“Bolehkah aku mencium keningmu, Permata?” tanya Danu sekali lagi. Wajah Permata memerah, malu, senang, semua perasaan berebut masuk ke dalam hati Permata menjadi satu. “Apa yang kamu katakan, Danu? Apakah aku tidak salah dengar?” tanya Permata, matanya menyelidik. “Tidak, Permata, kamu tidak salah dengar. Aku ingin mencium keningmu!” sahut Danu, mendekatkan bibir pada telinga Permata. Udara hangat menjalar pada telinga Permata, suara nafas Danu terdengar begitu menegangkan bagi Permata. “Boleh,” kata Permata malu-malu, matanya memandang jauh ke atas. “Dalam mimpi aku ingin mengecup keningmu, Permata!” kata Danu lagi. Permata tidak menyangka bahwa yang dimaksudkan Danu adalah demikian. Dia tidak mengira bahwa Danu ingin mengecupnya dalam dunia nyata. Permata menahan malu, tapi rasa bahagia lebih dominan datang kepadanya. “Selamat tidur!” kata Permata. “Selamat tidur juga, Permata,” sahut Danu. Akhirnya mereka mengakhiri
Terakhir Diperbarui : 2021-12-15 Baca selengkapnya