Home / Romansa / Tesis Filantropis / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Tesis Filantropis: Chapter 21 - Chapter 30

35 Chapters

Bab 21: De ja vu.

"Menurutmu ini milik siapa?""....""Violet? Benarkah?""....""Kau tidak yakin? Ck, jangan sembarangan menuduh kalau begitu!""....""Coba kau endus benda ini.""....""Milik si pria asing itu?"Erroll menggonggong dua kali."Erroll, kau bahkan tidak ada di sana saat pria asing itu melewati ruanganku. Dan lagipula hewan peliharaan tidak boleh masuk ke rumah sakit."Henry menggaruk-garuk kepala hingga perut Erroll dan setelahnya Erroll kembali menggonggong."Haruskah aku mengajakmu jalan-jalan keluar untuk mencari siapa pemilik buku ini?"Erroll menggonggong lagi."Menggonggong sama dengan iya!" serunya.Henry mengambil laptop dan menaruhnya di atas pangkuannya. Ia membuka pencarian lalu jari-jari menari-nari secara lihai di atas keyboard."Marylebone, Marylebone, Marylebone..."Selama mencari dia terus-menerus menyebutkan nama tempat tersebut.Pergerakan tan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 22: Tulisan tangan.

Violet maupun Dr. Theodore bisa berada di mana saja di rumah sakit ini. Lebih buruk lagi pada kasus si pria muda yang waktu itu melewati ruangannya, jika memang pria muda itu tidak kembali lagi ke rumah sakit, tidak ada cara lain selain mencarinya ke seluruh kota. Atau... Henry juga bisa saja mencari data-datanya pada dokter yang menanganinya, atau pada seseorang yang menjadi alasan pria muda itu datang ke rumah sakit. Akan tetapi akan sangat menghambur-hamburkan waktu jika interogasi dimulai dari pencarian pria muda dulu. Henry akan memulai dari yang terdekat di sekitar lingkungannya, Violet dan Dr. Theodore, ia akan mulai mencari ke tempat di mana mereka banyak menghabiskan waktu mereka masing-masing. "Selamat malam, Dr. Littlejohn," sapa salah satu perawat ketika berpas-pasan dengannya di depan ruang rawat inap pasien. "Malam," balas Henry ramah. Dia kembali berjalan menuju tempat tujuan. Karena banyak orang yang mengantre untuk naik lift, H
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 23: Kopi di kala petang.

Sekali lagi Henry mencoba menyamakan kembali kedua tulisan tangan tersebut sebelum ia benar-benar meninggalkan area rumah sakit. Dan bagaimana pun juga tulisan Dr. Theodore yang rapi dan indah tidak bisa disaingi oleh tulisan di buku kecil tersebut. Henry mengembuskan napasnya kasar. Sedikit kesal karena tidak menemukan petunjuk apa pun yang dapat meyakinkannya. Henry menaruh kedua benda itu di jok penumpang yang kosong di sebelahnya lalu mulai menyalakan mesin mobil dan pulang ke rumah. Dalam perjalanan fokusnya pada jalan terbagi dua. Buku kecil itu bukanlah suatu perkara kecil yang akan mudah ditangani. ---- "Dr. Littlejohn, hari ini jad
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 24: Yang dicari-cari.

"Misa?""Halo, Tuan Detektif Populer."Misa melanjut tiga sampai empat langkah ke arah Henry dan ikut menyenderkan tubuhnya di mobil Henry.Bibirnya tertarik ke atas, menyeringai ketika Misa menyapanya dengan enggan-enggan. Kendatipun gadis Asia itu tidak membalas tatapannya, ia tetap terus menatapnya seolah Misa akan menghilang jika sedetik saja Henry mengalihkan pandang."Bagaimana kabarmu?" tanya Henry basa-basi."Kau bicara seperti pada seseorang yang sudah menghilang selama bertahun-tahun," kata Misa.Henry mendengus. "Mau itu sehari atau bertahun-tahun, apa salahnya menanyakan kabar?"
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 25: Kantor polisi.

"Orang itu pergi menggunakan sepeda, kita tidak bisa terus berlarian seperti ini," kata Misa di sela-sela napasnya yang memburu karena telah berlari dengan kecepatan penuh selama sepuluh menit tanpa berhenti.Henry berpikir cepat: mereka sudah berlari terlalu jauh dan akan sangat memakan waktu jika kembali ke St. James's Park untuk menggunakan mobilnya. Yang ia cari sekarang adalah sebuah penyewa sepeda atau seseorang yang dengan berbaik hati bersedia meminjamkannya untuk mereka. "Itu dia!" seru Henry. Ia menghampiri penyewaan sepeda di sisi jalan, tanpa memilih-milih satu sepeda biru gelap disertai boncengan di belakangnya Henry ambil; memberikan lembaran uang pada si penyewa dengan seluruh gerakan yang terburu-buru. Henry kembali pada Misa sembari mengayuh sepedanya, "Ayo, Misa!"Buru-buru Misa menyingkirkan Henry dan menempati tempatnya sebagai pengendara. Henry hendak protes namun Misa mengelaknya dengan cepat, gadis Asia itu juga menyebut
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 26: Janji penjelasan.

"Tenang saja, Dale telah mendata semua tentang Kent Robert," ujar Osvard sembari menjatuhkan bokongnya di tempat duduk miliknya. "Nah, Littlejohn. Sekarang jelaskan apa yang sebenarnya terjadi."Henry mendesah berat; lagi-lagi memijat keningnya berharap dengan melakukan itu pening di kepalanya akan segera menghilang. Meskipun hanya terdiam dan berpikir sebentar ternyata yang dilakukannya itu membuang waktu cukup banyak."Aku tak yakin haruskah aku menjelaskan semua ini." Henry kembali menghela napas berat.Osvard menaikkan sebelah alisnya, "Kau tidak menganggap kami di sini?""Tentu saja bukan begitu!" tangkis Henry cepat.Tapi Misa mengelak lebih cepat pula. "
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 27: Flying without wings.

Telepon Henry berdering ketika ia hendak menyuapkan steiknya ke mulut, lantas ia mengeluarkan ponsel pintar itu dari saku mantelnya sambil merengut malas.  "Halo," ucap Henry dengan mulutnya yang masih mengunyah daging.  "Halo, Henry. Maaf sebelumnya aku tidak sempat mengangkat panggilanmu tadi, aku sedang berbincang dengan temanku." Arlo menyahut dari seberang sana.  Misa dan Osvard sama-sama terdiam sembari menikmati hidangan mereka dan membiarkan Henry menelepon dengan tenang.   "Tidak apa-apa. Ngomong-ngomong, apa kau sedang sibuk?" tanya Henry. Tangannya yang menggenggam sebuah garpu menusuk satu potong daging lalu melahapnya lagi.
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 28: 155 tujuan maskapai.

Sebelum matahari semakin memunculkan dirinya, Edith bangkit dari kasur dan langsung membuka kulkas mereka. Tidak banyak bahan makanan karena di awal bulan ini mereka berdua belum sempat untuk berbelanja kebutuhan sandang. Karena itu, Edith terpaksa hanya memasak roti isi telur omelette dengan saur cabai dan saus mustard yang tinggal tersisa sedikit. Sebenarnya, hampir tiga hari ini Edith dan Misa hanya sarapan dengan menu yang sama, agak bosan namun harus bagaimana lagi. Misa keluar dari kamar masih memakai piyama cokelat motif kuda kesukaannya, berjalan ke arah kamar mandi sembari mengusap wajahnya berkali-kali. "Roti omelette lagi tidak apa-apa, kan?" tanya Edith pada Misa.Misa mengangguk cepat. "Itu sudah lebih dari cukup," kata Misa, sebelum setelahnya ia kembali melangkahkan kaki masuk ke kamar mandi. Beberapa menit sesudah Edith menyiapkan sarapan, Misa keluar dari kamar mandi dengan rambut hitam sepunggungnya yang basah; pakaiann
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 29: Terluput.

Kejadian sehari sebelumnya. Di malam hari di rumah sakit tempatnya bekerja, selepas Henry mengantarkan Misa ke apartemennya. "Tunggu sebentar, Kinsey," panggil Henry sambil menepuk bahunya. Kinsey menoleh dan mengangkat alisnya, "Ada apa, Mr. Littlejohn?" "Kau bisa lebih dulu langsung ke ruang operasi, aku punya sesuatu yang harus dibicarakan dengan Dr. Theodore," ucap Henry, wajahnya menampilkan senyum dibuat-buat.Kinsey yang memang tidak ingin ikut campur lebih jauh lagi pun mengangguk lalu melanjutkan langkah sambil melambaikan tangannya pada Henry tanpa membalikkan badan. Henry pun berjalan cepat ke arah ruangan Dr. Theodore; sesekali memastikan kalau barang-barang buktinya masih dia bawa. Di depan ruangan Dr. Theodore seperti biasanya dia akan mengetuk dan meminta izin masuk sebelum orangnya mengizinkan. "Masuk."Pintu ruangan Dr. Theodore lantas dibuka oleh Henry secara perlahan; ketika Henry masuk Dr. Theodore
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 30: Pertemuan penting.

"Bagaimana bis—tunggu sebentar... mengapa kau malah meneleponku? Sudahkah kaucari?"Misa merasa ada yang aneh pada Henry, ia jadi berpikir orang itu tengah membohonginya. "Aku meneleponmu tanpa alasan," jawab Henry dari seberang sana. Apa yang ada di dalam kepala lelaki itu Misa selalu tidak memahaminya. "Jernihkan dulu pikiranmu. Di mana kau sekarang?" Misa bermaksud untuk mendatangi Henry saat itu juga. Henry menjawab, "Itu dia, aku masih ada jam kerja setelah ini. Temui aku di rumah sakit di ruanganku dua jam lagi.""Dua jam lagi? Yang benar saja...," gerutu Misa. "Baiklah, karena aku memiliki beberapa pertanyaan juga untukmu. Sampai jumpa dua jam lagi."Terdengar suara helaan napas dari sana, "Asal kau tahu, kau menyelamatkan otakku. Sampai jumpa dua jam lagi."Bip! Misa mematikan panggilannya lebih dulu, trolinya didorong ke kasir, butuh waktu 15-20 menit untuk Misa mengantre. Siang ini cukup ramai khalaya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status