Asha berjalan gontai menuju pangkalan angkutan umum setelah bersikeras menolak tawaran Aris untuk mengantarnya pulang. Dia yang paling tahu cara untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aris menyerah, dia tidak mau tindakannya justru membuat Asha semakin kesulitan. Berulangkali tangannya sigap mengusap air mata yang berhasil membobol benteng pertahannannya. Dalam benaknya, dia terus bertanya-tanya, apakah Dewi melakukannya secara sadar? bahkan setelahnya pun dia tidak sedikitpun berinisiatif menemui Asha unutk sekedar meminta maaf atau memastikkan keadaan Asha, meskipun jawabannya jelas tidak baik-baik saja. Dengan begitu, sedikitnya Asha merasa lega mungkin temannya hanya tak sengaja melakukannya.Dia menarik nafas panjang, memulihakan kondisi batinnya. Dia akan bergabung dengan beberapa orang yang sudah memposisikan diri di sudut ternyamannya masing-masing di dalam angkutan umum. Beruntung sopir tidak menyalakan lampu mobil, sehingga dia bisa menyembunyikan mata sembabnya. Selam
Read more