Home / Horor / PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI SINDEN / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI SINDEN: Chapter 11 - Chapter 20

69 Chapters

Bab 11. LELAKI YANG BERBEDA

Bab 11. LELAKI YANG BERBEDA   Lintang berusaha menyelesaikan lagu terakhirnya dengan susah payah, setelah tanpa sengaja pandangan matanya beradu dengan pasangan muda-mudi yang tengah asyik berdansa dengan tubuh yang seolah melekat satu sama lain.    Sang pemudi, adalah Gendis, teman satu sekolahnya yang sangat populer. Di samping karena wajahnya yang cantik dengan penampilannya yang modis, ia juga dikenal sebagai anak orang kaya raya yang selalu dikelilingi teman-temannya yang bertingkah bak dayang-datang baginya.    Sementara pasangan dansanya adalah kakak kelas mereka yang dulu pernah menjabat sebagai ketua OSIS saat ia dan Gendis masih sama-sama duduk di kelas X, yang menurut informasi yang Lintang dengar, pasangan dansa Gendis itu adalah putra bungsu sang Bupati.        Lintang selalu mengingat sosok itu walau dalam keremangan, karena sejak ia duduk di kelas XI, pemuda it
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Bab 12. MALAIKAT BERWAJAH MENGERIKAN

Bab 12. MALAIKAT BERWAJAH MENGERIKAN   Lintang melanjutkan langkahnya saat saat ia yakin pengendara motor itu tidak lagi mengikutinya. Dilihatnya motor yang ditumpangi lelaki tak dikenalnya sudah berbelok di tikungan depan. Jalanan kembali sepi.       Sambil menengok sekali lagi ke arah tikungan yang baru dimasuki pengendara motor itu, tikungan itu tampak gelap. Tak terlihat ada kendaraan lain yang lewat. Lintang yakin pengendara itu sudah berlalu, pergi entah ke mana.    Lintang berjalan dengan langkah lebih lebar. Beberapa meter ke depan ia akan menemukan lahan kosong lagi, dan di sana keadaan akan lebih gelap, karena sinar lampu jalan terhalang kerimbunan pohon besar yang tumbuh menjulur dari dalam lahan kosong itu yang melewati dinding pagar.    Kata orang, lahan kosong itu dulunya adalah bekas gudang milik pabrik bir yang sudah lama tak terpakai. Karena pabrik dipindahkan ke
last updateLast Updated : 2021-12-06
Read more

Bab 13. BUKAN PEMILIK HATI

Bab 13. BUKAN PEMILIK HATI   Wulansari mendatangi kamar tidur suaminya pada siang hari. Ia tahu, saat itu suaminya pasti sudah terjaga meskipun tetap bertahan di kamarnya hingga sore menjelang. Lalu sehabis Maghrib suaminya akan segera pergi entah kemana dan baru akan pulang saat tengah malam.    Berkeliaran di dalam rumah dan baru masuk ke kamar menjelang subuh. Begitu seterusnya. Kecuali hari Senin dan Kamis malam sudah pasti suaminya itu tidak pulang ke rumah entah menginap di mana, tapi Wulansari tak lagi peduli.    Hidupnya sudah bergelimang materi, usaha rias pengantin yang digelutinya sudah sangat berkembang seiring dengan ketenaran nama suaminya. Urusan kepuasan batin bukan hal yang sulit. Dengan kekuasaan dan harta melimpah, tidak sulit untuk mencari lelaki yang bersedia memuaskannya. Tak ada kesulitan untuk membeli lelaki pemuas hasrat seperti itu.       Seperti yang ia
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

Bab 14. SANG PENJAGA

Bab 14. SANG PENJAGA   Seperti biasa saat malam Minggu, suasana HAPPY night POPPY begitu penuh pengunjung hingga berjubel. Udara pengap oleh asap rokok dan aroma alkohol memenuhi ruangan yang kini terasa sempit saking penuhnya pengunjung. Belum lagi suara hingar bingar music yang diputar kencang.        Lintang masih sibuk berdandan di ruang rias ketika manager nightclub mengatakan ada yang ingin bertemu dengannya sebelum tampil. Untunglah Lintang sudah selesai berdandan, dari jam dinding yang di letakkan di ruangan sempit itu ia masih memiliki waktu sekitar seperempat jam sebelum naik panggung, jadi Lintang mempersilahkan tamunya untuk masuk.        Seorang lelaki berpakaian rapi mendatanginya hanya untuk menyerahkan sebuah pesan dari seseorang. Lelaki itu tidak berkata apa-apa, selain pandangan matanya yang menelusuri lekuk tubuh Lintang yang memang selalu tampil sexy saat manggung dengan
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

Bab 15. WAGE & KI NARENDRA

 Bab. 15. WAGE & KI NARENDRA   Narendra menatap lelaki berwajah seolah terbelah oleh bekas luka di depannya dengan pandangan penuh minat. Mendengarkan cerita yang meluncur deras tentang putri kandungnya, bagaimana kesehariannya, ketenarannya di kalangan pecinta dunia malam, aura bintang yang dimilikinya saat menguasai panggung. Suara merdunya yang tak terlupakan. Penampilan di panggung yang selalu memukau juga kekerasan hati serta semangat yang dimilikinya.       "Apa kamu mendekatinya? Bagaimana kesannya saat melihat bekas lukamu?"       "Sebenarnya, saya hanya menjaganya dari kejauhan. Hampir tak terlihat!"        "Apa dia menolak kalau kamu mendekatinya?"       "Tidak, Ki! Dia tidak terlihat keberatan saat saya mendekatinya. Dia juga tidak terlihat takut atau jijik oleh cacat bekas luka ini!" Wage menunjuk tepat di bekas lu
last updateLast Updated : 2021-12-14
Read more

Bab 16. STORY' OF SCARS FACE

Bab 16. STORY OF SCARS FACE   Hingga suatu siang, beberapa hari setelah kabar penemuan mayat wanita di sungai besar di kampung sebelah tersiar dan menjadi pembicaraan semua orang. Wage melihat Wulansari berjalan mengendap-endap menuju sungai.    Seperti yang Wage duga karena sudah sering memergoki Wulansari melakukan hal yang sama beberapa bulan terakhir, Wulansari sedang menanti seorang lelaki di tengah aliran sungai yang agak tersembunyi oleh bebatuan sungai.    Beberapa saat setelah Wulansari berada di tengah sungai, lelaki itu mendatanginya. Dan seperti biasa, mereka akan melakukan sesuatu di balik bebatuan berdua, dengan telanjang mereka akan saling memandikan satu sama lain.        Tapi siang itu berbeda, Wage tidak melihat mereka saling memandikan atau menggosok punggung atau bagian depan tubuh satu sama lain. Wage justru melihat Wulansari dengan kecepatan tangannya, m
last updateLast Updated : 2021-12-16
Read more

Bab 17. TAMU LEWAT TENGAH MALAM

Bab 17. TAMU LEWAT TENGAH MALAM   Suasana HAPPY night POPPY sudah mulai sepi. Lintang sudah selesai membersihkan riasannya. Kostum panggungnya pun sudah berganti dengan kemeja gombrong lengan panjang dan jeans pas badan, ketika ia mendengar pintu ruang rias diketuk seseorang.       "Masuk!" serunya. Detik berikutnya seorang lelaki berpenampilan rapi membuka pintu. Lewat bayangan kaca rias Lintang dapat melihat sosok gagah Dirgantara berjalan mendekat ke arahnya. "Ada apa Mas Dirga datang ke sini? Apa Gendis datang bersamamu?"       "Kenapa aku harus datang dengannya? Aku tidak ada urusan dengannya." gumam Dirgantara dengan suara yang dapat didengar Lintang.       "Maaf, kupikir Mas Dirga bersamanya. Aku sendiri juga agak malas berurusan dengannya!" Lintang kembali menghadap cermin, memulaskan sedikit lipgloss beraroma strawberry di bibirnya, untuk menjaga kelembabannya s
last updateLast Updated : 2021-12-17
Read more

Bab 18. PERSYARATAN BERAT DARI SI TAMPAN

Bab 18. PERSYARATAN BERAT DARI SI TAMPAN   Dirgantara diam, berusaha mencerna penuturan Lintang. Tapi hatinya terlanjur merasa panas. Ia merasa cemburu pada seseorang bernama Galih.    Ia tahu, Di mata Lintang ia pasti tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Galih. Lelaki itu lebih dulu bertemu Lintang. Dia bisa mendekati Lintang kapanpun dia mau, dan dia adalah bos Lintang. Penghasilannya juga pasti sudah lumayan.        Sementara dirinya, walaupun ia terlahir dari keluarga terpandang dan kaya raya. Ayahnya bahkan seorang Bupati, tapi ia hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mendekati Lintang. Lagi pula walaupun ia adalah keturunan orang kaya di kota itu, tapi dia belum bekerja. Dia belum berpenghasilan meskipun tak akan ada masalah bagi keuangannya.    Uang saku yang dikirimkan orang tuanya sangat berlebih. Bahkan mungkin jumlahnya bisa lima kali lipat gaji rata-rat
last updateLast Updated : 2021-12-18
Read more

Bab 19 PERTEMUAN TAK SENGAJA DENGAN SI CULAS

Bab 19. PERTEMUAN TAK SENGAJA DENGAN SI CULAS.   Lintang menapaki tangga di depan pintu masuk plaza dengan satu tangan menggandeng Mutia. Bocah mungil berusia 4 tahun mengenakan overall berwarna fuschia, dengan rambut berombak dikucir 2 berhias pita sewarna bajunya, yang tampak begitu lincah berjalan sambil meloncat- loncat kegirangan. Kedua orang tua Mutia, Galih dan Laras pemilik nightclub HAPPY night POPPY berjalan beriringan di belakang mereka.       "Ayah, nanti aku mau beli boneka yang bisa menangis ya!" pinta Mutia manja sesaat setelah melepaskan tangannya dari gandengan Lintang dan berlari ke arah ayahnya.       "Boneka menangis lagi? Terakhir kali Kita belanja di sini, Mutia kan sudah beli?" Laras mengingatkan tapi Mutia tidak menghiraukan ucapan ibunya.       "Beli lagi ya, Yah. Yang lama bajunya jelek. Mutia mau yang pakai baju kuning!" rengek Mutia. Jari mung
last updateLast Updated : 2021-12-19
Read more

Bab 20. AIR PENGASIHAN

Bab 20. AIR PENGASIHAN      "Lintang!" terdengar suara Gendis menyapa dari kejauhan. Lintang menoleh ke arah suara. Mutia masih berada dalam gendongannya.         Gendis yang baru turun dari eskalator segera menghampirinya. "Keponakanmu? Kelihatan terawat ya? Kakakmu pasti lumayan kaya."       Lintang hanya tersenyum mengabaikan nada mengejek dipertanyaan yang Gendis lontarkan. "Sudah selesai?" tanyanya sambil melirik tas plastik besar berlogo butik terkenal.       "Sudah! Disain dari pemilik butik itu tak pernah mengecewakan, makanya aku selalu belanja di butiknya. Kebetulan tadi aku juga menemukan Bros cantik yang cocok dengan kebayaku di toko perhiasan lantai tiga.    Ehm, rasanya benar-benar tak sabar untuk mengenakannya saat mendampingi Mas Dirga di acara itu!" tuturnya setengah pamer. "Oh ya, kudengar acara itu
last updateLast Updated : 2021-12-21
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status