Home / Romansa / My Lovely Uncle / Chapter 1 - Chapter 4

All Chapters of My Lovely Uncle: Chapter 1 - Chapter 4

4 Chapters

Bodyguard

Assalamualaikum,Happy reading! 😚"Uncle, bilang sama Mama Papa, Ara gak mau di asrama!" Pekik gadis berseragam putih biru pada pria di depannya."Nona tidak boleh seperti itu." Pintanya pada gadis yang sedang merajuk dengan wajah cemberut, tangan berkacak pinggang dan berdiri mengangkangi kaki kirinya."Bukan Nona!" Pekiknya lagi lebih keras dan menatap mata sang pria tajam.Menghela napas lelah, Jack–mengangguk. Gadis di depannya ini sangat keras kepala. "Iya, bukan Nona." Biarkan dia yang mengalah.Sedari dulu gadis  ini memang tidak suka bila dirinya memanggil dengan sebutan "Nona". Dia ingin dipanggil dengan nama saja dan harus memiliki panggilan khusus darinya."Huaaa!" Tangis Nona Kecilnya akhirnya pecah dan langsung memeluk Jack erat. Tangisnya terdengar pilu di telinga Jack.
Read more

Manja

Assalamualaikum,Happy reading semua..."Hara kapan ujiannya?" Tanya perempuan berusia 40 tahun di depan Ara, yang tidak lain Riska Dwingga–mama Ara.Ara yang ditanya hanya mengedikan bahu, masih fokus pada kunyahannya "Kurang tau, Ma. Kata guru Hara, satu bulan lagi." Jawabnya setelah menelan kunyahannya."Kalau butuh sesuatu telpon Mama atau Papa, ya? Siang nanti Mama sama Papa mau berangkat ke Lamongan. Kita seminggu di sana." Laporan wajib Mama Ara. Selalu begitu, pulang sehari. Pergi berminggu-minggu. Tidakkah ada niat mereka untuk menemani Ara barang sebentar saja?"Iya." Jawab Hara singkat tanpa minat."Hara sudah ambil keputusan belum, yang Papa minta kemarin?" Tanya Riska lagi.Ara menghentikan makannya, ia menatap orang tuanya serius. "Mama sama Papa pengen banget ya, Hara tinggal di asrama?" Tanya Ara sedikit sinis.
Read more

Setuju

  Menyesap rokok di tengah malam tidak menjadikan Jack lebih baik. Dia bukan perokok, hanya saja sesekali jika masalahnya menumpuk maka dia akan menyulutnya.Seperti halnya malam ini, pikirannya berkelana pada Ara, Nona Kecilnya yang sedang merayakan kelulusannya bersama kedua orangtuanya.Mungkin hal itu yang dibenci Ara, karena menggagalkan rencana mereka berdua. Rencana yang sudah disusun Ara jauh-jauh hari, mengingat kedua orang tua Ara yang belum kembali dari perjalanan bisnis di Italia.Tapi bagai kejutan, pagi tadi mereka pulang dan langsung membuat agenda untuk Ara tentunya tanpa ada dirinya. Ah, ia lupa. Siapa lah dirinya?Tugas dari Tuan Hendro sudah Jack laksanakan dan sekarang tugasnya menunggu rumah megah bergaya Eropa dengan Timur milik keluarga Hendro. Sebenarnya ini juga bisa ia jadikan waktu untuk mengistirahatkan pikirannya.
Read more

Amarah

"Jack, ke ruangan saya sekarang!" Titah suara di seberang telepon, yang tak lain Hendro Dwingga–Tuannya. "Siap, Tuan." Telpon langsung dimatikan setelah mendapat jawaban Jack. Jack yang masih istirahat pun bangkit–ia baru saja rebahan di pos satpam, tapi Tuannya sudah memanggilnya. "Pak, saya masuk dulu. Dipanggil Tuan," pamitnya pada Pak Odang–satpam rumah Ara. "Iya, silahkan." Balas Pak Odang ramah, pria lima puluh tahunan ini sudah sejak Ara kecil bekerja di sini. Dari beliau juga lah, Jack mencari informasi seputar keluarga Dwingga. Tok! Tok! "Masuk!" Ceklek! Ketika membuka pintu bercat coklat itu, nampak ruangan minimalis dengan rak-rak buku di sebelah kanan dan kiri ruangan. Satu single sofa, satu kursi tamu, juga satu kursi serta meja kerja untuk Tuannya. Dengan pemilik yang sedan
Read more
DMCA.com Protection Status