Home / Romansa / Cinta dan Dosa / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Cinta dan Dosa: Chapter 61 - Chapter 70

80 Chapters

61. Cerita Masa Lalu

“Mommy! Bisma mau lanjut sekolah basket aja sudah ini,” pinta Bisma kecil kepada Fatma. Usianya sekarang 12 tahun, dan dia baru saja lulus dari Sekolah Dasar.Fatma tersenyum, dia mengusap puncak kepala Bisma. “Boleh! Tapi, izin dulu sama Daddy kamu.”“Kenapa harus izin Daddy,” tanya Bisma.“Takut Daddy kamu gak setuju, kita kan keluarga pengusaha.”“Tapi, ada kak Willy yang bisa meneruskan perusahaan, Mom. Bisma ingin bebas, gak mau ngurusin bisnis.”Fatma hanya terkekeh, “Ngerti apa sih, kamu soal bisnis?”“Mom, aku udah lulus SD. Aku mengerti tentang urusan orang-orang dewasa, apalagi Daddy setiap hari selalu saja topiknya, bisnis, perusahaan, sukses, aku bosan.”“Kamu tenang aja, Kakak yang akan jalankan bisnis Daddy.” Willy–Kakak Bisma menghampiri sang adik yang sedang mengutarakan keinginannya.“Benarkah?”“Yups! Bukankah kamu suka dengan kebebasan, Kakak akan dukung kamu. Kamu bisa jadi pemain basket yang handal, lalu setelah besar kamu membuat sebuah tim, dan kakak yang akan m
last updateLast Updated : 2022-06-12
Read more

62. Sebab Akibat

“Dasar anak bodoh! Sampai kapan kamu buat aku marah. Hah!” Adi begitu murka saat mendengar penjelasan dari salah satu pekerja.Bisma saat ini sedang berlindung dalam dekapan Fatma.“Jangan halangi aku! Akan aku buat dia mengerti!” Adi mencoba menarik Bisma. Tapi, Fatma begitu kuat memegangi Bisma.“Bisma masih kecil! Jangan bersikap kasar kepadanya!”“Lalu aku harus bersikap seperti apa? Anaku, pewaris yang sudah aku siapkan untuk mengurus perusahaan, dia sedang sekarat. Dan ini gara-gara anak kesayangan kamu!”Anak! Bisma juga anak Adi, kenapa … kenapa selalu Willy yang menjadi kebanggaanya. Bisma bingung harus bersikap apa? Dia tidak bisa membenci Willy, ini memang kesalahan Adinyang tidak bisa adil kepada anak-anaknya.“Aku juga anak Daddy!” teriak Bisma.“Baik! Buktikan jika kamu memang anak aku. Jangan pernah mengecewakanku.”Adi segera berlalu dari parkiran, dia menuju ke arah ruang IGD. Tepat dimana Willy sedang ditangani.“Jangan tinggalkan Daddy! Kamu anaknya, kamu satu-satun
last updateLast Updated : 2022-06-14
Read more

63. Pecinta Wanita

“Kamu! Kenapa nilai kamu anjlok?” Adi Prasetyo kembali memarahi putranya, saat mengetahui hasil ujian kenaikan kelas Bisma kembali anjlok.“Aku sudah bilang, aku malas belajar, Dad! Aku gak bisa ikut sekolah formal, terlalu dipaksakan gak bakal benar,” jawab Bisma dengan santai. Bentakan yang selalu dia takutkan kini sudah tidak berlaku, semua berubah menjadi rasa muak dan tidak ingin menghormati sang ayah lagi.“Kamu mau jadi apa Bisma? Kamu anakku satu-satunya saat ini. Belajar yang benar!” Adi kembali membentak anaknya, kini tangannya sudah terjatuh hendak menampar anaknya.“Cukup!” Fatma berteriak dengan kencang, membuat Adi mengurungkan niatnya.“Bukan seperti ini caranya.” Fatma segera menghampiri Bisma dan memeluk anak semata wayangnya.“Bela dan lindungi saja dia, menikah dengan kamu memang sial!” Adi menatap Fatma dengan tajam, lalu meninggalkan keduanya dengan penuh amarah.“Mommy gak perlu bela aku seperti ini, aku sudah besar!” Bisma memeluk pelukan Fatma, lalu bangkit dan
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

64. Permintaan Bodoh

“Kira-kira seperti itu Bisma kecil. Masih banyak hal-hal lainnya, yang menyebabkan dia menjadi nakal, Mel.”Maudi menceritakan semua kisah Bisma kepada Melati yang saat ini sedang berada diruang tunggu. Dikarenakan Dokter sedang memeriksa Bisma dikamarnya. Lelaki itu sengaja, merahasiakan tentang Bisma yang suka minum dan mengkonsumsi obat terlarang.“Aku mengerti!” Melati menatap lelaki itu, “Tapi, semua itu gak akan membuat aku bisa menyukai dia, Kak!”“Mel? Kamu …. ”“Aku tahu maksud Kakak. Aku tahu maksud Tante Fatma. Kalian mau aku menjalin hubungan sama Bisma kan setelah ini?”Maudi tertunduk, sesungguhnya dia tidak ingin melibatkan Melati lagi. Tapi, dia yakin, setelah kecelakaan, Bisma akan benar-benar berubah.“Aku mohon!”Melati menatap Maudi dengan sinis.“Bagaimana kamu memohon kepada perempuan yang menyukai kamu untuk dekat dengan lelaki lain. Kamu tega, Kak!”“Aku akan memenuhi janjiku sama kalian semua.” Melati bangkit dari duduknya.“Aku akan dampingi Bisma selama peng
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

65. Harapan

“Mmmh ….” Melati tampak kikuk, dia mengatur sedikit nafasnya, “hai, Om. Apa kabar?” tanyanya mencoba mencairkan suasana.Adi Wijaya hanya berdehem, dia memperhatikan penampilan gadis di depannya dari atas sampai bawah.Tidak buruk, Melati terlihat seperti anak dari keluarga menengah keatas. Tidak mungkin, dia dibayar oleh sang istri agar menemani Bisma.“Siapa nama kamu kemarin?” tanya Adi Wijaya sekali lagi. Ia tampaknya melupakan nama Melati.“Melati, Om,” jawab melai ramah.“Apa yang membuat kamu begitu peduli dengan Bisma?” tanya Adi Wijaya, “Kamu terlihat tidak seperti pacar-pacar Bisma yang saya ketahui,” lanjutnya.Pacar? Apa Adi selama ini mengawasi putranya? Tapi, menurut cerita dari Maudi, bukankah lelaki dihadapannya tampak acuh kepada Bisma.“Saya hanya teman Bismaa, Om,” jawab Melati menunduk.“Teman? Bukankah kamu perempuan yang dibawa Bisma ke Villa?” tanya Adi penuh selidik. Dia sedikit ingat dengan wajah gadis yang terlihat lugu di depannya.“Saya … hanya main saja den
last updateLast Updated : 2022-07-29
Read more

66. Kilas Balik

Suara langkah kaki seseorang terdengar begitu cepat, bahkan tak jarang orang itu menabrak orang-orang yang berada di depannya. Tujuannya hanya satu, ingin segera ke ruang perawatan sang anak.“Melati!” Fatma langsung menghampiri Melati yang sedang menunggu diruang tunggu. Bahkan tanpa sungkan ia memeluk gadis muda di hadapannya.Suara isak tangis mulai terdengar, Melati hanya bisa mengusap punggung wanita yang sudah melahirkan Bisma tersebut.Sebagai seorang Ibu, hal yang paling diutamakan adalah kebahagiaan anaknya. Saat mengetahui sang anak terbaring lemah, bahkan tak sadarkan diri begitu lama, adalah sebuah hal yang begitu berat. Dan … saat mengetahui secercah harapan itu tiba, kebahagiaan tidak dapat dijelaskan lagi.“Terimakasih! Terimakasih sudah mau menemani masa-masa sulit Bisma selama ini.”“Berkat kamu, Bisma bisa memulai kembali hidupnya.”Melati hanya tersenyum, tak tahu harus mengucapkan apa kepada wanita dihadapannya.“Tante berharap, para Dokter bisa membawa kabar baik
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

67. Adik dan Kakak

“Gue gak nyangka kalau Elvano suka sama Gue,” batin Nayla.Selama ini dia salah mengira, dia selalu berpikir bahwa orang yang disukai Elvano adalah sang Kakak. Tetapi, tadi malam … Elvano mengungkapkan, bahwa orang yang disukai sejak dulu adalah Nayla.“Apa Gue hanya dijadikan pelampiasan?” Nayla menggeleng. Tidak ingin terbawa oleh perasaan.Dia ingin hubungannya dengan lelaki tersebut tetap baik-baik saja, bila persahabatan berubah menjadi cinta, maka situasinya akan berbeda. Lebih buruk lagi, apabila hubungan mereka berakhir. Keduanya, tidak akan ada jaminan untuk dekat seperti dulu.Tok. Tok. Tok.“Nay! Kamu didalam?” tanya seseorang dari luar. Nayla bangkit dari tempat tidurnya dan segera membuka pintu.“Masuk, Kak!” pinta Nayla. Ia langsung merebahkan dirinya di atas tempat tidur, diikuti oleh sang Kakak.“Tumben kesini?” tanya Nayla.Melati menggeleng, dia pun memeluk Nayla dari belakang. “Kamu lagi ada masalah aga sama Elvan?”“Nggak ada,” jawab Nayla.“Heemm!” Melati memilih
last updateLast Updated : 2022-08-06
Read more

68. Kelemahan Seorang Pria

“Aku akan usahakan, Tan!” Maudi menunduk setelah berbicara panjang lebar bersama Fatmawati.“Terimakasih!” Fatma menyeka sudut matanya, merasa bahagia atas apa yang telah mereka setujui sebelumnya.“Jangan sampai Om Adi mengetahuinya.” Fatma menepuk pundak Maudi, lalu berlalu meninggalkan pemuda itu seorang diri.Maudi hanya bisa memejamkan matanya, menahan sesak yang ada di dalam dadanya.“Maafkan aku, Mel!” Pemuda itu meremas rambutnya, sekali lagi. Sekali lagi dia harus mengorbankan perasaannya dan perasaan oran yang dia cintai.“Aku memang gak pantas untuk menyukai kamu. Aku hanya bisa melukai hati kamu.” Maudi menunduk, dia sudah bertekad untuk membuat Melati menyukai Bisma.“Aku memang merasa, Bisma banyak berubah saat mengenal kamu. Demi kebaikannya, aku akan membuat kamu jatuh cinta juga kepada Bisma.”Maudi bangkit, setelah ini dia harus menemui Melati yang sangat sulit untuk dia hubungi. Bahkan gadis
last updateLast Updated : 2022-08-06
Read more

69. Rasa ini masih sama

Di Tempat lain, Maudi kini tengah mengunjungi Melati dirumahnya. Saat itu tidak ada siapa-siapa selain Melati dan juga Nayla.“Aku rasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Kak!” ucap Melati, tanpa menoleh sedikitpun kearah pemuda itu.“Aku mohon, Mel! Demi …. ”“Demi siapa?” tanya Melati tajam, memotong ucapan Maudi.“Gak ada yang diuntungkan dalam hal ini. Semua hanya kebohongan, aku tersakiti begitupun Kakak,” paparnya.“Dan juga, aku sangat merasa berdosa bila harus membohongi keluarga Bisma dan juga Bisma sendiri,” isaknya.“Mel! Satu-satunya cara agar semua baik-baik saja. Kamu bisa belajar mencintai Bi—”“AKU GAK MAU!” potong Melati. “Kakak tahu betul bagaimana keadaan aku saat itu, bisa menemani Bisma selama berhari-hari itu sudah sangat cukup. Jangan minta aku untuk berbuat lebih.”“Mel! Hanya selama masa pemulihan. Aku jamin ini gak akan lama.”Melati tertawa, “kamu itu pengecut! Kamu selalu berkorban dan mengorbankan orang lain!”Maudi hanya menunduk, apapun itu. Asal Bi
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

70. Siapa Yang Akan Tersakiti?

Beberapa menit berlalu, keduanya masih dalam posisi yang sama. Tanpa sadar, air mata Melati kembali meleleh.Dia dapat merasakan kasih sayang dan cinta dari Maudi melalui kecupan ini.Hingga … Maudi melepaskan kecupan antara keduanya, dia berbisik di telinga sang gadis. “Aku sangat mencintai kamu, Mel!”Melati hanya bisa memejamkan matanya, dirinya tidak bisa memberontak lagi, terlebih saat Maudi kembali mengecup bibirnya berkali-kali. Tanpa sadar, dia mengalungkan kedua tangannya ke leher pemuda dihadapannya.Begitupun Maudi, dia memeluk Melati erat. Untuk pertama kalinya dia berani menautkan kecupan itu hingga ke bawah. Keduanya, seolah lupa dimana posisi mereka berada sekarang.Emosi yang tadi sempat terlupakan, membuat keduanya sama-sama ingin melakukan hal yang lebih. Amarah dan penyesalan, seketika mereka hapuskan.Karena, sejatinya. Keduanya saling mencintai satu sama lain. Maudi pun lupa akan janjinya kepada sang Tante.“Kak! Tamunya sudah p
last updateLast Updated : 2022-08-08
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status