BAB 1NASIB NANADor dor dor ....“Nana, buka pintunya!” teriak Narti, mertua Nana.“Nana!” teriaknya lagi.“Ada apa, Bu?” tanya Nana usai membuka pintu.“Enak banget jam segini malah tidur. Sudah merasa jadi nyonya sekarang? Lihat, dapur masih berantakan, baju-baju juga belum dicuci, kamu malah enak-enakan tidur!” bentak mertuanya.“Bukan begitu, Bu! aku lagi gak enak badan! Aku mau istirahat sebentar, Bu!” sahut Nana.“Jangan banyak alasan kamu! Cepat, kerjakan tugasmu!” bentak mertuanya lagi.“Tapi, Bu ....”“Gak ada tapi-tapian. Cepat!” ujar Narti sembari mendorong tubuh Nana untuk segera melangkah keluar. Dengan sempoyongan, Nana melangkah ke dapur.Sebenarnya, sejak pagi tadi Nana sudah bangun untuk memasak. Namun, karena sakit kepalanya sudah tak tertahankan lagi, dia memilih berbaring sejenak. "Mbak, ini sekalian dicuci ya! Besok mau aku pakai!" ujar Vivi, adik iparnya, seraya melempar sebuah baju ke wajah Nana. Nana hanya mampu menghela nafas panjang.Mau bagaimana lagi? Me
Last Updated : 2022-08-19 Read more