Lalu ia memesan taxi menuju bandara.Supir itu tersenyum lalu bertanya "mau kemana Pak?" Mengarahkan ke dua matanya di kaca spion agar melihat Rasyid yang duduk di belakang.Alangkah kagetnya Rasyid mendapati ternyata yang menjadi sjpir adalah pria yang ia buntuti semalam. Ia berusaha menelan salivanay, rasanya tenggorokannya seperti tercekik bersamaan detak jantungnya yang semakin kencang.Dalam benak Rasyid "situasi macam apa ini? Eh gue lupa dia bukan manusia. Gue harus tenang. Ingat kata Imelda," "Hmmm, harus tenang." katanya dalam hati lalu Rasyid berkata "ke bandara ya Pak," Sebastian tersenyum lalu menancap gas menuju bandara. Selama beberapa menit ia memperhatikan Rasyid yang sibuk dengan handphonenya.Sambil melihat pantulan bayangan Rasyid yang duduk di bangku belakang Sebastian berkata "bagaimana harinya Tuan?" "Hari saya seperti biasa cukup baik," jawabnya singkat. "Aku harus sesingkat mungkin menjawab pertanyaan dia," ucapnya dalam hati sambil melihat pemandnagan dari
Read more