Beranda / Pendekar / Penakluk Dunia / Bab 381 - Bab 390

Semua Bab Penakluk Dunia: Bab 381 - Bab 390

758 Bab

380. Menggoda Lin Shuang

Kota Nanbei adalah kota kecil seperti Guzhu. Begitu Di Tian tiba, dia segera menuju rumah makan terbaik untuk menunggu seseorang dari Aula Darah. Anehnya, semua orang tampak ketakutan saat melihatnya. Bahkan tidak ada yang mencuri pandang ke arah Lin Shuang.Di lantai dua sebuah restoran, Lin Shuang bingung saat dia memandang sekeliling. "Kakak Tian, ada apa dengan mereka?""Jarak antara Nanbei dan Guzhu tidak begitu jauh. Mereka pasti sudah mendengar desas-desus mengenai kita. Tapi lebih bagus seperti ini. Aku tidak suka orang-orang melihatmu dengan tatapan cabul." Di Tian mulai menenggak anggur sambil menunggu hidangan utama.Di sisi lain, Lin Shuang menatap Di Tian penuh arti.Apa keputusanku untuk mengikuti Kakak Tian ini benar? Dengan statusnya, Kakak Tian terbiasa hidup sesuka hati dan tanpa rasa takut. Dia juga pasti dikelilingi banyak wanita cantik di Sacred Hall. Eh, tunggu sebentar. Apakah Kakak Tian sudah memiliki istri dan anak? Astaga ... kenapa aku tidak memikirkannya dar
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-22
Baca selengkapnya

381. Aturan Aula Darah

Di Tian masih tidak beranjak. Dia sedang menunggu orang dari Aula Darah.Sebelumnya ketika kepala keluarga Fan bercerita tentang sebelas kekuatan besar, dia juga menjelaskan keistimewaan tiga aula dan satu gunung. Sejak itulah Di Tian tahu bahwa Aula Darah bukan sekedar organisasi pembunuh, tapi juga organisasi pengumpul informasi.Saat ini Di Tian mengantongi 125.000 Qi Stone tingkat tinggi. Dia ingin membeli informasi dari Aula Darah.Kini meja telah bersih, hanya menyisakan empat guci anggur dan beberapa cangkir baru. Di Tian menghela napas, merasa cukup bahagia karena menemukan Lin Shuang dalam hidup ini.Lin Shuang memang lemah, dan dia rentan mati. Untung saja dia hidup di kota kecil dan terpencil. Jika gadis itu hidup di kota Longsha misalnya, dia akan memancing keributan ke manapun dia pergi.Akan baik-baik saja jika para tuan muda dari klan-klan besar memperebutkannya. Itu karena status mereka akan memaksa mereka untuk bertarung secara terbuka.Namun di sisi lain, kota sebesa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-23
Baca selengkapnya

382. Dua Juta

Di Tian lantas berkata, "Aku butuh dua jenis informasi. Pertama, aku ingin tahu seberapa penting Pure Sky Valley bagi Sekte Tombak Bulan. Lalu yang kedua, aku ingin daftar tiga orang terkuat di Sekte Tombak Bulan beserta kelemahan mereka."Ping Yao merinding begitu mendengar bisnis Di Tian. Poin pertama akan membutuhkan harga selangit, sedangkan poin kedua akan jauh lebih mahal dari yang pertama.Eskpresi Ping Yao berubah serius. "Tuan Muda, saya takut 125.000 Qi Stone tingkat tinggi anda masih jauh dari cukup."Ping Yao tidak terlalu gamblang dalam membuka harga, karena selama Di Tian belum mengetahui harga, aturan Aula Darah belum bisa diberlakukan. Di Tian sendiri cukup puas dengan kehati-hatian dua orang ini. "Di mana cabang Aula Qingming terdekat?"Aula Qingming adalah rumah dagang terbesar di Benua Utara. Di Tian juga mengetahui ini dari kepala keluarga Fan."Aula Qingming hanya memiliki satu cabang di Kekaisaran Lin. Itu ada di kota Peiqi di kerajaan Beitang. Tuan Muda, apakah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-23
Baca selengkapnya

383. Pintu Tidak Dikunci

Di Tian tidak ingin membuang waktu. "Kalau begitu sudah diputuskan. Kita akan bertemu besok malam di tempat ini."Ping Yao mengangguk senang. "Pasar Dongying cukup berbahaya terutama bagi orang luar. Tuan Muda harus berhati-hati.""Aku mengerti. Terima kasih atas pengingatnya. Tuan Ping dan Tuan Yung, selamat malam."Dengan ini, Ping Yao dan Yung Qi segera pergi. Sedangkan Di Tian, dia langsung sibuk memikirkan barang apa yang harus dia jual.Di sela-sela pemikirannya, Di Tian tiba-tiba tersentak saat mengingat sesuatu, membuatnya tersenyum penuh arti.Di ruangan lain.Seorang gadis cantik dengan jubah tipis duduk di depan cermin dan sedang menyisir rambut. Gadis ini adalah Lin Shuang, dan jantungnya berdetak kencang saat ini. Sebelumnya ketika Di Tian menyebutkan bahwa dia akan menyusul malam ini, gadis cantik itu merasa sangat malu hingga dia berharap dia bisa menggali lubang dan bersembunyi di dalamnya.Setelah beberapa saat, Lin Shuang meletakkan sisirnya dan menarik napas panjang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-23
Baca selengkapnya

384. Di Tian vs Lin Shuang (1)

"A-Aku akan menyiapkan air hangat." Lin Shuang segera berdiri dan melakukan segala sesuatunya dengan panik. Dia bahkan gemetar hanya dengan mengangkat satu cangkir kosong.Melihat itu, Di Tian akhirnya tersadar dan tercengang. Dia menatap Lin Shuang dan tempat tidur di depannya secara bergantian. Seketika, ia mengerti situasinya. Di Tian segera menghampiri Lin Shuang dan menarik pinggangnya untuk dia peluk. Sambil tersenyum dia berkata, "Aku tidak ingin air hangat. Aku ingin kamu."Lin Shuang tertegun dan menggigil. Namun dia justru menginjak kaki Di Tian seraya berkata, "Kamu hanya tahu bagaimana menindasku. Apa kamu tidak ingin bertanya apakah aku mau atau tidak? Hmph! Pria di mana saja sama. Selalu berpikir dengan kepala bawah."Di Tian lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Lin Shuang dan berbisik, "Aku mencium wewangian baru. Kamu bahkan memakai jubah longgar saat ini. Shuang'er sungguh nakal. Berani menggodaku seperti ini ...."Pupil Lin Shuang melebar. Dia baru sadar dengan apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-23
Baca selengkapnya

385. Di Tian vs Lin Shuang (2)

Begitu selempang pinggang itu dilepaskan, jubah Di Tian jatuh, menampilkan sosok lelaki gagah meski tidak begitu berotot.Pemandangan ini membuat pandangan Lin Shuang berkunang-kunang. Siapa sangka tubuh Di Tian sama sempurnanya dengan wajahnya. Bahkan dia sebagai wanita cukup iri dengan halusnya kulit Di Tian. Pria ini bahkan tidak memiliki bekas luka sama sekali!Lin Shuang akhirnya tersadar ketika melihat Di Tian menjilat bibirnya. Gadis itu pun tertunduk malu dan mulai melepaskan jubah longgarnya.Begitu Lin Shuang benar-benar tel*njang, Di Tian memandangi tubuhnya yang cantik seolah-olah sedang melihat gerbang surga.Lin Shuang memiliki sosok terpahat seperti jam pasir. Lekuk pinggangnya begitu sempurna dan kulitnya cerah dan memerah. Dan payud*ra itu, dengan ujung berwarna merah muda di puncaknya, tidak akan pernah membosankan untuk dipandang.Tangan Lin Shuang yang ramping sedikit menutupi bibir di antara kedua kakinya. Sepandai apa pun Di Tian menahan diri, saat ini dia hanya i
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-23
Baca selengkapnya

386. Shang Tuhe Tiba Di Sacred Hall

Begitu mendengar suara pintu tertutup, Lin Shuang mengintip dari balik selimut untuk memastikan apakah Di Tian pergi atau belum. Fiuh, pikirnya. Dia aman untuk saat ini.Pria tetaplah pria. Jika dia tidak mendorong Di Tian dan meminta bubur sebagai alasan, pagi ini akan menjadi malam yang kedua.Bukannya dia ingin menolak, tapi pertempuran tadi malam memang terlalu intens. Dia masih merasa lemah pagi ini.Benar saja. Begitu dia ingin melangkah untuk mengambil pakaian, dia kesakitan dan kembali terduduk di tepi ranjang. Dia, Lin Shuang, hanya bisa menunggu dengan bersembunyi di balik selimut.Kakak Tian ... apa kamu tidak tahu cara bersikap lembut? Bagaimana aku bisa melihat orang lain seperti ini?Di Tian akhirnya kembali dengan membawa satu teko teh hangat dan dua mangkok bubur.Melihat wanitanya tampak lesu, dia buru-buru meletakkan nampannya dan bertanya, "Shuang'er, ada apa? Apa kamu sakit?"Di Tian mengulurkan tangannya dan meletakkannya di dahi Lin Shuang."Aku baik-baik saja, h
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-24
Baca selengkapnya

387. Shang Tuhe Linglung

Keduanya adalah gadis dari Paviliun Binghua. Mereka ditempatkan di sini untuk merawat kediaman Ye. Awan putih masih mengambang di samping Shang Tuhe, jadi mereka berpikir kakek tua itu merupakan tamu dari luar Sacred Hall.Shang Tuhe lantas menangkupkan kedua tinjunya dan menjawab dengan sopan, "Nama saya Shang Tuhe, ingin bertemu dengan nona Ye Xianying.""Apa anda sudah memiliki janji sebelumnya?"Shang Tuhe menggeleng dan menjelaskan, "Saya tidak. Adalah tuan muda Ye Tian yang mengirim saya.""Ye Tian?" Kedua gadis itu saling memandang satu sama lain. Mereka tidak mengenal nama itu. Meski demikian, mereka tidak berani gegabah karena orang itu bermarga Ye.Salah satu gadis kemudian berkata, "Nona Ye kebetulan tidak ada di sini saat ini, tapi saya bisa mengajak anda menemui sang penguasa. Silakan ikut saya."Ketika Shang Tuhe masuk ke kediaman, dia merasakan tsunami melanda otaknya, menyebabkan pikirannya menjadi kosong dan merampas kemampuannya untuk berpikir. Sepanjang hidupnya, d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-24
Baca selengkapnya

388. Anda Memang Picik

Sepanjang penjelasan singkat itu, ekspresi Shang Tuhe berubah berulang kali seperti hati wanita. Dia akhirnya sadar bahwa di Kekaisaran Long, status Di Tian dapat dianggap menyerupai dewa. Meski dia tahu Ye Shen menyembunyikan sesuatu, itu justru membuat identitas Di Tian semakin tinggi.Shang Tuhe terus menelan ludah hingga dia kenyang air. Dia sama sekali tidak mempermasalahkan nama karena dia tahu Di Tian melakukan itu demi mencari sedikit kenyamanan. Sebenarnya siapa cucu menantuku ini?Apakah Shuang'er pantas untuknya?Shang Tuhe tidak akan percaya jika dia tidak berada di sebuah kediaman yang sepenuhnya dibangun dengan kayu spiritual. Pada akhirnya, pria tua itu hanya bisa menarik napas panjang dan menghembuskannya melalui mulut."Anda bisa memilih untuk tinggal di mana saja di Sacred Hall. Anda juga dapat membangun kota jika anda menginginkannya." Ye Shen menutupnya dengan sebuah penawaran."S-Saya? Membangun k-kota?" Shang Tuhe baru saja merasa salah dengar."Selama anda setu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-24
Baca selengkapnya

389. Aku Hidup Sebatang Kara

"Adik, saya tahu anda marah, tapi tolong jangan bertindak gegabah, oke?" Ye Shen mengulang perkataannya."Kenapa saya harus marah ?" Ye Xianying lantas memegang sebelah pipinya dan melanjutkan, "Apa Kakak tidak bisa membedakan antara bahagia dan amarah? Saya benar-benar bahagia saat ini ....""Ha?!" Ye Shen melongo. "A-Adik bahagia? Bukankah anda ... Guru ... itu ...."Ye Xianying kemudian melipat surat itu dengan hati-hati. Namun tanpa sadar, air matanya turun ke pipinya. "Kakak lihat ini?" Ye Xianying menunjuk pipinya dan menambahkan, "Ini adalah tanda kebahagiaan."Gadis rubah itu menyeka air matanya dan tersenyum, membuat Ye Shen menggaruk kepala karena bingung."Lalu apa yang akan anda lakukan setelah ini?" tanya Ye Shen. Dia masih menyimpan sedikit keraguan.Gadis rubah itu mengangkat bahu dan menjawab, "Tidak ada pilihan lain. Guru melarang saya pergi sebelum kabut ini menghilang. Sementara ini saya akan fokus membangun gedung paviliun. Namun sebelum itu, saya ingin berbicara
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3738394041
...
76
DMCA.com Protection Status