All Chapters of Janinmu adalah Benihku (hamil bayi CEO): Chapter 1 - Chapter 10

19 Chapters

1 Demi Ibu

"Tenanglah kita akan mencari dananya. Aku akan membantumu untuk mencari pinjaman," ucap Luna menenangkan sahabatnya. "Dari mana? 30 juta bukan uang yang sedikit Luna! Dari mana kita bisa mendapatkan uang itu, ibuku, ibuku sudah sangat kesakitan." Uuna menangis mencurahkan seluruh isi hati dan pikirannya. "Aku tahu, jika seperti ini pun kita tidak bisa menyelesaikan masalah, Uuna! Kamu harus kuat demi ibumu!" Luna terus mengusap punggung sahabatnya, berusaha menenangkan gadis malang itu. "Iya, aku harus kuat, demi Ibu," ucap Uuna lirih. Uuna melihat jam di tangannya, kemudian dia tersadar harus berangkat bekerja di sebuah kantin rumah sakit, "Aku harus pergi, aku sudah sangat terlambat." Ucapnya bangkit dari duduk. "Apa kamu yakin akan bekerja?" tanya Luna cemas. "Iya! Aku harus mengumpulkan banyak uang untuk ibuku," sahutnya seraya merapikan pakaiannya yang berantakan. "Hemm, hati-hati lah .... semangat!" Luna memberi dukungan. Di rumah sakit Uuna berjalan dengan sangat cepat
Read more

2 Pelepasan Benih

Keesokan harinya. Siang itu Dokter Nadia turun tangan langsung terhadap Uuna yang sedang melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai tahapan awal. Memang tidak banyak yang tahu inseminasi yang dilakukan terhadap Uuna, banyak pihak yang harus tutup mulut dan mata demi menjaga kesejahteraan mereka dan kelangsungan dari penerus Malik Hayes Corp. Sejak hari itu dimana Uuna bersedia menyewakan rahimnya karena terdesak oleh biaya pengobatan ibunya, dengan terpaksa menyetujui semua yang ditawarkan oleh dokter Nadia walaupun hatinya menolak semua fakta yang ada. Di mana dia harus merelakan bayi yang ia kandang kepada orang lain yang bahkan Uuna sendiri tidak tahu jati dirinya. Uuna harus menelan pil pahit bahkan sebelum anak itu sendiri lahir ke dunia demi sang ibu yang sedang terbaring lemah di ranjang pesakitan. Bukan hanya tes kesehatan yang dilakukan oleh Uuna, tapi juga tes IQ. Keluarga Malik Hayes tidak ingin sembarangan memilih ibu dari keturunan mereka, walaupun dari latar bakalan yan
Read more

Bab 3 Menanam Benih

Bab 3 Menanam benih Dengan nafas yang masih memburu Darren pergi ke bedroom yang ada di sana dan membersihkan diri. Darren bergidik ngeri membayangkan dirinya bisa melakukan hal konyol dan menjijikan itu, bahkan keringatnya mengalir deras di seluruh tubuhnya. Dengan bantingan yang sangat keras, Darren berjalan keluar dari ruangan dokter Nadia dan meminta obat pada sekretarisnya yang selalu ia bawa kemanapun. Keringat mengucur deras di seluruh tubuhnya, rasa mual mulai dirasakan akibat menghirup cairan yang ia semburkan sendiri. Darren sendiri masih tidak bisa mengerti dengan apa yang ia rasakan atas yang baru saja terjadi. Dengan cepat Darren meneguk obat itu dan berjalan pulang agar bisa menenangkan dirinya yang sedang merasa tidak dalam keadaan baik-baik saja.   **   Di ruangannya, dokter Nadia langsung melakukan tindakan terhadap benih yang telah dikeluarkan oleh Darren. Dengan langkah cepat Nadia berjalan ke arah
Read more

Bab 4 Menunggu Hasil

Keesokan harinya. Uuna hanya termenung sambil menunggu telpon dari dokter Nadia di kantin kampusnya. Pagi ini bibinya sudah 10 kali lebih menanyakan keberadaan Uuna dan memastikan soal biaya operasi ibunya. Bibi Uuna yang bernama Aminah atau biasa dipanggil Bi Ami oleh Uuna sudah tidak sanggup lagi mendengar setiap rintihan dari ibunya Uuna. Uuna terperanjat kaget ketika sahabatnya Luna menepuk bahunya karena mendengar suara ponsel miliknya yang terus berdering. "Yun. Ponsel Kamu bunyi terus." Uuna hanya menoleh masih belum sadar dengan apa yang dibicarakan oleh Luna. "Heh.. apa Lun?" "Hp kamu Yoona...." "Namaku Uuna, bukan Yoona dan aku asli Indonesia buka orang Korea idola kamu itu...!" sarkas Uuna tidak terima namanya diganti oleh Luna dari Uuna menjadi Yoona. "Iya, iya. Tuh hp kamu getar lagi, angkat gih, siapa tahu penting." ucapnya sambil menunjuk ponsel milik Uuna yang terus bergetar di atas meja kantin yang mere
Read more

Bab 5 Siapa Gadis Itu

Nadia berjalan dengan langkah lebar menuju ruang laboratorium. Sesampainya di sana Nadia langsung bertanya pada suster penjaga. "Sus coba cari tau siapa yang memeriksa sampel darah Uuna Mikhayla dan siapa saja yang melakukan tes kehamilan pada saat itu!" Dokter Nadia menyerahkan salinan hasil tes kepada suster dan memintanya untuk segera mengabarinya jika sudah mendapatkan apa yang dia mau. Sementara di Apartemen milik Darren Hayes. Dokter terapis yang biasa menangani Darren ketika penyakitnya kambuh, sedang merasa kalut dikarenakan penyakit pasiennya yang tiba-tiba kambuh. Padahal selama ini Darren tidak pernah bertemu dengan wanita manapun terkecuali ketika ia berkunjung ke Mansion ibunya, itu pun ketiak sudah dilakukan pensterilan sebelumnya. Huek huek huek, Darren memuntahkan semua makan yang di makannya sepanjang hari ini. Wajahnya sudah sangat pucat pasi. Darren keluar dari kamarnya dan membuang apapun yang ada di sana. Huek huek huek, Darren terus memuntahkan
Read more

Bab 6 Positif (Kecelakaan Nadia)

Di sebuah rumah sakit Dokter Nadia berlari kencang ke arah mobilnya terparkir dengan map yang ia pegang. Nadia tidak memperdulikan banyak pasang mata yang melihat karena wajah cantiknya yang terlihat begitu bersinar di tengah kepanikan.  Didalam map itu menunjukkan hasi leb yang positif atas nama Darren Hayes. Selebihnya tidak ada informasi apapun lagi karena itu memang sudah sesuai dengan perjanjian yang mereka sepakati sebelumnya. Pagi ini Nadia mendapatkan informasi mengenai kegagalan inseminasi yang ia lakukan terhadap Uuna. Ternyata sampel darah milik Uuna Mikhayla tertukar dengan pasien lainnya yang juga tengah menjalankan tes darah untuk kehamilannya. Saat Nadia mengetahui ternyata Uuna positif hamil, dia begitu bahagia dengan apa yang dibaca dan dia dengar langsung dari hasil lab yang tertukar beberapa minggu lalu. Sangking senangnya, Nadia bergegas menuju kediaman Ibrahim Hayes untuk mengatakan langsung kabar gembira ini tanpa memberitahu Uuna t
Read more

Bab 7 Aku Hamil, Lun

Una menitipkan rumahnya kepada salah satu tetangga yang sudah begitu baik kepada dirinya dan almarhum ibunya. Uuna meminta agar rumah itu dikontrakan atau ditempati oleh tetangganya agar rumah mendiang orang tuanya bisa terawat dengan baik. Sesampainya di kota, Una dan bibinya tiba di kost tempat Uuna selama ini tinggal. Pagi itu hari masih terlalu pagi bahkan matahari seolah enggan untuk memperlihatkan sinarnya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 05:20. Sepertinya cuaca mendung yang menjadi penyebab utama matahari enggan untuk memancarkan sinar seterang mungkin. Kamar kost Uuna tidak begitu luas, tapi cukup untuk ditinggali oleh dua orang jika digunakan hanya untuk tidur saja. Pagi itu setelah membersihkan dan membereskan barang-barangnya Una dan bibi terlelap begitu nyenyak karena kelelahan. Bahkan tubuh Uuna begitu lemah walaupun hanya digerakkan saja. Bibi Ai yang terbangun lebih dulu merasa kasihan melihat wajah Uuna yang kelelahan bahkan terlihat puc
Read more

Bab 8 Memulai Hidup Baru

"Aku tidak tahu, Lun. Ini semua karena aku membutuhkan biaya untuk operasi ibuku," ucap Uuna dan mulai menceritakan seluruh kejadian yang membuatnya hamil.Luna percaya seluruh cerita dari sahabatnya adalah kebenaran karena Luna tahu, Uuna gadis baik yang tidak dekat dengan siapapun selama ini selain dirinya dan mantan kekasih Uuna tentunya."Jika seperti itu, kamu dan bibi tinggal saja di apartemenku agar tidak ada yang menggunjingmu, Uuna." pinta Luna pada sahabatnya.Bibi mengeluarkan sebotol minuman lemon agar mual di perut Uuna berkurang dan keponakannya bisa makan roti dengan lahap."Luna benar, Uuna. Di apartemen kebanyakan pemiliknya tidak pernah usil dengan urusan orang lain. Yah, walaupun yang kamu lakukan tetep tidak baik di mata hukum dan agama. Tapi demi kenyamanan, kita harus tinggal di sana, paling tidak sampai kamu melahirkan. Bibi akan bekerja dengan giat agar keponakan dan cucu bibi tidak kekurangan." ucap bibi mulai membuka bungkusan ro
Read more

Bab 9 Tuntutan Ganti Rugi

Uuna yang sudah di cekal pergelangan tangannya merasa bingung. Uuna tahu kesalahannya sudah telat mengantar kue ke hotel. Tapi, pria berwajah dingin itu begitu mengerikan, yang menatapnya seolah dirinya seorang kriminal.Uuna ditarik paksa oleh pria berjas itu keluar dari ruang rapat. Sementara pegawai tokonya digiring ke arah yang berbeda.Sementara di dalam ruang rapat, pemimpin rapat itu yang bernama Darren Hayes tersenyum dengan sangat indah sehingga membuat para tamu undangan bergidik ngeri melihat senyum yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.Darren membisikkan sesuatu pada asistennya, setelah itu ia pergi meninggalkan ruangan rapat ke tempat dimana Uuna berada.Pria itu dikawal oleh beberapa orang saat berjalan menuju ke ruangannya dengan langkah selebar mungkin."Tunggulah di sini. Aku akan menghubungi kalian jika aku membutuhkan sesuatu." pinta Darren tanpa melepaskan pandangannya ke arah pintu yang masih tertutup rapat.Para pe
Read more

Bab 10 Apa Dia Mati?

Ada rasa lembut sekaligus dingin yang dirasakan Darren ketika ujung jarinya menyentuh bibir tipis Uuna hingga membuat pria itu terpental ke belakang ketika merasakan jantungnya hampir mau lepas pada saat yang bersamaan. Tubuh Daren bahkan hampir saja membentur ujung meja jika dirinya tidak bisa mengendalikan keadaan. "Hah … hah … hah …." Napas Darren terengah-engah karena kaget merasakan apa yang dia baru rasanya. "Kenapa seperti tersengat listrik? Tapi dia dingin, tidak panas, tapi juga lembut," ujarnya tidak percaya. "Dia masih, hidup, kan?" tanya Darren pada dirinya sendiri. Kepanikan mulai menguasai dirinya. Pria itu bangun dengan susah payah dengan lututnya yang lemas. Darren memang tidak memuntahkan apapun. Tapi hal ini benar-benar menguras emosional yang hampir tidak pernah dia rasakan sama sekali dalam hidupnya yang sudah sangat dewasa. Baru kali ini seorang Darren Hayes menyentuh bibir wanita dengan ujung jarinya, dan rasanya semakin membuatnya penas
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status