Home / Romansa / You Make Me High / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of You Make Me High: Chapter 11 - Chapter 20

41 Chapters

11. Sebuah Pembelaan

Bianca menggeram kesal dan memutar bola matanya malas dalam dekapan Ravindra. Wanita berusia dua puluh delapan tahun itu mendorong bahu si pria, melepaskan pelukan yang Ravindra buat.  "Ngapain lo ke sini? Ada apa?" Ravindra menatap dua kotak makanan yang sudah ada di atas meja. "Mau sarapan bareng kamu." Bianca menatap datar makanan yang tadi di bawa Ravindra. Ia tidak suka seperti ini, ia tidak mau orang yang mengenal dirinya sebagai pelacur menjadi dekat. Cukup Mila saja yang selama ini mengetahui sisi buruk dan baiknya. Orang seperti Ravindra tidak perlu. Dirinya tidak mau repot-repot bertanya dari mana pria ini tahu rumahnya, karena Ravindra saja sudah mengetahui hutang yang ditinggalkan orang tuanya. Tetapi, datang ke rumah seperti ini sama sekali tidak pernah Bianca duga sebelumnya. "Pergi!" hardik Bianca. Matanya sudah menatap tajam Ravindra, tetapi si pria malah tetap tenang. Sama sekali tidak merasa ciut dengan bentakan Bianca.
last updateLast Updated : 2022-03-18
Read more

12. Putus Hubungan

Setelah kepergian Ravindra dari rumahnya, Bianca segera mempersiapkan diri untuk bekerja di cafe. Wanita cantik itu memguncir rambutnya separuh, sedangkan sisanya dibiarkan terurai sampai punggung. Sekali lagi, ia menatap penampilannya yang tampak segar dengan kaos hijau dan jeans abu-abu selutut. Bianca tersenyum puas ketika penampilannya mampu membuat dirinya tampak jauh lebih muda. Sebenarnya ia lebih suka pakaian santai dan sederhana seperti ini, daripada pakaian ketat dan menggoda yang ia pakai di club. Saat Bianca mengeluarkan motor matic dari dalam rumahnya, ia bisa melihat dengan jelas beberapa ibu-ibu yang sedang berkumpul, tengah berbisik sembari melirik padanya. Bianca menghela napas dam mengedikkan bahu tak peduli. Mencoba bodoh amat.  Mereka pasti sedang membicarakan Ravindra yang datang ke rumahnya pagi-pagi. "Mbak Bianca." Salah satu dari mereka memanggil. Wanita manis itu hanya mengangguk lalu menjalankan mo
last updateLast Updated : 2022-03-20
Read more

13. Kesialan Beruntun

Selama delapan tahun bergelut di dunia gelapnya malam, baru kali ini Bianca tidak menerima satu pelanggan pun. Tidak ada pria yang membooking dirinya malam ini, dan itu berhasil membuat Bianca merasa kesal. Kalau bukan karena hutang yang menumpuk, wanita itu pasti akan senang-senang saja kalau dia lagi sepi seperti ini. Bianca menyugar rambut panjangnya yang terurai. Ia menatap sekeliling, banyak pria kaya tapi sudah ada gadis di sekitar mereka. Bianca pantang merebut incaran orang lain. Lagi pula dirinya selama ini juga tidak pernah mengincar pria lebih dulu. Mereka lah yang rela mendatanginya, melempar uang padanya, dan mendapatkan kepuasan dari tubuh Bianca. "Ini serius gak ada yang booking gue?" tanya Bianca pada sarah, entah sudah keberapa kalinya. "Belum ada, Bi. Gue juga heran, kok. Tunggu aja, masih sore ini." Bianca mendengus. Sore apanya? Ini sudah hampir tengah malam dan club sudah semakin ramai, namun, tak ada s
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more

14. Mau Tidur Bareng?

Tas dan sepatu yang terlempar asal itu membuktikan jika pemiliknya sedang tidak dalam mood yang baik sekarang. Bianca juga melepas jaket dan celana panjang yang ia pakai dengan kesal. Kemudian berjalan ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air yang dingin. Wanita itu menghela napas. Lelah, marah, sekaligus kesal. Semuanya bercampur jadi satu di dalam diri Bianca. Membuat wanita itu menjambak rambutnya frustasi. Ini sungguh hari yang buruk. Dipecat dan tak ada pria yang menggunakannya adalah kombinasi memuakkan bagi Bianca. Hanya tersisa dua hari bagi wanita itu untuk mengumpulkan uang. Bianca jatuh terduduk di atas lantai kamar mandi yang dingin. Menangis tanpa suara, merutuki kehidupannya yang sangat mencekik. Sepuluh tahun lalu dirinya masih bisa bahagia karena orang tuanya masih ada. Tetapi sekarang, ia bahkan tak tahu harus bersandar ke mana. Ayahnya meninggalkan hutang yang sangat banyak sebelum meninggal, membuat Bianca sel
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more

15. Hot and Sexy

"Sudah mulai putus asa?" Bianca langsung memalingkan wajah mendapat pertanyaan seperti itu. Kendati yang dikatakan Ravindra benar, tetapi dirinya masih enggan mengakuinya. Bianca merasa malu karena sudah menjilat ludah sendiri. Namun, keadaan sungguh mendesaknya sekarang. Ia membutuhkan uang dengan cepat. Ravindra menenggelamkan kedua tangannya pada saku celana dengan pandangan menyorot ke lantai bawah. "Apa ada sesuatu yang mendesak?" Ravindra melirik Bianca dengan sudut mata, mencoba meneliti ekspresi wajah wanita cantik di sebelahnya. Tanpa sadar kedua sudut bibirnya tertarik, membentuk satu senyum tipis. Ravindra selalu senang saat dirinya bisa sedekat ini dengan Bianca. Wanita itu jauh lebih sexy dan cantik setelah tidak ia temui beberapa hari. "Jangan sungkan untuk bilang. Tawaranku masih sama," ujar Ravindra. Seakan menegaskan kalau dirinya masih menginginkan Bianca. Bianca memainkan lidah di dala
last updateLast Updated : 2022-04-11
Read more

16. Semakin Menginginkanmu

Kebanyakan saat bermain dengan seorang pria, Bianca menjadi wanita yang mengendalikan. Selalu menjadi orang yang memulai adalah keahlian Bianca. Wanita itu tidak pernah membiarkan dirinya dikuasai meski dirinya lah pihak yang dibayar. Namun, kali ini dia tidak diberi kesempatan. Ravindra begitu dominan dengan gayanya yang agresif. Pria itu melumatnya dengan brutal dan penuh tuntunan, tetapi Bianca masih bisa menikmatinya. Bianca mengumpat dalam hati, ciuman seorang Ravindra sangat memabukkan. Hanya dengan lidahnya saja bagian bawahnya sudah gatal dan basah. Bianca tidak menyangka kalau Ravindra akan sehebat ini. "Rav," lirih Bianca ketika bibir Ravindra menyapu leher mulus si wanita. "Hm?" Ravindra benar-benar menikmati kulit mulus Bianca dengan bibirnya yang hangat dan lembut. Kedua tangannya sudah melingkar di pinggang Bianca, menarik tubuh ramping itu semakin mendekat padanya. Ravindra berpindah kembali pada bibir Bianca yang sexy
last updateLast Updated : 2022-04-20
Read more

17. Ancaman

Mendengar ucapan Ravindra tidak membuat Bianca lebih baik. Wanita itu justru merasa semakin kesal. Perkataan Ravindra seolah hanya untuk meyakinkan kalau memang bukan karena alasan itu dia berhenti. Tidak mau melakukan itu sebelum memiliki? Bullshit!  Bianca tahu pasti Ravindra tadi begitu menginginkannya. Namun, karena sudah terlanjur kesal, Bianca mendorong bahu Ravindra menjauh. Ia memakai pakaiannya sendiri dan berniat untuk keluar dari kamar itu sebelum Ravindra menghalangi jalannya. "Kamu marah?" "Engga!" "Kamu kelihatan marah." "Itu bukan urusan lo," balas Bianca ketus. "Tutupin tuh burung lo," katanya menunjuk bagian diri Ravindra yang memang masih berdiri tegak. Bianca semakin tak mengerti dengan Ravindra yang menurutnya sangat munafik. Terlihat menginginkan tetapi enggan meraih padahal kesempatan sudah ada di depan mata. Bianca berdecih sebelum ia benar-benar pergi. Ravindra menghela
last updateLast Updated : 2022-04-20
Read more

18. Fuck My Life

Bianca membanting pintu kamarnya dengan keras. Tubuhnya langsung ia hempaskan ke atas ranjangnya yang sempit. Dengan badan menelungkup, Bianca mulai terisak pelan. Merenungi nasibnya yang memang tidak pernah baik sejak dulu.Tidak ada tempat yang bisa dia jadikan bersandar kalau sedang kalut seperti ini. Dirinya tidak terlalu dekat dengan Sarah dan juga tidak mau menceritakan hal seperti ini pada sahabat dekatnya, Mila. Bianca khawatir Mila akan sangat khawatir padanya nanti.Selama ini Bianca merasa sudah sangat merepotkan sahabatnya itu. Karenanya Bianca merasa enggan jika ingin meminta tolong.Getaran yang ia rasakan di saku jaket membuat Bianca merubah posisinya menjadi duduk. Tangannya mengusap kasar air mata yang masih belum berhenti mengalir. Melihat pesan masuk dari nama Ravindra membuat Bianca langsung melempar ponselnya asal tanpa berniat membaca lebih dulu."Sialan, gue kesel banget," gerutunya sembari terisak.Tidak hanya kesal, tetapi
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more

19. Menunggu

Bianca menggigit jari ketika dirinya sama sekali tidak mendapatkan satu pun pelanggan di Club. Padahal ia sudah berpakaian lebih terbuka dari biasanya. Sengaja agar para lelaki tidak mampu menolak. Namun, kenyataannya sama saja. Meski dirinya sudah mondar-mandir ke seluruh sudut Club pun, Bianca tetap diabaikan. Ia sangat malu. Sekarang dia pasti sudah menjadi bahan olok-olokan para wanita lain. "Bi, ada yang nyari." Bianca menegakkan tubuh, menatap Sarah dengan wajah sedikit senang. "Siapa? Tua apa masih muda?" Sarah yang mengerti maksud Bianca langsung menatap prihatin. Wanita berusia empat puluhan itu menggeleng. "Bukan pelanggan, tapi preman di luar sana." *** "Mana uangnya?" Kali ini tidak hanya empat, tapi hampir sepuluh orang yang berada di sekeliling Bianca. Bohong kalau wanita itu tidak merasa takut. Bianca hanya pura-pura terlihat tidak terpengaruh sama sekali dengan jumlah mereka, meski sebenarnya jantungnya berdetak dengan cepat. "Beri waktu lagi lah kalian ini. La
last updateLast Updated : 2022-06-11
Read more

20. Tolong

Karena Bianca tidak kunjung menghubungi dirinya, dengan tidak sabar Ravindra mendatangi kembali rumah wanita itu. Wajah tampannya masih terlihat menawan meski seharian sudah sibuk bekerja. Dengan langkah pasti, Ravindra masuk ke dalam pekarangan rumah Bianca. Tangannya mengetuk pintu dua kali. Kemudian mengulanginya lagi setelah ia tidak mendapatkan jawaban apapun. Ravindra menjilat bibir bawahnya, menurut sekretarisnya Bianca sudah ada di rumah. Jadi, tidak mungkin wanita itu tidak mendengar suara ketukan pintunya, kan? Ravindra melihat jam yang melingkar di lengan kirinya. Sudah pukul sembilan malam, satu jam lagi rombongan Panji pastinya akan datang menagih. Apakah Bianca bersembunyi? "Bianca?" Ravindra kembali mengetuk pintu. "Bianca? Ini aku, Ravindra." Masih tidak ada jawaban. Namun, kali ini ketika Ravindra akan mengetuk, pintu sudah terbuka. Mata tajam Ravindra langsung bertabrakan dengan netra putus asa Bianca. "Ravindra?" Bianca melangkah mundur, membiarkan Ravindra m
last updateLast Updated : 2022-06-16
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status