"Pak, tumben sekali Anda mengajak kemari?" Kai, pemuda blasteran Melayu-China itu bertanya pada Darren Wang seraya menatap ke sekeliling kafe.Hanya sebuah kafe biasa seperti kedai-kedai kopi lainnya di Singapura. Selain kopi tentu saja mereka juga menyediakan roti kaya, camilan khas negeri ini yang sangat populer serta beberapa menu yang lain."Tiga tahun lalu aku memiliki janji untuk bertemu dengan kawan masa kecilku di sini, di kafe ini." Darren Wang tersenyum seraya mengaduk kopi hitamnya.Kai tertegun menatap rekannya yang lebih tua dan juga lebih senior darinya itu. Darren hampir tidak pernah bercerita mengenai kehidupan pribadinya. Dia pria bujangan yang hidup sendirian di sebuah apartemen."Teman?" Kai bergumam pelan. Darren Wang mengangguk dan mengeluarkan rokok dari sakunya, meletakkannya di atas meja.Dia mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Kai pun turut mengambil sebatang. Selayaknya kebanyakan pria, keduanya memang pe
Read more