Home / Romansa / Mas Duda Suamiku / Chapter 1 - Chapter 5

All Chapters of Mas Duda Suamiku: Chapter 1 - Chapter 5

5 Chapters

Aku Mau

 "Ren, sudahlah ikuti saja, lagipula menikah sama duda itu enak tahu!" Heti, si kompor meleduk yang mendukung ratusan persen pada Rena. Rena memicing, "Apanya yang enak?" balasnya sengit. "Ya, enak. Dia itu pewaris perusahaan, terus duda tidak punya anak, kurang apa lagi kalau kamu sudah nikah sama dia, kamu jadi istri tunggal dan warisannya jatuh ke kamu. Terus nih, Ren ... enak sama yang berpengalaman menikah, dia tahu dan bisa bimbing kita, ibarat kata kita tidak perlu susah membuat rules rumah tangga, dia sudah seperti lampu penerang jalan," jelas Heti. "Huh, tapi'kan aku masih perawan." Rena masih belum bisa menerima perjodohan ini, lebih tepatnya dia tidak punya pilihan, ini perjodohan yang harus dia terima, dia tidak bisa menolak, bisa dia katakan itu paksaan mengingat kedua orang tuanya mempunyai hutang budi banyak pada keluarga kaya raya itu. Bapaknya bekerja lama sebagai supir di sana, semua keperluannya
Read more

Kesan Pertama

 Seperti biasanya, setiap kali ada petinggi perusahaan datang berkunjung ke kantor cabang, semua pekerja diharapkan berdiri di lobby guna menyambut rombongan orang penting itu, Rena ada di barisan paling ujung, memakai kemeja merah terang dengan penuh percaya diri. Hari ini, dia akan bertemu calon suaminya, pinangan itu sudah dinyatakan sah, mereka akan menikah dalam waktu dekat dan kesempatan yang ada harus mereka gunakan dengan baik, selagi senggang, Noah ajak Rena bertemu, dia ingin memastikan ketulusan dan seberapa pantas Rena menjadi istrinya. "Ren, ssstt ... tuh yang katanya pimpinan muda!" Heti berbisik sambil menyenggol lengan Rena, mereka sedikit membungkuk di sini. "Coba, kali intip sedikit!" Rena sedikit menegakkan tubuhnya, dia mengintip dan mencoba menerka di mana wajah Noah berada, dari beberapa orang di sana, dia harus mencari yang paling tampan seperti yang dia lihat di internet semalam. Itu! Rena
Read more

Panggilan Mas

 Banyak pasang mata yang menyerbu Rena dan Noah, dia anggap wajar karena gadis sepertinya yang pas-pasan harus bersanding di samping Noah, berjalan dan duduk bersampingan dengan Noah. "Mas, kenapa duduk di sini?" tanya Rena, dia merasa tidak nyaman saja jadi pemandangan bangku depan. Mas, panggilan yang Noah sepakati bersama Rena selama di luar kantor, itu berlaku selama Rena bekerja karena Noah berpikir Rena harus resign setelah menikah dengan dirinya, dengan begitu bila dia ada tugas ke luar kota atau negeri, Rena akan ikut bersamanya tanpa ada kendala. Noah berpindah ke depan tanpa menjawab, seketika dia paham kalau orang di bangku depan mereka tengah melirik sembari menilai penampilan Rena, Noah rasa setelah menikah harus banyak yang dia ubah dari gadis itu. "Mas, kenapa pindah ke depan aku?" bertanya lagi sambil memilih menu. Ya ampun, ini makanan mahal semua loh! "Biar kamu tid
Read more

Hari Bahagia

 "Kebayang tidak malam pertama sama mas dudamu itu, Ren?" Heti sudah mau terjungkal membayangkannya. Pipi Rena sontak memerah, dia saja tidak membayangkan hal itu, lebih kepada rutinitasnya di rumah setelah menjadi istri sah Noah nantinya. Kalau di kantor ini saja dia semakin dihormati karena status baru yang diumumkan beberapa saat lalu, tentu saja di rumah nanti dan keluarga besar Noah ikut berubah, sejauh ini masih keluarga inti yang Rena temui, belum keluarga besarnya. "Hush, kamu jangan bahas itu!" Rena sergah temannya. "Kalau ada yang dengar, bisa jadi aku dikiranya menikah hanya karena malam pertama!" "Ahahahaha, semua gadis kalau menikah pasti mikir itu, Ren. Cuman nih, mas dudamu sudah pengalaman, dia pasti tidak akan kesulitan mencari lubangnya, ahahahahah." Ya ampun, Heti! Rena bergeleng tidak percaya dengan temannya ini, jujur dia tak memikirkan hal itu, dia berdebar akan hari bahagia
Read more

Malam Pertama yang Gagal

 Serangkaian acara pernikahan telah mereka selesaikan hari ini, orang tua Rena sudah pulang lebih dulu mengingat mereka sangat rentan dan melihat keramaian yang ada dari keluarga Noah justru membuat mereka pusing tujuh keliling, berbeda dari Rena yang begitu menikmatinya karena dia memang tipe yang suka keramaian. "Ini kamarnya mas Noah, masuk saja!" ucap salah satu saudara Noah yang mengantar Rena masuk lebih dulu. Rena mengangguk sembari mengucapkan terima kasih, kemarin sudah ada satu koper bajunya yang dibawa ke sini, dia seperti tengah mengadakan staycation saja. Rena melangkah masuk, kamar yang begitu indah untuk ukuran laki-laki dewasa seperti Noah, bahkan bisa dibilang jauh lebih rapi dari kamar Rena di rumah, pasti Noah akan sakit-sakit kalau tidur di rumahnya. Bruk! "Mas Noah lagi di bawah ya?" dia bergumam sambil mengedarkan mata. Rena lepas dan berniat membersihkan diri lebih dulu, dia ambil baju tidur
Read more
DMCA.com Protection Status