All Chapters of DENDAM SANG PUTRI: Chapter 31 - Chapter 40

41 Chapters

Bab 31. Mendengar Kisah Dari Sang Ibu

 "Kalau begitu ayo, Ibu lanjutkan pembicaraan Ibu tadi!" Suara Pangeran Alden terdengar cukup tegas, sepertinya ia tidak main-main menghadapi masalah ini.  "Ibu hanya ingin mengatakan bahwa sebenarnya yang kami jodohkan dengan kau adalah Putri Kimberley, putri Raja Rehard dari permaisurinya yang bernama Permaisuri Alice, yang disebut ayahmu tadi. Itu saja!" Wanita itu menatap dalam-dalam kedua mata putranya itu. Sebenarnya ia tidak ingin perjodohan ini dari dulu, sebab ia memang dari dulu tidak menyukainya sosok Zelena yang dikenalnya hanya seorang selir yang terkenal licik, walau wajahnya sungguh cantik dan menawan.  Intuisinya mengatakan kalau Putri Juliette bukanlah anak biologis dari Raja Rehard. Tapi itu hanya sebatas dugaan yang tidak memiliki bukti.  "Jadi, mana keduanya, Bu?" todong Pangeran Alden lagi pada Permaisuri Sarah.  "H
Read more

Bab 32. Lelaki Lain Di Masa Lalu Zelena

 Kekesalan Putri Juliette belum bisa hilang.  Dari sang ayah, Raja Rehard, Putri Juliette tahu bahwa Pangeran Alden ingin membatalkan pernikahan mereka.  Sebenarnya, tujuan kunjungan Sang Pangeran kemarin itu salah satunya adalah ingin membicarakan lebih lanjut tentang rencana pernikahan mereka.  Tapi malang, niat licik sang ibu, Zelena berakibat fatal. Zelena hanya membuat hancur segala impian sang putri.  "Ibu, Ibu terlalu nekad melakukan hal bodoh itu. Ibu apa tidak memikirkan akibatnya? Sekarang aku yang harus menjadi korban dari kebodohan tersebut." Putri Juliette memukul-mukul pahanya sendiri. Hal yang biasa ia lakukan saat amarahnya memuncak.  "Maafkan, Ibu, Sayang. Ibu tak bermaksud ingin membuatmu menjadi korban dalam permainan ini, tapi itu semua di luar dugaan Ibu. Kamu tahu kan kalau Ibu mel
Read more

Bab 33. Seorang Pekerja Baru Di Istana

Setelah hasrat keduanya tersalurkan, Raja Rehard tertidur di pangkuan selir cantiknya itu.    Namun Zelena membiarkannya saja. Wanita itu tak menyangka kalau saat ini ia sedang berdekatan dengan seorang raja. Tak pernah ia bermimpi bisa seperti ini.   Zelena mendekatkan bibirnya pada telinga sang raja dan ia membisikkan sesuatu,”Rajaku Sayang, aku tak hanya menginginkan menjadi selirmu saja, tapi aku ingin menjadi wanita nomor satu dalam hatimu. Ya, Permaisuri Alice akan aku singkarkan juga, tapi tentunya dengan cara yang halus. Dan aku punya caranya!” Sebuah senyuman licik mengembang di sudut bibirnya. Sang raja tak mendengar itu, lelaki perkasa itu terlihat terlelap sekali.   “Ibu! Ibu!”    Zelena tersentak dari lamunannya.   Suara teriakan Putri Juliette memaksanya untuk kembali masuk ke dalam kehidupannya saat ini. Bayangan-bayang masalalunya seketika menghilang.
Read more

Bab 34. Bertemu Sahabat Lama

 Pekerja tua itu terus menatap Putri Juliette hingga menghilang.  "Putriku sekarang ini adalah putri seorang raja yang berkuasa di negeri ini. Bagaimana aku bisa dekat dengannya, atau sekedar untuk memeluk tubuhnya. Kerinduan ini tak mungkin terhapus tanpa ada obat yang membuatnya hilang dengan sendirinya." Robinson diam, ia tak sadar ada yang sedang memperhatikannya.  "Maaf, lelaki tua! Apakah kau baru bekerja di sini?" Seorang lelaki berpakaian seragam kebesaran kerajaan datang mendekat pada pekerja tua itu.  "Y-y-ya, Tuan!" jawabnya tergagap.  Pandangannya berpindah pada sosok lelaki yang saat ini ada di sampingnya.  Matanya sedikit menyipit, ia mencoba mengenali orang itu.  "Aku sepertinya tidak asing dengan orang ini," pikirannya dalam hati. &n
Read more

Bab 35. Bersiap Melakukan Penyelidikan

Jose masuk ke dalam istana. “Emilly harus tahu kalau besok Putri Juliette akan memulai penyelidikan terhadap hilangnya perhiasan Permaisuri Alice.”  Jose menuju kamar gadis itu. Setelah mengetuk beberapa kali pintu itu, tiba-tiba pintu langsung terbuka. “Paman Jose …?” Emilly terkejut dengan siapa yang ada di hadapannya. Matanya menatap lelaki itu dengan rasa penuh tanda tanya. Sebab ini adalah hal jarang terjadi, Jose mendatanginya sampai ke kamarnya. “Emilly, maaf jika aku mengganggumu. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan padamu!” Jose berbisik saat mengatakan itu. Wajahnya menoleh ke kanan ke kiri mengawasi keadaan sekitarnya. Ia tak ingin pembicaraannya dengan Emilly ada yang mendengarnya. Ternyata, sekitar kamar gadis itu terlihat sepi, sebab orang-orang sibuk melakukan kegiatannya masing-masing.
Read more

Bab 36. Kerinduan Dorothy

 "Bukan … bukan aku sok tahu, Freddy, tapi itu hanya dugaanku saja."  "Sama saja, Dorothy!" Bibir tebal lelaki itu mencibir pada sang istri.  Dorothy hanya diam, ia tak ingin menanggapi lagi ucapan Freddy, lelaki yang sedikitpun tak pernah bersikap romantis pada dirinya.  "Ayo, kita pulang! Matahari sudah mulai meninggi!" Lelaki itu bangkit dan berjalan menuju sapi-sapinya.  Dorothy yang masih terlihat diam, akhirnya mengikuti juga langkah sang suami.  "Ayo, kita pulaaaang!" Freddy dengan suaranya yang melengking meminta pada sapi-sapinya itu untuk kembali ke kandang mereka.  Dorothy pun membantunya.  Setelah selesai memasukkan sapi-sapinya masuk ke dalam kandang, lalu keduanya pun masuk ke dalam rumah mereka yang sederhana namun
Read more

Bab 37. Kedatangan Tamu Istimewa

Bab 37. Kedatangan Tamu Istimewa   “Dorothy coba lihat siapa yanga datang!” Freddy menggerakkan tubuh istrinya itu.     Matanya membuka sedikit, lalu membesar setelah tahu siapa yang datang.     “Freddy, apakah aku tidak salah lihat?”     “Nyonya Dorothy … apa kau tidak suka aku datang?” Wilona alias Putri Kimberley mendekat dan duduk di sisi ranjang.     “Ooooohhhhh … Wilona, sungguh aku mengharapkan kau datang. Dari tadi malam aku dan Freddy hanya membicarakanmu dan berharap kau datang mengunjungi kami di sini,” mata itu mulai berair, dan jatuh di kedua pipinya yang keriput.     “Betulkah, Nyonya Dorothy?” tangannya langsung memeluk tubuh itu.      Dorothy hanya mengangguk, mulutnya tak mampu untuk bicara, hanya isakannya saja yang kini mulai terdengar.
Read more

Bab 38. Sebuah Kebingungan

 “Sebentar, Nyonya Dorothy, biar aku lihat Tuan Freddy. Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya,” ujar gadis itu, dan langsung bangkit dari duduknya.  Setelah berada di luar kamar, Putri Kimberley, mengedarkan pandangannya, matanya mencari-cari arah sumber suara lelaki itu. Akhirnya, ia mendapatkannya.  Putri Kimberley, melangkahkan kakinya menuju ke luar arah depan rumah itu.  “Ada apa Freddy?” tanyanya saat ia sudah berada di dekat lelaki itu.  “Lihat Wilona, rombongan prajurit istana baru saja lewat!” jawabnya, sambil tangannya menunjuk ke arah jalanan.  Ekor mata Putri Kimberley melihat apa yang dikatakan lelaki itu barusan.  Dilihatnya memang banyak sekali para prajurit dari istana Kerajaan White Tiger di sana, mereka menunggangi
Read more

Bab. 39. Nyonya Dorothy?

 Putri Kimberley menunduk. Gadis itu bingung harus melakukan apa. Mengaku tentang siapa dia sebenarnya, atau terus menyimpan semuanya rapat-rapat sampai saatnya tiba ia bisa mengungkapnya.  “Wilona, seperti ada yang kau sembunyikan padaku. Apa kau tidak menganggap aku ini sebagai orang yang kau sayangi?” suara Dorothy mulai merendah, ia tak ingin gadis cantik yang membuatnya jatuh hati ini merasa takut mendengar suaranya yang keras.  “Heeem, Nyonya boleh aku habiskan susu ini?” Putri Kimberley berusaha mengalihkan pembicaraan, padahal susu dalam gelasnya sudah habis.  Dengan tersenyum tipis, Dorothy mengangguk kecil.  “Tapi, susu dalam gelasmu itu sudah habis, Sayang,” ucapnya sambil menahan rasa gelinya melihat tingkah canggung gadis itu,  “Oh…” mu
Read more

Bab 40. Jangan Ada Yang Tahu Kalau Kita Masih Hidup

 "Kim, dari mana kau kenal dengan Dorothy?"   "Saat aku pertama kali hendak pergi mengikuti tes menjadi perawat kuda Pangeran Alden waktu itu, Bu. Aku beristirahat di rumahnya," jelasnya sambil bermanja memeluk tubuh ibunya. Kerinduannya pada sang ibu membuatnya ingin selalu dekat pada wanita ini.  "Oh, aku rasa Dorothy yang kau maksud adalah Dorothy yang aku kenal itu. Apa kau pernah menceritakannya padaku?" Lagi-lagi ia mencoba mengingat soal Dorothy.  "Sepertinya belum, Bu. Tapi, entahlah. Aku sering lupa dengan apa yang pernah aku katakan, mungkin karena kesibukan ku merawat kuda-kuda Pangeran Alden. Oh, ya, dua kesayanganku, Rury dan Jessy mana Bu?"   "Mereka ada di bawah. Besok kau bisa menemuinya." Permaisuri Alice masih penasaran dengan wanita bernama Dorothy tadi.  "Iya, Bu, aku sanga
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status