All Chapters of Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin): Chapter 21 - Chapter 30

106 Chapters

Harga Rumah

"Mungkin cuma kamu yang bisa lihat ya, Ayu. Kami gak ada tuh lihat makhkuk itu. Lagipula, Murni sudah jelaskan bagaimana dia dapatkan uang yang banyak. Dan penjelasannnya masuk akal kok! Mungkin, kamu aja kali yang iri sama dia, jadinya ngarang-ngarang cerita deh!" jawab mereka.  Sekali lagi aku tak menyangka, mereka akan membelaku di hadapan Ayu—si biang gosip. Dan otomatis, Ayu semakin merasa kesal. Matanya mendelik sinis padaku begitu Ibu-Ibu itu sudah pergi.  Sejak warungku berkembang, Ayu jadi terang-terangan menunjukkan rasa irinya. Dia bahkan sudah tak punya rasa malu lagi.   "Ada perlu apa Mbak Ayu, masih di depan warung saya? Mau beli apa?" tanyaku, menyindirnya karena dia tak kunjung pergi.  "Saya mau nutup warungmu!" jawabnya sinis.  
last updateLast Updated : 2022-02-02
Read more

Haruskah Kubayar Utang Mila?

"Memangnya, kamu punya berapa?" lanjut Mang Supri.  "Cuma tujuh puluh juta, Mang."  "Gampang, itu. Tujuh bulan lagi juga kamu sudah bisa lunasi, jualanmu laris kan. Ambil saja dulu, sisanya bisa cicil tiap bulan. Bukannya aku maksa, tapi memang aku berharap rumah itu dibeli olehmu walaupun sebenarnya sudah banyak yang menawar. Tapi aku ini ingat kebaikan orangtuamu dulu, mengizinkan istriku numpang jualan depan warung mereka. Itulah sebabnya, kuperjuangkan rumah ini agar bisa dibeli olehmu, bahkan aku sudah kurangi harganya dan beri keringanan."   Jika kuhitung, kurang tiga puluh juta memang bisa kulunasi dalam jangka waktu paling lama tujuh bulan, itu pun kalau jualanku lancar rata-rata dapat untung bersih lima juta per bulan.  Tapi, yang namanya jualan kadang tak menentu. Bagaimana
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more

Cuma Tiga Ratus Ribu?

"Mbak Mur, warungnya tutup ya?"  Suara pembeli mengagetkanku yang tengah melamun. Aku terperanjat dan menoleh, sepertinya dia dari luar kampung ini karena aku tak mengenalnya.  "Enggak, kok. Warung tetap buka, saya habis ada keperluan jadi tadi tutup sebentar. Ini sekarang mau buka lagi. Mau beli apa, Bu?" tanyaku.  Dia memakai seragam dinas, jadi kupanggil 'Ibu'.   "Kalau begitu, mari duduk sini," lanjutku mengajaknya duduk di kursi teras.  Aku membuka warung kemudian menghampiri Ibu itu lagi duduk di sampingnya.  "Kenalkan, nama saya Risma. Saya guru SD Sindang. Lusa, ada rapat guru-guru se-kabupaten di Gedung Persatuan Guru. Saya baca di marketplace FB, Mbak Mur juga menerima pesanan catering ya?" tany
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more

Didatangi Bu RT?

Mas Dasep geleng-geleng kepala mendengar apa yang Ibu katakan. Dia segera meraih amplop di tangan Ibu.  "Kalau Ibu keberatan, sini kembalikan," kata suamiku.  Ibu menepis tangan Mas Dasep. "Kamu gak sopan ya, apalagi sejak usaha istrimu maju dan sudah bisa beli ini beli itu. Kamu jadi lupakan Ibu dan lebih perhatian sama istrimu. Kenapa? Karena dia bisa memberimu uang, hah?" cetus Ibu.  Ibu Mertua masih saja cemburu padaku. Sudah jelas aku ini istrinya Mas Dasep, tentu saja perlakuan Mas Dasep akan berbeda. Jika padaku dia sayang, maka pada Ibu dia hormat. Tapi, entahlah ... Ibu selalu menyalahartikan sikap suamiku.  "Ibu masih saja seperti itu," balas Mas Dasep.  Kemudian, Ibu melihatku dengan mata malasnya. "Ibu bukannya tak mau menerima pemberian darim
last updateLast Updated : 2022-02-05
Read more

Pertengkaran

Bibi semakin mendekatkan dirinya padaku dan berbisik.  "Ternyata, Bu RT sudah menawar rumah itu lebih dulu, Mur. Katanya, 'Awas Aja' kalau kamu sampai beli rumah itu!"   "Tapi kan aku sama sekali tak menawar rumah itu, Bi. Mang Supri yang datang padaku dan memintaku untuk membeli rumahnya," jawabku sambil berbisik pula.  Hatiku dipenuhi rasa cemas. Mungkinkah Bu RT mengancamku. Kata orangtua, kalau dapat ancaman seperti itu berarti orang itu tidak main-main.  "Bagaimana dong, Bi?" lanjutku   "Menurut pengalamanku, kalau orang sudah bicara seperti itu, artinya dia serius. Bisa-bisa kamu didukunkan."  "Bibi jangan nakut-nakutin dong."  "Mur, ini bukan nakut
last updateLast Updated : 2022-02-05
Read more

Menantu Selalu Salah

"Gak senang kenapa lagi, Bu? Soal si Mila itu biar dia tahu rasa akibat ulahnya sendiri!" kata Bapak.  Sejak memergoki pertengkaran Mas Dasep dan Ibu Mertua di puskesmas kemarin, Bapak jadi mempercayai omongan Mas Dasep tentang kelakuan Mila selama ini. Dan sekarang, Bapak masih tak mau bertegur sapa dengan Mila karena merasa telah dibohongi dan dikecewakan.  "Kok, Bapak lebih membela Murni daripada Mila, anak kita sendiri?" balas Ibu.  Mereka berdua berdebat, dan kami hanya bisa mendengarkan dengan perasaan tak nyaman.  "Ekhm."  Bibi berdehem untuk memecah suasana. Sebagai pengganti orangtuaku, Bibi merasa harus melindungiku.  Kami masih duduk berkumpul dalam satu karpet yang sama, dengan berbagai macam makan
last updateLast Updated : 2022-02-05
Read more

Status WA Mila

Mataku tak sengaja tertuju pada Bibi yang mulai emosi. Dia menurunkan risoles yang dipegangnya dan tak jadi memakannya, lalu berkata pada Ibu Mertua.  "Maaf ya, saya terpaksa harus ikut campur di sini. Karena memerhatikan sikap Ibu pada Murni, saya jadi berpikir kalian lebih baik memang tinggal pisah rumah saja. Kalau serumah, nanti akan sering cekcok. Gak akan sehat untuk rumah tangga Dasep dan juga Murni," kata Bibi.  Bapak Mertua melerai Bibi dan Ibu yang kini bersitegang.  Jujur, hatiku lelah. Selalu dinilai salah oleh Ibu Mertua. Meski kutahu memang wataknya seperti itu, tapi tak dapat kubohongi kenyataan bahwa hatiku sudah sangat lelah menghadapi ibu mertuaku sendiri.  Sementara itu, Mas Dasep berpindah duduk ke sampingku, menenangkanku yang mulai meneteskan air mata.  
last updateLast Updated : 2022-02-05
Read more

Tak Diundang

"Mur, kamu belum berangkat ke Balai Desa?"  Tiba-tiba saja Bi Siti mengagetkanku yang sedang syok dengan status WA Mila.   Bi Siti berdiri di depan warungku dengan memakai dandanan rapi dan juga menenteng tas.  "Ada apa ke Balai Desa, Bi?" tanyaku.  "Lho, memangnya kamu gak dapat undangan?"  Aku mengernyit dan menggelengkan kepala sebagai jawaban.  "Undangan untuk para pelaku usaha kecil, hari ini dipersilakan datang ke Balai Desa untuk menerima bantuan modal dari pemerintah setempat. Kemarin Pak RT nyebar undangan kok, semua warga di sini yang punya usaha diundang, mau yang usahanya kecil sampai yang sudah maju pun dapat bantuan. Aku juga dapet," jelas Bi Siti.  
last updateLast Updated : 2022-02-05
Read more

Pergunjingan dan Kecurangan

"Iya, Mur. Bu RT dan Pak RT orangnya amanah. Gak mungkin dia melewatkan kamu," timpal yang lain.  Aku hanya menghela napas. Bagaimana caranya menjelaskan kepada mereka yang pikirannya dipenuhi prasangka?   Akan sangat sulit memberitahu seseorang perihal kebenaran jika di hatinya sudah tertanam prasangka yang begitu kuat.  Jadi, aku memilih diam.  "Kalau memang benar kamu tidak didata dan tidak diundang, kamu bisa melapor ke panitia di Balai Desa, Mur. Mungkin Bu RT atau Pak RT lupa," kata Bi Idah, yang lebih bijaksana menanggapi.  "Nanti akan saya coba tanyakan," jawabku.  Sejenak, pembahasan tentang dana bantuan terhenti. Ibu-ibu itu kini pada duduk di bangku depan warungku sambil mengipasi wajah dengan
last updateLast Updated : 2022-02-06
Read more

Melawan Penguasa Kampung

"Astaghfirulloh, jadi dataku diganti data Ayu, Mas? Jahat bener itu orang. Pantas saja tadi pagi aku juga lihat Ayu naik ojeg dengan berpakaian rapi, pasti dia ke Balai Desa. Tapi heran, Mas, warga di sini sangat percaya sama Bu RT, mereka malah nuduh aku fitnah waktu kuceritakan kalau aku gak diundang," kataku.  "Ya karena Bu RT kalau sama mereka baik, Mur. Tapi sama kita memang beda, sejak kamu buka warung. Dia gak suka lihat kita kaya, dan dia memang orangnya gak suka tersaingi. Lihat warungmu laris, dia takut kamu akan menyaingi kekayaannya."  Mas Dasep bicara seolah itu bukan dirinya, baru kali ini kudengar suamiku membicarakan oranglain dengan begitu kesalnya. Biasanya, Mas Dasep masih bisa tenang saat membahas orang yang telah menjahati kami, tapi kali ini lain. Memang sih, yang dilakukan Bu RT itu sangat di luar batas, aku juga merasa marah sebenarnya. &
last updateLast Updated : 2022-02-06
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status