Semua Bab KYRENA : Putri Kegelapan: Bab 31 - Bab 40

47 Bab

31 | der Neid

Saat ini Kyrena duduk di pojok perpustakaan kerajaan Alvah, dengan kacamata yang sudah lama bertengger di hidungnya. Ini sudah tengah hari, entah berapa lama gadis itu menghabiskan waktu hanya dengan tumpukkan buku-buku tebal yang lusuh. Yang pasti Kyrena selalu menikmati waktu seperti ini dengan santai, apalagi belakangan ini dia selalu di ganggu oleh kehadiran Asteria. Kyrena cukup yakin saat ini perpustakaan adalah tempat pelarian yang tepat, walaupun pria itu berhasil menemukannya, dia tidak akan bisa berisik dan riburt di perpustakaan. Ibarat kata sekali dayung dua-tiga pulau terlewati, perpustakaan memang tempat terbaik untuk bebas.“Putri?” suara Alice mengintrupsi Kyrena. Awalnya Alice memang berniat ingin menghabiskan waktunya bersama Aron di perpustakaan seperti yang biasanya mereka lakukan, siapa sangka ternyata dia malah harus bertemu Kyrena. Orang yang paling dia benci saat ini.“Ah putri Alice, maafkan saya karena bersikap kurang sopan,&
Baca selengkapnya

32 | Forgive Me

Asteria hanya bisa selalu tersenyum saat melihat wajah lucu Kyrena, bahkan selera humornya bisa sebatas gadis itu saja bila bersamanya. Persetanan dengan rencana Aron, dia bahkan sudah tidak perduli apakah Kyrena menyukai Aron atau tidak, yang pasti dia ingin mengejar gadis ini.Kyrena melahap pai apelnya dengan semangat, tapi dia sedikit risih dengan tatapan Asteria yang melekat. Bahkan saat ini Kyrena bisa merasakan bola mata pria itu seakan ingin melompat keluar, sebenarnya apa yang sedang dia pikirkan? Dia tidak sedang berpikiran senonoh kan? Tanpa sadar Kyrena segera menutup mata Asteria dengan telapak tanganya setelah menerka hal tersebut.“Hei, apa yang kau lakukan?” ucap Asteria bingung, tapi dia tidak keberatan kalau tangan Kyrena menutup matanya, lama pun tidak apa-apa. “Kau tidak sedang berpikir yang lain-lain kan?” Asteria mengerutkan alisnya, dia tidak mengerti apa yang dimaksud Kyrena.“Sebenarnya aku tidak mengerti ap
Baca selengkapnya

33 | Hurt Memories

Kyrena mencabik-cabik bantal kepalanya dengan kesal. Barusan itu kejadian macam apa? “Seharusnya kau saja yang mati,” ucap Kyrena menirukan gaya Asteria yang tadi berbicara di taman. Setelah pria itu berkata kasar, dia pergi meninggalkan Kyrena seorang diri. Andai saja ada batu, pasti sudah dia lempar batu itu ke kepala Asteria hingga berdarah. Mengingatnya saja kembali membuat dia kesal setengah mati. “Lain kali akan kupastikan untuk membalas semua perlakuan dia padaku,” sumpah Kyrena pada dirinya sendiri.Tapi sekarang dia harus berpikir dengan kepala dingin, entah apa maksud dari semua perkataan Asteria padanya. “Bahkan dipikirkan dengan kepala dinginpun aku masih tidak tahu kesalahanku ada dimana,” gumamnya. Kyrena yakin betul ini pertama kalinya dia datang ke Alvah, lalu bagaimana bisa Asteria berbicara seolah olah dia sudah pernah kesini sebelumnya?“Luna, kapan kematian Ratu Alvah?” tanya Kyrena pada Luna yang seda
Baca selengkapnya

34 | Kissing

Kyrena duduk termenung di dalam rumah kaca tempat dia biasanya menghabiskan waktu jika sudah bosan. Saat ini kepalanya di penuhi dengan pikiran rumit layaknya benang kusut, ingatannya terbang saat terbagun pagi tadi. Kyrena memimpikan hal yang aneh, tapi dia tidak bisa mengingat dengan jelas gambaran mimpi itu seperti apa meskipun dia terasa nyata. Satu-satunya yang bisa dia ingat hanyalah mata biru safir yang menyala, lainnya tampak buram tidak peduli sekeras apapun dia memaksa.Setelah dia tersadar dari mimpi, kepalanya serasa dilempar batu besar. Pandangannya hingga berkunang-kunang dan badannya terasa sangat sakit. Apakah ada seseorang yang membacakan mantra mimpi untuknya? Tapi dipikirkan pun tidak mungkin karena penggunaan sihir di istana sangat dibatasi, dan hanya orang tertentu yang boleh menggunakan sihir di lingkungan istana. Kyrena juga sudah memeriksa apakah memang ada, tapi hasilnya nihil. Dibandingkan sihir mimpi Kyrena merasa ini seperti memori lama yang terkun
Baca selengkapnya

35 | Mourning

"Bagaimana persiapannya?" Aron bertanya kepada Jason. "Semuanya sudah berjalan dengan baik Yang Mulia, Besok panggung yang telah anda siapkan akan membuka tirainya," jawab Jason dengan tenang. Aron meminum sampanye yang sejak tadi dia pegang di bawah sinar rembulan. Ada perasaan senang, setelah bertahun-tahun akhirnya dia bisa membuka tirai panggung yang selama ini di buat dengan susah payah. "Bagaimana dengan kabar petinggi klan monster itu? bagaimanapun kita memerluka mereka untuk di jadikan kambing hitam." Jason melirik ke arah majikkannya. Entah sudah berapa lama Jason terbiasa dengan ucapan Aron yang menyeramkan, tapi ini tetap saja tidak manusiawi. "Mereka siap berada di pihak kita, Yang Mulia," tegas Jason. Bagaimana pun Dark Elf merupakan makhluk hidup bukan? Pada dasarnya mereka juga monster, hanya saja bentuk fisik mereka jauh berbeda dengan saudara mereka White Elf. Padahal kalau dipikirkan lagi, Aron dan Asteria memiliki darah Elf juga meskipun
Baca selengkapnya

36 | Worst

Asteria hendak menemui raja namun dia malah bertemu dengan Kyrena di tengah jalan. Dia belum siap bertemu dengan Kyrena dan sekarang dia malah terpaksa harus berjalan beriringan dengan gadis itu. Kyrena juga tampak tidak ingin melihat Asteria, pikirannya terlalu berantakan untuk sekedar mengingat kalau mereka sedang berantam. Masalahnya Asteria merasa sangat canggung saat ini, tapi dia tidak mungkin menemui raja bersama dengan Kyrena, padahal yang ingin dia bahas adalah gadis itu. Asteria melihat ke samping kanannya, tapi sama sekali tidak ada reaksi dari Kyrena, apa dia tidak menyadari kehadiran orang lain di sebelahnya?Dari keaadan Kyrena yang sekarang, Asteria bisa menyimpulkan bahwa berita itu sudah sampai padanya. Cukup cepat dari perkiraan Asteria, dia jadi sedikit khawatir dengan keadaan Kyrena. Putri dari Drystan itu terus saja melangkah seperti patung hidup dan beberapa kali Asteria memastikan langkah Kyrena agar gadis itu tidak menabrak dinding atau terjungkal, and
Baca selengkapnya

37 | Comeback Home

Kyrena tidak pernah berada pada perasaan canggung seperti ini. Dia terpaksa masuk kedalam ruangan raja Allerick karena sifat Asteria yang selalu blak-blakan, tanpa aba-aba pria itu mendorong pintu dan masuk meninggalkan Kyrena dan Aron. Mau tidak mau mereka berdiri berjajar di depan Allerick. Kyrena akan lebih memilih hilang menggunakan sihir seperti Lucien saja dibandingkan harus di apit oleh kedua pangeran. Masalahnya dengan Asteria saja belum selesai, lalu sekarang dia harus bertemu dengan Aron setelah kejadian di rumah kaca. Informasi yang ingin dia beritahukan pada sang raja pun bukan hal yang sepele, sudah pasti akan ada banyak pertanyaan yang di lontarkan oleh mereka. "Kalian terlihat cukup akrab jika seperti ini." ujar Allerick melihat ketiganya, sudah lama dia tidak melihat ketiga anak ini tampak sangat dekat. Terakhir kali saat mereka masih kecil, meskipun Allerick cukup yakin ketiganya tidak mengingat momen itu. Allerick jadi sedikit bernostalgia
Baca selengkapnya

38 | Stubborn

Mereka bertiga mengundurkan diri dari hadapan sang raja. Sementara itu Asteria terus menerus mengawasi tindakkan Aron, dia sangat penasaran bagaimana cara kakaknya menjalankan kudeta itu. "Putri? apa anda yakin? anda harus menempuh perjalanan malam, tidak baik untung putri." Kyrena menolak, lagipula perjalanan malam tidak lebih penting dari masalah besar yang terjadi di negaranya. Asteria tidak begitu yakin dengan ingatannya, tapi dia percaya putri dari negara sihir seperti itu tidak mungkin takut dengan malam. Lagipula bukankah Kyrena berasal dari negara yang tidak punya siang? bagi Asteria, baru kali ini dia melihat dengan kepala matanya sendiri tentang kebodohan Aron. Dia bahkan cukup ingat bagaimana lihai nya Kyrena bergerak saat mereka bertemu di perbatasan, setidaknya cukup membuat Asteria pecaya bahwa Kyrena cukup mampu melindungi dirinya sendiri. "Bagaimana jika saya memaksa untuk mengantarkan anda hingga sampai di perbatasan?" Asteria mengernyit begitu Aron mengatakan kali
Baca selengkapnya

39 | Let's Falling In Love

Kyrena akhirnya berhasil mendapat bross dengan ukiran Edelwiss itu dari Alice. Awalnya Alice tidak mengerti mengapa Kyrena meminta Bross itu seletah menolak membantu, namun Kyrena berkata kalau dia berubah pikiran. Hari ini adalah terakhir kalinya Kyrena bertemu dengan Aron, entah kapan dia bisa bertemu dengan pangeran itu lagi. Bisa saja di masa depan Aron sudah memiliki pasangan, tapi setidaknya pria itu akan mengingat dirinya saat melihat bross itu. Sejatinya Edelwiss memiliki arti kesetiaan. Kyrena tidak akan memberikannya sebagai hadiah ulang tahun, dia akan memberikannya sebagai hadiah perpisahan. Dengan perasaan ragu-ragu dia mengetuk pintu ruangan Aron dan membukanya. Aron yang semula sibuk dengan pikirannya kemudian merapikan posisi duduknya, "Apa aku mengganggu?" tanya Kyrena dari balik pintu. Aron mendekat dan membiarkan Kyrena masuk, "Untuk apa bertanya hal seperti itu? Bahkan jika aku sibuk, kau tidak akan menggangguku, lagipula hari ini terakhir kalinya aku bisa melih
Baca selengkapnya

40 | Zero

"Kenapa ibunda sangat menyukai bunga ini?" tanya Aron kecil sambil melirik bunga putih yang ada di genggaman ratu Faye. Aron tidak begitu tertarik tentang tumbuh-tumbuhan, dia juga tidak tertarik dengan hal-hal indah, dia hanya suka berkutat dengan banyak kertas dan mengurung diri di dalam perpustakaan berhari-hari. Aron kecil tidak bisa mengerti mengapa ibunya sangat menyukai bunga liar yang tumbuh di atas gunung, padahal ada lebih banyak bunga langkah dan unik yang di lingkungan kerajaan. "Kamu tahu kalau bunga ini memiliki arti kesetiaan. Mereka tidak mudah hancur dan abadi, hidupnya panjang dan warnanya indah." Ratu itu memberikan satu tangkai bunga tersebut pada Aron kecil. Aron terus mengekor kemanapun ibunya pergi, tapi dia masih tidak mengerti mengapa tumbuhan memiliki arti seperti itu. Terdengar seperti mitos di telinganya, dan Aron tidak menyukai kebahagiaan semu yang dihasilkan dari mitos, mungkin Asteria yang lebih mempercayainya. "Tapi aku tidak menyukai ini ibunda, ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status