Home / Romansa / Topeng Si Suami Idaman / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Topeng Si Suami Idaman: Chapter 21 - Chapter 30

92 Chapters

Chapter 21

Dinar menatap Rania dalam-dalam dengan sorot sendu dan berkaca-kaca. Dia berusaha mengambil hati dan membujuk istri dari kekasihnya itu agar membiarkan dia menikah dengan suaminya."Sebagai sesama wanita, seharusnya kau bisa merasakan apa yang saat ini aku rasakan. Kau harusnya tahu betapa menderitanya ada di posisiku sekarang," ucap Dinar serius."Mungkin aku bisa tahan walau seluruh dunia menghinaku, tapi aku tidak akan tahan jika mereka menghina anakku. Jadi, tolong izinkan mas Farhan menikah lagi denganku, demi anak yang kukandung," ucap Dinar lagi sambil menatap dalam manik Rania.Rania tersenyum simpul merasa lucu dengan sikap wanita yang ada di hadapannya itu. Dinar bersikap seolah-olah dirinya hanya korban padahal sebenarnya dia lah pemain sebenarnya."Selama ini mas Farhan sangat menginginkan seorang anak yang belum bisa dia dapatkan dari pernikahannya denganmu. Jadi, begitu mas Farhan tahu aku hamil, mas Farhan terlihat sangat bahagia. Apa kau tega men
last updateLast Updated : 2022-04-12
Read more

Chapter 22

Pria itu duduk di sisi lain bangku yang diduduki Rania. Bibir tipisnya melengkung membentuk senyum tipis yang manis."Kau sedang apa di sini?" tanya Rania.Kendrick tidak langsung menjawab, dia membuka tutup botol air mineral lalu menyimpannya di dekat Rania agar wanita itu meminumnya."Aku tidak sengaja lewat, terus lihat kamu sedang menangis sendirian di sini," ucap Kendrick.Rania tertunduk sambil menghela napas panjang, setelah itu dia mengambil botol air mineral yang tadi diberikan Kendrick lalu meminumnya sedikit."Jadi, apa sekarang kau sudah merasa lebih baik?"Rania menoleh, menatap wajah pria di sampingnya itu dengan sorot yang sulit diartikan sambil menutup botol dan menyimpannya kembali di tempatnya."Ya begitulah, cukup baik," jawab Rania asal.Tak ada yang baik-baik saja saat rumah tangga sedang diambang kehancuran. Namun, Rania tak berhak bercerita masalahnya kepada orang luar untuk menghindari fitnah."Bagaimana tanganmu?" tan
last updateLast Updated : 2022-04-12
Read more

Chapter 23

Bagai tersambar petir di siang bolong. Ungkapan Farhan baru saja begitu memekakkan telinga Rania hingga sakitnya tembus ke ulu hati. Kedua tangan Rania mengepal meremas ujung pakaian yang dikenakannya. Manik matanya mulai berkaca-kaca dan mengeluarkan cairan bening."Aku belum hamil bukan berarti aku mandul, Farhan," ucap Rania dengan suara bergetar. "Kita baru satu tahun menikah, wajar jika aku belum bisa memberikanmu seorang anak.""Kau pikir, istri mana yang tidak mau cepat-cepat memiliki anak setelah menikah? Aku juga sama denganmu, ingin memilikinya untuk melengkapi kebahagiaan kita," tutur Rania dalam tangis yang tak terbendung lagi.Farhan bergeming di tempatnya sambil mendengarkan perkataan sang istri yang hatinya telah dia lukai. Sejujurnya dia tidak sengaja mengatakan semua itu karena tak kuasa menahan kesal dan mungkin cemburu setelah melihat Rania dekat dengan pria lain."Rania, maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu," ucap Farhan. Dia berusaha untuk
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

Chapter 24

Rania menghela napas panjang sembari menatap pantulan tubuhnya sendiri di dalam cermin. Wajahnya masih nampak sembab, sisa menangis semalaman.Kenyataan pahit yang tadi malam dia ketahui, berhasil menusuk-nusuk relung hati terdalamnya. Bukan hanya mendapatkan pengkhianatan, faktanya selama ini dia telah ditipu mentah-mentah oleh suaminya sendiri.Farhan, suami idaman Rania itu kini mulai menampakkan sifat aslinya. Pria itu membuka topeng yang selama ini menutupi segala niatan busuknya terhadap Rania."Aku tidak boleh menyerah. Aku harus memperjuangkan semua milikku dari orang-orang yang ingin merampasnya dariku," gumam Rania.Sorot matanya nampak tajam menatap pantulan wajahnya sendiri di cermin. Sedetik kemudian, dia kembali menghela napas panjang, berusaha menguatkan dirinya sendiri. Dia mengambil tas dan juga ponselnya sebelum pergi keluar dari kamar.Pagi ini rumahnya nampak benar-benar sepi, tak seperti pagi-pagi sebelumnya. Dia yang selalu bergelut di dapur menyiapkan sarapan un
last updateLast Updated : 2022-05-08
Read more

Chapter 25

Sepasang netra tajam menyerupai elang menyipit melihat gerak gerik mencurigakan dua pria sedang mengikuti seorang wanita yang sangat familiar baginya. Kendrick yang semula ingin mampir ke kafe, mengurungkan niatnya turun dari mobil.Dia memutuskan untuk mengikuti mobil yang melaju lebih dulu membawa Rania bersama dua pria mencurigakan tadi. Sembari mengemudi, Kendrick mencoba menghubungi seseorang untuk membatalkan pertemuan yang telah mereka sepakati sebelumnya. Pandangannya terus melihat ke depan, tak ingin kehilangan jejak mobil yang sedang dia ikuti."Maaf," ucap Kendrick menyesal. "Mendadak ada pekerjaan penting yang tak bisa aku tinggalkan sekarang," sambungnya lagi.Kendrick diam menerima kekecewaan yang terdengar jelas dikatakan oleh seseorang di seberang teleponnya. Namun, dia tetap yakin dengan keputusannya saat ini. "Aku akan menghubungimu lagi nanti. Sekali lagi, maaf."Kendrick langsung mengklik tombol yang berfungi untuk mematikan sambungan teleponnya secara sepihak tan
last updateLast Updated : 2022-05-14
Read more

Chapter 26

Langkah Farhan yang baru saja pulang dari kantor terhenti sejenak di depan pintu saat dia merasakan getaran berasal dari ponselnya. Dia membuka kunci layar dan langsung melihat pesan yang dikirimkan nomor tak dikenal. Sebuah foto dan video singkat berdurasi 5 detik yang memperlihatkan wajah Rania bersama seorang pria dalam kamar hotel.Kedua bola matanya membulat sempurna diiringi rahang yang mengeras. Refleks, Farhan mencengkram erat ponselnya sebelum kemudian dia melanjutkan langkah menuju ke rumahnya."Baru saja aku ingin menghubungi Mas, kebetulan sekali," ucap Dinar sembari berjalan menyambut kedatangan Farhan dari kantor.Sejak Rania keluar dari rumah mewah itu, Farhan mengizinkan Dinar untuk tinggal bersamanya. Selain karena sebentar lagi mereka akan resmi menikah, juga karena Farhan sangat mencemaskan keadaan Dinar yang sedang mengandung calon anaknya.Kedua alis wanita itu mengernyit dalam saat memerhatikan seraut wajah masam yang ditunjukkan suaminya."Kenapa wajah Mas ditek
last updateLast Updated : 2022-05-15
Read more

Chapter 27

"Kamu sudah bangun?" Kendrick merasa lega saat melihat Rania akhirnya sadar. "Syukurlah, kamu baik-baik saja sekarang," ucap Kendrick lagi.Masih belum sadar sepenuhnya, Rania mengejapkan mata beberapa kali menyesuaikan penglihatannya dengan silau cahaya lampu. Rania bingung dan merasa asing dengan ruangan yang saat ini dia tempati."Kenapa kamu ada di sini? Aku di mana sekarang?" tanya Rania.Dia berusaha untuk beranjak duduk, tetapi niatnya tertahan kerena kepalanya berdenyut sakit."Hati-hati," ucap Kendrick. Dia refleks langsung membantu Rania yang ingin bangun."Kamu ada di rumah sakit sekarang. Beruntung tidak terjadi sesuatu yang buruk kepada bayimu," jelas Kendrick.Kedua alis Rania mengernyit dalam. Refleks dia menatap wajah pria yang sejak dia membuka mata sudah ada di sampingnya. Dia terdiam sesaat sembari mencerna perkataan Kendrick baru saja."Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Rania sembari mencoba mengingat kembali kejadian sebelum ini. "Seingatku, tadi aku ingin pergi
last updateLast Updated : 2022-05-18
Read more

Chapter 28

Rania terdiam sejenak, mengurungkan niatnya untuk turun dari mobil. Dia melihat kertas dan membaca kembali hasil pemeriksaan kehamilan yang tadi dia dapatkan dari rumah sakit. Rania bingung, apakah dia harus mengatakan kabar baik ini kepada Farhan atau tidak.Hatinya meragu, dia merasakan kebahagiaan dan kesedihan dalam satu waktu secara bersamaan.Helaan napas panjang yang terasa menyesakkan terembus keluar dari mulutnya. Sejenak, dia memejamkan mata untuk menetralkan perasaannya."Aku harus memberi tahu Farhan," gumam Rania. "Ya, aku harus memberi tahunya. Mungkin kabar baik ini bisa memperbaiki hubungan aku dengannya."Rania merasa yakin dengan keputusan ingin memberi tahu Farhan kabar kehamilannya yang baru menginjak usia tiga minggu. Dia sangat berharap kabar baik ini akan memperkuat pernikahannya dengan Farhan.Rania turun dari mobilnya dengan bersemangat. Dia berjalan menuju ke rumah, tak sabar ingin segera menemui Farhan. Namun, niat yang semula sudah kuat itu harus tertahan. D
last updateLast Updated : 2022-05-21
Read more

Chapter 29

"Tunggu!"Farhan mengambil dokumen di atas meja yang sudah dia siapkan sejak dari tadi.Rania berhenti sejenak dan menghela napas panjang. Dengan enggan dia berbalik, kembali melihat ke arah Farhan."Apa lagi?" tanya Rania ketus.Pria itu tak menjawab, dia menggenggam tangan Rania sembari menatapnya dengan sorot yang sulit diartikan. Sedetik kemudian, Farhan meletakkan dokumen yang dia bawa di tangan Rania penuh penekanan."Tandatangani ini," ucapnya pelan tetapi penuh penekanan.Kedua alis Rania mengerut dalam, dia menatap heran ke arah suaminya lalu beralih pada dokumen yang sudah di tangannya."Apa lagi ini?" tanya Rania sinis."Baca saja. Semua sudah jelas tertulis di sana," jawab Farhan tenang sembari memasukkan kedua tangan ke saku celananya.Dia tersenyum tipis penuh arti sembari tak beralih memerhatikan sang istri yang sedang membuka amplop berisi dokumen penting yang sudah pengacaranya siapkan atas perintah Farhan sendiri.Kedua bola mata Rania membulat sempurna. Refleks, sel
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

Chapter 30

Setelah membereskan semua pakaian miliknya ke dalam koper, dengan berat hati dia harus meninggalkan kamarnya yang menyimpan banyak kenangan bersama Farhan. Di ruang tamu, sudah ada Lalita yang sedang duduk menunggunya turun.Rania menoleh ke arah dokumen perjanjian perceraian yang ada di atas nakas. Dia belum sempat menandatanganinya, ah ... sebenarnya tidak berniat sama sekali. Rania menghela napas panjang lalu mengambil dokumen itu dan melihatnya dengan mata berkaca-kaca."Bukan akhir yang seperti ini yang aku inginkan," gumamnya lirih.Suaranya bergetar menahan tangis dan juga sesak di dadanya. Tanpa terasa, setetes cairan bening terjatuh membasahi wajahnya. Rania langsung mengusapnya dengan kasar dan kembali menghela napas panjang untuk menetralkan perasaannya.Dia mengambil bulpoint miliknya dari dalam laci, lalu tanpa berpikir panjang langsung menandatangani surat perceraian itu. Meski berat hati, walau tidak rela pernikahannya harus berakhir seperti ini. Namun, Rania terpaksa s
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more
PREV
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status