Ciuman mereka semakin dalam. Sheira sudah terpojok di dinding kolam air hangat. Tubuh Ditrian yang besar itu sudah menekan dan mendesak tubuh mungilnya. Dari luasnya kolam itu, terasa sempit untuk mereka berdua. Wanita itu hanya bisa bersandar, mulutnya dipenuhi oleh lidah Ditrian yang memaksa masuk dan meliuk.Mau tidak mau, ia mengulumnya. Nafas mereka beradu, terengah-engah. Air liur yang basah dengan samar memenuhi bibir dan mulut. Sulit untuk berhenti."Bagaimana?" tanya Ditrian seusai melepas ciuman mereka."B-bagaimana apanya?" tanya Sheira penuh kegugupan. Wajahnya sudah merah padam seperti tomat."Kau suka?"Ia kembali melirik ke arah lain, menghindari tatapan dari Ditrian dengan canggung. Wajahnya membara, entah karena kolam air ini atau karena sesuatu yang lain."Aku bodoh telah berkata 'cerai' padamu," gumam Ditrian."Mungkin ... itu akan bagus untuk kita berdua," desis wanita itu.Itu membuat Ditrian agak kesal. Ta
Last Updated : 2022-04-10 Read more