Home / Fiksi Remaja / Belum Siap Patah Hati / Chapter 1 - Chapter 6

All Chapters of Belum Siap Patah Hati: Chapter 1 - Chapter 6

6 Chapters

00. Prolog

“Yang waktu itu hanya kesalahpahaman. Tolong, jangan dimasukin ke dalam hati, ya? Maaf, bercandaku kelewatan. Semoga kamu tidak berfikir macam-macam tentang diriku, aku benar-benar malu,” ucap seorang gadis berseragam SMA itu kepada seorang lelaki yang sekarang berdiri tepat di hadapannya, menatapnya dalam serta penuh keseriusan. Kedua tangannya terkepal erat dengan perasaan yang tidak karuan. Hatinya seperti dipatahkan dan rasa kecewa seakan menyelinap pada relung hatinya tanpa diminta. Ia tidak tahu kenapa yang jelas perkataan yang baru saja terlontar dari mulut Alexa benar-benar menghancurkan hatinya.Alexa, membeku di tempatnya dengan netra yang tidak lepas dari manik elang Kafka. Ada sedikit perasaan lega setelah mencetuskan sebuah klarifikasi yang menjadi bahan gosip akhir-akhir ini. Namun, ada sebuah perasaan tidak rela saat ia mengatakannya. Ada rasa takut yang Lexa sendiri tidak paham apa artinya.Alexa dan Kafka masih terus memandang dalam, tatapa
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more

01. Gosip

“Eh guys, dengar-dengar dari kelas sebelah Kafka sama Tessa tunangan, ya?” cetus Alexa. Gadis manis pemilik rambut hitam legam itu terlihat sedang berkumpul bersama dengan teman-temannya satu gengnya. Seperti biasa, mereka sedang melakukan rutinitas paginya, bergosip. Gosip memang salah satu nikmat dunia yang mengandung banyak dosa. Tapi, ya gimana ya...? Mau ditinggalin juga nggak bisa.“Yang bener lo?” ujar Chika. Gadis cantik berwajah bulat dengan pipi tembemnya itu merespon pertama kali dengan begitu antusiasnya.Alexa yang membawakan berita utama pun mengangguk penuh keyakinan.“Mantan punya yang baru, gimana perasaan lo, Ra?” Naura melirik Clara yang duduk bersebrangan dengan Alexa.“Biasa aja,” ujar Clara memasang wajah acuhnya.“Yang udah dimasukin mah nggak akan galau ya gara-gara mantan punya yang baru,” seru Alisa turut menimpali.“Ekhem, kok gue rada-rada nggak rel
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more

02. Terpesona

Alexa menyandarkan tubuhnya pada railing dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada. Gadis itu nampak sedang berbincang dengan Chika yang tidak henti-hentinya mengoceh dan memuji ketampanan Kafka yang sekarang sedang bermain badminton di lapangan lantai dasar.“Coba deh lo liat, kurangnya apa coba dia? Ganteng, tinggi, pinter basket, rajin, bertanggung jawab, paket komplit banget,” seru Chika sembari terus memperhatikan Kafka yang sedang melakukan pukulan.“Hilih, lo muji dia kek lo ga punya laki aja,” Alexa memutar bola matanya malas, ia kemudian memutar tubuhnya masih dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada. Netranya menatap ke bawah hingga siluet Kafka terlihat jelas di sana.Senyum Alexa memudar kala melihat Kafka menyeka keringat di pelipisnya. Entah kenapa kadar ketampanan laki-laki itu bertambah berkali-kali lipat. “Ya emang ganteng sih,” senyum tipis terukir
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more

03. Jas Lab

Di dalam sebuah kamar dengan pencahayaan yang tidak terlalu terang Kafka terlihat sedang mengsibukan diri dengan tugas-tugas sekolahnya. Lelaki itu terlihat fokus dalam menulis jawaban-jawaban yang bersarang di otaknya. Seorang wanita paruh baya mengetuk pintu kamar Kafka lantaran berjalan perlahan menghampiri putra satu-satunya. “Lagi belajar, ya?” katanya bertanya sembari menepiskan senyum teduhnya. Kedua tangannya bertengger pada bahu Kafka sementara netranya menatap lembar kerja putranya. Kafka sejenak menghentikan aktivitasnya, memutar lehernya menatap sang ibu dengan senyum terukir sempurna. “Iya, besok dikumpulkan.” Aluna mengangguk, tangannya tergerak untuk mengusap lembut bahu sang putra. “Jangan terlalu memaksakan diri untuk bekerja. Sekarang ini, kamu adalah seorang pelajar yang tugasnya belajar. Kamu pasti belum makan, kan?” tutur lembut Luna kepada putranya. Ia bertanya bu
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more

04. Malu

Pagi ini, kelas Alexa bersama teman satu kelasnya sedang melakukan perenggangan badan untuk pemanasan dengan pak Andi sebagai pemandu. Sekitar lima belas menit lamanya, kelas 11 IPA 2 akhirnya selesai dengan pemanasannya.“Oke, sekarang kalian keliling lapangan 5 kali!” instruksi pak Andi yang langsung dilaksanakan seluruh murid 11 IPA 2.Empat orang lelaki yang adalah Kafka, Lion, Arkan dan Devan tiba-tiba memasuki lapangan membuat fokus Alexa tertuju ke arahannya. Chika yang melihat itu segera menyenggol bahu Alexa sembari melemparkan senyum menggoda. “Bebeb tuh,” katanya sembari menunjuk Kafka dengan lirikan mata.“Hilih,” balas Alexa. Gadis itu mencuri pandang ke arah Kafka yang terlihat sedang berbincang dengan pak Andi hingga lima menit kemudian Pak Andi meniup peluit yang bertengger pada lehernya.“Setelah kalian lari mengelilingi lapangan, kalian bisa berpi
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more

07. Menghadiri Pesta

Suara lonceng terdengar menandakan adanya seorang pelanggan. “Hazelnut latte satu, ya,” ujar sosok itu yang adalah Alexa kepada seorang pelayan lelaki yang kini berdiri membelakanginya.   Mendengar suara pelanggan, sosok itu pun membalikan badannya dan hal itu sukses membuat mata Alexa membola.   “Kafka....”   “Alexa....”   Seru keduanya bersama. Kafka melemparkan senyum manisnya yang tidak terbalas karena Alexa masih pada keterkejutannya.   “Lexa, hello....” Kafka melambaikan tangannya tepat di hadapan Alexa membuat gadis itu tersadar lantas segera menundukkan kepala. Alexa merutuki dirinya dalam hati, dirinya merasa malu sekarang.   “Sorry, gue pesen Hazelnut Latte satu, ya,” ulang Alexa yang kemudian dibalas Kafka.   “Oke, tunggu sebentar,” ujar Kafka kemudian menyiapkan minuman yang diminta Alexa.   “Lo suka hazel
last updateLast Updated : 2021-09-28
Read more
DMCA.com Protection Status