"MAMA ..." teriak Alia. Sesuai janjinya mengunjungi rumah Mama Davina di waktu siang. "Hai, sayang! Akhh ... Kamu sudah datang?!" Davina ikut berteriak, muncul menuruni tangga dengan tergesa-gesa, berlari kecil ke arah putri semata wayangnya lalu memeluk erat untuk melepaskan kerinduan. "Mama sudah kangen berat sama kamu tau." Alia membalas pelukan hangat itu. Kedatangannya telah ditunggu Mama tercinta. "Alia juga, Ma." Pelukan terlepas. Davina mencium kening Alia dengan penuh kasih sayang. "Bagaimana keadaan kamu sayang selama tinggal di apartemen Belleza?" tanyanya, suara terdengar sangat khawatir pada Alia. "Aman, Ma. Aku dan Abian merasa nyaman tinggal di apartemen," jawab Alia, berucap meyakinkan agar Davina tidak mengkhawatirkan dirinya. "Mama bagaimana? Baik, kan? Papa mana?" Alia mengedar pandangan, rumahnya sepi. "Tentu saja keadaan Mama baik." Davina mengelus kedua lengan Alia. "Papa sedang di luar kota, sayang. Besok pulang," imbuhnya memberi tahu. Alia mengecutkan bi
Baca selengkapnya