu?" bentak Reno."Apa maksudmu, Mas? Aku tidak berbuat apa-apa!" sahut Nana."Tidak berbuat apa-apa? Ibu sampai nangis gini kamu bilang tidak berbuat apa-apa?" bentak Reno."Mas, aku beneran gak tahu! Aku aja baru bangun tidur!" sahut Nana membela diri."Nah, itu! Itu yang bikin Ibu nangis!" bentak Reno."Maksudnya bagaimana sih, Mas? Aku gak ngerti!" tanya Nana lagi."Masih bilang gak ngerti juga? Baik, aku jelaskan. Kamu biarkan Ibu mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian, sementara kamu seharian hanya tidur-tiduran? Keterlaluan!" bentak Reno."Apa?" Nana menatap mertuanya bingung. Melihat sang mertua masih terisak, akhirnya Nana paham.
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

SEASON 2 BAB 5 DAN 6

BAB 5TAMU TAK DIUNDANGNana pun segera melangkah ke depan dan membuka pintu. Saat pintu telah terbuka, Nana termangu menatap tamunya."Siapa, Na?" tanya Narti yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya. Nana menoleh menatap sang mertua, lalu sedikit menyingkir dari pintu."Prita! Tumben pagi-pagi sudah sampai sini! Ayo, masuk!" sapa Narti seraya tersenyum lebar."Iya, Bu, maaf mengganggu!" sahut Prita merasa tak enak. "Gak papa, ayo masuk!" sahut Narti.Dengan tersenyum lebar, Prita masuk ke dalam rumah. Nana mematung di tempatnya seraya menatap Prita. "Ngapain kamu bengong disitu? Sana, lanjutkan masaknya!" sentak Narti kepada Nana. Dengan terpaksa, Nana melangkah ke belakang dan melanjutkan aktivitasnya."Ada apa, Prit? Tumben pagi-pagi sudah main ke sini!" tanya Narti lagi."Iy, Bu. Semalam aku ketemu Bang Reno, katanya Nana sakit. Aku pikir pagi ini gak ada yang masak. Jadi, ini aku bawakan makanan untuk sarapan. Ternyata Nana sudah sembuh, ya!" ujar Prita."Aduh, jadi merepot
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more

SEASON 2 BAB 7

BAB 7MULAI BEKERJA"Bang, aku mau ngomong!" ujar Nana. Saat ini, mereka telah selesai makan malam dan sedang bersiap untuk tidur."Kalau masalah yang tadi pagi, aku gak bisa, Na. Uangku sudah habis. Lagian, benar kata Ibu, mereka kan orang tuamu,ngapain aku harus ikut repot?" sahut Reno cuek."Aku tahu, Bang. Makanya, sekarang aku mau minta izin!" sahut Nana."Izin apa?" tanya Reno penasaran."Aku ditawari pekerjaan di rumah mantan majikannya Mbak Siti. Kalau boleh, aku kerja disana!" ujar Nana. "Kerja apa?" tanya Reno."Jadi pembantu, Mas!" sahut Nana.Reno tersenyum sinis."Kamu memang pantasnya jadi babu!" sahut Reno.Nana menghela nafas panjang."Aku ingin membantu ekonomi orang tuaku, Mas. Kasihan,mereka itu sudah tua. Sudah seharusnya mereka beristirahat!" ujar Nana."Bagaimana dengan pekerjaan kamu disini?" tanya Reno."Aku akan mengerjakan sebelum dan setelah pulang bekerja, Mas! Mas Reno jangan khawatir! Aku tidak akan melalaikan kewajibanku!" ujar Nana lagi.Reno tampak se
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status