Beranda / Horor / Jimat Tali Mayat / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Jimat Tali Mayat: Bab 11 - Bab 20

33 Bab

Part (11)

JIMAT TALI MAYAT (The Series) Written by David Khanz Bagian (11)   --------------------- o0o ---------------------   Alunan musik dangdut menggema hingar memenuhi ruangan temaram dengan cahaya warna-warni. Basri hanya duduk-duduk menatap layar televisi berukuran besar, ikut berdendang pelan sambil membaca rangkaian lirik lagu yang tersuguh. Sementara dua temannya asyik bernyanyi mengikuti ketukan irama, ditemani dua perempuan pemandu karaoke berpakaian minim dan ketat. Sesekali tangan-tangan mereka bergerilya menyentuh bagian-bagian tubuh sensitif masing-masing, lantas disambut cekikik nakal dari keempatnya. Belasan lagu sudah mereka lewati, tapi hanya beberapa yang benar-benar diikuti dengan saksama. Sisanya bercampur aktivitas lain sambil menikmati sajian minuman khas beraroma menyengat. Sesaat Basri menatap empat sosok di sampingnya sembari memijit-mijit kening. Sedikit te
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-22
Baca selengkapnya

Part (12)

JIMAT TALI MAYAT (The Series) Written by David Khanz Bagian (12)   --------------------- o0o ---------------------   Menjelang senja hari di sebuah warung makan di pinggiran kota, Basri dan kedua temannya, Juned dan Cemong, duduk-duduk santai usai menikmati santapan makan malam. Ketiga laki-laki tersebut asyik kemasuk memainkan kepulan asap rokok dari mulut sambil berbincang-bincang ringan. “Jadi elu yakin bakal pindah operasi dari kota ini, Bas? Mulai kapan?” tanya Juned di antara bubung asap nikotin terembus dari kedua lubang hidungnya. Yang ditanya celingukan sesaat memperhatikan ruangan sekitar tempat makan, terutama pada beberapa sosok pengunjung lain di dalam sana. Jawab Basri kemudian dengan suara pelan, ”Mungkin secepatnya, Ned.” Dia mengambil kembali sebatang rokok baru begitu yang awal tadi sudah nyaris memendek panas terjepit di jemari. “Keberadaan gua di kota ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-23
Baca selengkapnya

Part (13)

JIMAT TALI MAYAT (The Series) Written by David Khanz Bagian (13)   --------------------- o0o ---------------------   Hitam .... Sekeliling memandang semuanya berwarna sama. Pekat membutakan hingga tidak satu pun  mampu terlihat, kecuali rasa dingin di sepanjang jejak langkah. Terus bergerak menyusuri bisikan hati, walau tidak tahu ke mana kelak akan berlabuh. Sosok itu tampak kian bingung di antara kehati-hatiannya. Merasa tersesat, tapi yakin bahwa hanya ada satu pilihan untuk memecah kebuntuan, yakni mengayun kaki ke depan secara terus menerus. Samar-samar suara isak pilu terdengar lirih menuntun benak. Di sana, entah di mana letak tepatnya. Masih jauh, tapi terasa kian mendekat. Lantas perlahan-lahan sosok itu pun meraba-raba melalui keyakinan diri, sumber itulah langkah tersebut akan berakhir. “Ayah ....” Sosok tersebut tercekat. Memutar badan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-23
Baca selengkapnya

Part (14)

JIMAT TALI MAYAT Written by David Khanz Bagian (14)--------------------- o0o ---------------------Tiga sosok lelaki berjalan perlahan-lahan seraya melihat-lihat keadaan sekeliling perumahan yang dilalui. Sebentar-sebentar mereka berbisik satu dengan lainnya ketika melewati rumah demi rumah, sampai kemudian berhenti persis di depan sebuah warung di Kampung Cijengkol. “Cari siapa, Pak?” tanya seorang wanita tua sekonyong-konyong keluar dari dalam warung. Sosok ini tidak lain adalah Bariah. Salah seorang di antara lelaki tadi menoleh ke samping. “Bagaimana,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-28
Baca selengkapnya

Part (15)

JIMAT TALI MAYAT Written by David Khanz Bagian (15)--------------------- o0o ---------------------Sosok perempuan itu berlari-lari dari ruangan karaoke menuju pelataran parkir. Sebelum memutuskan keluar, dia berhenti sejenak di dekat jendela kaca gedung. Mengintip sebentar, memperhatikan tiga sosok lelaki berbadan besar sedang beradu mulut di sana. ’Itu, ‘kan, anak buahnya Bos Brutus,’ gumamnya ragu hendak mendekat dan melihat secara langsung, terutama untuk menemui tiga orang lainnya. Mereka adalah pengunjung tempat hiburan tersebut barusan. &
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-28
Baca selengkapnya

Part (16)

JIMAT TALI MAYATWritten by David KhanzBagian (16) --------------------- o0o --------------------- “Astaghfirullah, Nak!” jerit Lastri kian panik melihat kondisi Aryan. Anak lelaki sulung Basri itu tampak tergagap-gagap, kesulitan untuk bicara. Namun sorot matanya seperti tengah dilanda ketakutan menunjuk-nunjuk ke luar rumah. “Cepet tutup pintu dan jendelanya, Pak!” serunya pada Basri. Laki-laki ceking tersebut, sesaat hanya diam termangu. Kaget. Tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Dia pikir istrinya itu mampu melihat sosok menyeramkan yang berdiri di ambang pintu. “Tunggu apalagi, Pak? Cepetan tutup pintu dan kain gordennya! Ini waktunya sanekala!”“O-oh, i-iya, Bu!” ujar Basri turut panik, lantas buru-buru menutup pintu rumah serta kain gorden jendela yang masih terbuka lebar. ‘Iblis sialan! Awas kau kalau sampai ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-02
Baca selengkapnya

Part (17)

JIMAT TALI MAYATWritten by David KhanzBagian (17)  --------------------- o0o --------------------- Sesosok lelaki tua mengendap-endap di balik rerumputan liar. Berjongkok sedemikian rendah menyembunyikan tinggi badan di bawah tingginya batang serta dedaunan ilalang. Sebentar-sebentar merah mata itu mengintip ke depan, ke arah saung di tengah sebuah perkebunan, dimana di sana terdapat dua sosok berlainan jenis sedang duduk berduaan.  ‘Sadam ....’ membatin lelaki tua berambut putih memanjang hingga sebahu tersebut, seraya memperhatikan dengan saksama. ‘Dan juga ... bukannya itu Asih? Mengapa perempuan itu bersama dia? Apa yang mereka l
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-02
Baca selengkapnya

Part (18)

JIMAT TALI MAYAT Written by David Khanz Bagian (18)   ----------------- o0o -----------------   Basri termenung sejenak sambil pura-pura tersenyum-senyum di saat istrinya tengah mengernyit keheranan. “Maaf, Bu,” kata lelaki ceking tersebut kemudian, “Iya, itu emang aku yang ngerjain, kok. Hi-hi.” Dia melirik ke arah ruang dapur. “Aku cuman bercanda. He-he.” “Ah, Bapak ini!” Lastri bersungut-sungut. “Aku kira beneran. Dih!” Dalam hati, lelaki tersebut bergumam, ‘Hhmmm, aku sendiri malah tidak paham. Ini ulah siapa sebenarnya? Makhluk penghuni rumah ini atau sosok pemilik jimat itu?’ Sejujurnya, Basri sendiri belum mengetahui sepenuhnya tentang kegunaan jimat pemberian Ki Jarok itu. Niat semula memang hanya ingin mendapatkan kekayaan, tapi dari kejadian-kejadian yang telah dilalui, dia semakin yakin bahwa fungsi lain Jimat Tali Mayat tersebut bukan hany
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-05
Baca selengkapnya

Part (19)

JIMAT TALI MAYATWritten by David KhanzBagian (19) ----------------- o0o ----------------- Ayunan kaki itu terus bergerak menembus kepekatan malam. Melangkah tertatih-tatih menerobos rimbunan dedaunan serta rerumputan ilalang di sepanjang tarikan napas. Terengah-engah keletihan, tapi tidak seperih hati yang kini sedang dia rasakan. Asih tidak peduli. Dia lupa akan rasa takut. Baginya, kamar peristirahatan adalah tempat pertama yang ingin dituju dan teraman untuk saat itu.Begitu tiba di rumah Juragan Juanda, janda muda tersebut mengendap-endap ke bagian belakang, tepatnya pintu keluar dapur. Membuka kunci perlahan-lahan, kemudian ....“Ehem!”Deham seseorang menghentikan langkah. Asih mendesah kaget, lantas spontan menoleh ke arah sumber suara.  “S-siapa i-tu?” tanyanya ketakutan pada sesosok hitam yang berdiri di bawah bayang keremang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-07
Baca selengkapnya

Part (20)

JIMAT TALI MAYATWritten by David KhanzBagian (20) ----------------- o0o ----------------- Bulan penuh membulat putih di langit biru. Berhiaskan kerlip bintang-bintang mengedip-ngedip genit di angkasa, seakan sedang sibuk menggoda jutaan pasang mata makhluk penghuni ragam alam untuk mengangkat wajah dan memuja-muji keelokannya. Benar-benar malam terindah tanpa sekat awan yang mencoreng di tengah-tengah masa peristirahatan raja penguasa, sang mentari.Nun jauh dari hiruk pikuk suasana perkotaan yang nyaris enggan terlelap oleh para pemuja duniawi, sesosok lelaki justru duduk menyepi di sebuah tempat hening pinggiran kampung Kedawung. Bersila tegak dengan posisi kedua telapak tangan saling merapat di depan dada, disertai mata terpejam dan pelafalan kalimat-kalimat tertentu. Di hadapannya mengepul asap putih berbau getah kayu, semerbak mewangi menyebar tersapu embusan angin, menim
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status