Home / Pernikahan / Kekasih Halalku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Kekasih Halalku: Chapter 11 - Chapter 20

25 Chapters

Abah dan Umi

Udara pagi masih terasa sejuk, matahari mulai memberi kehangatan untuk bumi. Azzam telah sampai di kampus tempat ia mengajar, saat di perjalanan tadi Azzam berusaha mencari istrinya Dina, tapi dia kehilangan jejak, mungkin saja Dina sudah berangkat dengan taxi, karena dia melihat mang Ojin masih berada di garasi mobil. Aku masuk keruangan ku, meletakkan tas kerja dan beberapa berkas materi kuliah nanti. Melihat jam di pergelangan tangan masih menunjukan pukul tujuh tiga puluh masih ada waktu tiga puluh menit lagi waktu untuk menunggu. Azzam pun berlalu ke perpustakaan kampus, ia ingin mengambil sebuah buku yang bisa menambah revrensi materi mengajarnya. Tak disangka, saat Azzam masuk di ruangan yang penuh dengan buku-buku tersebut, ia melihat istrinya sedang duduk berduaan dengan lawa
Read more

Pindah

Setelah satu jam aku mengisi kelas ini, akhirnya aku mengakhiri pertemuan di kelas D. Tugas yang ku berikan sudah di kumpul oleh Ciko. Dan aku meminta Ciko untuk mengantarnya ke ruanganku.Aku berjalan meninggalkan kelas D dan menuju ruangan ku. Aku ingin bersiap-siap untuk pulang, hari ini jam mengajarku telah selesai. Sesuai janjiku pada abah dan umi, aku akan pindah kerumahku di dekat yayasan. Di saat aku ingin berjalan ke parkiran kampus, aku melihat Dina yang berjalan dengan pria lain, sepertinya pria itu Leo yang aku lihat di perpustakaan tadi. Aku coba menghubinginya tapi tidak di angkat. Aku kirim pesan semoga Dina membaca pesanku."Dina, mas tunggu kamu di parkiran ya, kita pulang bareng, sore ini kita pindah ke rumah mas sesuai ucapan mas dengan papa" pesan terkirim ke DinaHampir sepuluh menit aku menunggu di parkiran dan menunggu balasan dari Dina.Ting
Read more

Dina kecewa

Pagi ini aku terkejut dengan keputusan pria yang bersetatus suami ku, oups.. cuma status ya, aku tidak tertarik dengan kehadirannya sedikitpun. Dua puluh lima tahun aku hidup bersama papa di rumah mewah ini, dan di rumah ini pula aku punya banyak kenangan dengan mama, malah dengan gampangnya dia mengajakku untuk pindah kerumahnya. Sebenarnya aku tidak terima dengan keputusan dia yang tiba-tiba. Ingin menolak tapi papa memberi izin kalau anak semata wayangnya ikut dengan pria tua ini. Aku berlari keluar dengan membawa tas kuliahku, tanpa berpamitan dengan papa. Rasanya aku kecewa yang kedua kalinya dengan keputusan papa. Aku berlari keluar rumah tanpa menghiraukan panggilan papa. Aku menaiku taxi yang kebetulan lewat didepan rumah. Meminta supir taxi mengantarkanku ke kampus. Saat aku sampai di pintu gerbang kampus, aku buru-buru berjalan ke perpustakaan, hari ini ak
Read more

Leo penghibur hati

Pelajaran sesi pertama telah selesai, kini aku sedang berada di kantin kampus lma kamu Din" ucap Leo sambil tertawa dan duduk di sampingku "Leo leo... kamu ini lucu ya" "Apa kamu bilang Din? Aku lucu, emang kamu pikir aku badut?" Ucap Leo yang memotong ucapanku dan sedikit memicingkan matanya kedekat wajahku "Bukan itu maksud aku Leo. Ahk sudahlah tidak usah di bahas. Kamu baru keluar kelas ya?" Tanyaku pada Leo, karena dari jam istirahat tadi dia tidak kelihatan. "Iya nih, tadi dosennya ngasih tugas banyak banget, kalau belum kelar itu tugas gak di kasih istirahat" ucap Leo yang mulai memesan minuman.
Read more

Bioskop

Saat ini kami menuju mall terbesar dikota ini, semoga saja dengan adanya Leo aku bisa sedikit terhibur, dan melupakan semua masalahku ini. Aku tak tau apa yang akan terjadi nanti disaat aku dan pria tua itu hanya tinggal berdua saja di rumahnya. Tommy yang sudah bahagia dengan pilihannya, sedangkan diriku menderita dengan takdirku. "Hey non, kenapa? Kok sedih gitu mukanya?" Tegur Leo membuyarkan lamunanku. Hampir saja air mata ini meluncur ke pipiku. Aku segera mengalihkan pandanganku keluar kaca mobil disampingku. Ternyata kami sudah sampai di parkuran mall. "Kita sudah sampai ya?" Ucapku yang berbicara tanpa menoleh kearah Leo "Sudah dari tadi kali non. Kamunya aja yang sibuk dengan pikiran sendiri" u
Read more

Bertemu Rara

Suara adzan telah berkumandang, Azzam terbangun dan bersiap melaksanakan sholat dua rokaat, Azzam melihat ke atas ranjang, Dina masih tertidur dengan pulas. Azzam membiarkan dia tertidur hingga dia terbangun sendiri, hari ini jadwal kuliahnya jam dua siang. Azzam tidak ingin mengganggu tidurnya. Setelah berpakaian koko dan sarung, Azzam berjalan ke luar rumah menuju masjid yang tidak jauh dari rumah. Suatu kebiasaan baginya untuk sholat berjamaah. Setelah selesai sholat subuh berjamaah Azzam bergegas pulang ke rumah. Hari ini jadwalnya mengajar di yayasan, sebelum berangkat mengajar Azzam ingin menyiapkan sarapan istimewa untuk Dina. "Assalammualikum" ucapnya saat memasuki rumah, terlihat suasana rumah
Read more

Hotel

Kini Dina sudah berada di hotel Fave tempat sepupunya berada. Dia menunggu sepupunya di cafe yang sudah di janjikan. Dina memesan minuman dan memainkan ponselnya. Tidak lama berselang orang yang di tunggunya pun tiba. "Hei adikku yang paling cantik" suara Rara yang kuat mengagetkan Dina. Dina berdiri dan memeluk Rara. "Kakakku yang paling sibuk, aku rindu" ucap Dina mempererat pelukannya "Hahaha.. maklumlah Din, kamu tahu sendiri kan" ucap Rara sambil melepas pelukan mereka dan duduk saling berhadapan. "Bunda gimana kabarnya Ra?" Tanya Dina. 
Read more

Penyesalan umi

Saat ini Azzam sedang berada di ruangan Abah. Abah adalah pemilik Yayasan Sekolah tempat Azzam mengajar saat ini. Abah mengutus Azzam untuk mengikuti seminar pendidikan di Surabaya selama empat hari. "Azzam, Abah ingin kamu mewakili salah satu guru dari Yayasan kita untuk mengikuti seminar pendidikan di Surabaya. Abah percayakan ini sama kamu. Abah harap kamu bisa bekerja propesional." Ucap Abah sambil memberikan selembaran undangan seminar "Azzam bersedia bah, kapan Azzam harus berangkat?" Tanya Azzam "Sore nanti kamu akan berangkat dengan rombongan guru-guru SD dan SMP. Kamu perwakilan dari Guru SMA ini." "Iya bah, kala
Read more

Pelukan Pertama

Saat ini Azzam sudah berada di kamar miliknya, dia mempersiapkan setiap kebutuhan yang akan di bawanya nanti. Dan membuat surat permohonan cuti selama tiga hari untuk di kampusnya. Awalnya dia ingin meminta tolong ke Dina untuk menyampaikan surat cutinya ke kampus tempat ia mengajar, tapi telfonnya tidak pernah tersambung, Azzam mencoba mengirim pesan ke Dina tapi pesannya tidak masuk. Ia kembali fokus di pekerjaanya. Dan berniat untuk mengantar surat cutinya langsung ke kampus tempat dia mengajar.Dua puluh menit dia sampai di kampus tempat ia mengajar. Ia langsung keruangan Dosen dan memberikan surat cutinya. Di saat ingin kembali pulang ia tak sengaja melihat Dina sedang berkumpul dengan temannya. Ia mencoba menghubungi kembali tapi tidak ada balasan. Ia memberanikan diri menghampiri Dina, karena dia tidak butuh waktu banyak. Dan Azzam pun tidak mungkin pergi tanpa seizin istrinya."Ekhm... maaf saya mengganggu kegiatan kalian, boleh saya berbicara dengan Dina seben
Read more

Tentang Hati

Setelah bertemu dengan Rara hatiku semakin bingung dengan tindakanku saat ini. Di saat jam mata kuliah berlangsung aku tidak fokus, aku terus saja memikirkan ucapan Rara. Apakah sudah sejauh ini aku berbuat kesalahan. Apa lagi papa yang lebih memilih aku menikah dengan pria pilihannya, apakah benar kalau itu pilihan terbaik buat diriku. "Siang nona" sapa Leo yang membuyarkan lamunanku saat aku berjalan menuju kelas. "Eh Le, belum pulang ya?" Tanyaku pada Leo "Belum nih, masih menunggu si nona manis ini pulang kuliah, biar bisa jalan bareng lagi" jawabnya sambil tersenyum padaku "Emang aku seperti si manis dari jembatan An
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status