Air mata Ashiqa berderai diiringi senyuman lega setelah Wisnu mengantarnya untuk bertemu Rama suaminya. Meskipun kondisi Rama masih lemah dokter menyatakan jika masa kritis Rama sudah lewat.“Kau membuatku sangat takut Rama, aku sangat takut kamu gak ada, aku gak mau kehilangan kamu, gak mau.” Ashiqa berkali-kali mengecup punggung tangan dengan penuh haru dan bahagia.“Aku juga gak mau berpisah dengan kamu saat ini, di saat kamu sedang mengandung bayiku. Ayah Baby … kau tidak tahu bagaimana perasaanku saat itu mendengarnya, Sayang.” Rama menggenggam erat jemari Ashiqa.“Kamu baik-baik saja kan Sayang, bagaimana dengan baby kita apa dia baik-baik saja? Kau terjatuh dari ketinggian.” Rama menatap dengan cemas istrinya.“Aku baik-baik saja, baby kita juga baik-baik saja, dia kuat, sekuat ayahnya.”“Kenapa kamu gak bilang sama aku di awal kalau kamu sedang hamil, Sayang?”Ashiqa kembali menitikkan air matanya,“Maafkan aku, aku sebenarnya ingin memberikanmu kejutan setelah proyek itu kita
Read more