Kedua wanita itu semakin merasa terintimidasi sebab dugaan mereka ternyata benar, pria gagah itu bukan orang sembarangan. Kenyataanya, dia utusan dari Kerajaan Minanga, itu artinya, dia adalah salah seorang Hulubalang Kerajaan[1].Kembali keduanya menjatuhkan diri, berlutut di hadapan pria gagah berbaju panghulu warna hijau itu.“Amak Tuo,” ujar sang pria, dan lantas mengangkat wanita tua di hadapannya itu untuk kembali berdiri. “Berdirilah, tidak usah sungkan terhadapku.”“Maafkan kami yang tidak tahu budi bahasa.”“Tidak,” ujar si pria sembari tersenyum, “aku tidak pantas,” lalu ia memandang sang gadis yang masih berlutut di samping wanita tua itu. “Berdirilah.”Sang gadis mengangguk dan lantas berdiri di samping ibunya.“Upik,” ujar wanita tua itu kepada anak gadisnya. “Ambilkan air untuk Tuan Hulubalang.”“Tidak,”
Terakhir Diperbarui : 2021-12-09 Baca selengkapnya