Semua Bab Gara-gara Tunangan Posesif: Bab 21 - Bab 30

100 Bab

21. Dosen Pembimbing Istimewa

"Lo udah baikan sama, pak Bara?" tanya Lala. Bara kan sudah tua, jadi dirinya harus menggunakan embel-embel pak, apalagi Bara tunangan sahabat nya  sekarang menjadi CEO perusahaan. Hanya Nadia dan Maya yang tidak sopan kepada yang lebih tua, hanya menyebut Bara dengan namanya saja. "Gak sih, sebenernya. Gue hanya gak mau memperburuk keadaan, gue mau fokus skripsi. Gimana lo berdua? Udah di acc sama dosen?"  Mereka mengangguk, membuat Nadia melebarkan matanya. Mereka akan wisuda lebih awal dan bersama-sama seperti impian mereka. "Tapi gue sedih, yang jadi dosen pembimbing gue bu Nina, yang galak nya minta ampun. Bu Nina ngajar kita akuntansi dua semester dulu." "Sebenarnya bu Nina gak galak. Tapi beliau han
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-15
Baca selengkapnya

22. Belanja Menghabiskan Uang Bara

Nadia dengan kedua sahabatnya, tengah berkeliling mall, menikmati masa muda yang sangat menyenangkan. Mereka memakai hoodie persatuan berwarna pink, kesukaan Lala. Ingat! Hanya Lala yang menyukai warna ini, karena tidak ingin membuat Lala bersedih, mereka mengalah. Membuat Lala bersorak gembira dan memeluk Nadia dan Maya. Karena telah berkorban untuknya.“Kita jadi pusat perhatian,” ujar Nadia memperhatikan ke sekelilingnya. Banyak anak muda seumuran mereka yang, memperhatikan mereka secara terang-terangan. Mereka belum tahu saja, Nadia anak orang kaya dan juga dapat membeli mall ini langsung. Namun bukan dengan uangnya. Kan, kartu Bara ada padanya.Nadia tinggal menyodorkan kartu Bara dan membeli mall ini. Bara tidak akan berani marah kepadanya. Sebenarnya, menjadi kekasih Bara ada untungnya. Contohnya sekarang, ia akan menguras tabungan Bara yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-15
Baca selengkapnya

23. Pertengkaran Bara dan Nadia

Nadia keluar dari mobil Lala. Setelah berpamitan dengan sahabatnya. Mobil Lala melaju dengan kecepatan penuh. Nadia menenteng banyak belanjaannya. Dengan takut-takut ia memejamkan matanya sambil mengangkat sebelah tangannya, untuk melihat arlojinya. Nadia mengerjapkan matanya kala melihat jam menunjukkan pukul 10 malam.Dengan wajah pucat pasi dan bibir bergetar. Nadia mengambil nafas dalam-dalam berjalan menuju pintu utama rumahnya. Nadia membuka pintu tersebut, senyumannya luntur ketika seorang pria menyilang tangannya di dada duduk dengan tegap di single sofa. Wajah pria itu, terlihat sangat menyeramkan.Nadia melebarkan senyumannya kembali. Pura-pura tidak melihat Bara berada di sana. Pria menyeramkan itu adalah Bara, sedang mengintainya seperti mangsa dari kejauhan.“Duduk!” perintah Bara dengan sua
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-15
Baca selengkapnya

24. Pelajaran Berharga Untuk Nadia

Nadia menghembuskan nafasnya dengan sangat pelan, ketika memperhatikan dua orang yang tengah turun dari mobil di depan kampus, sedangkan dirinya baru datang di antar oleh  sang sopir. Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, Nadia dan Bara sampai sekarang saling mendiamkan. Tidak ada yang mengalah satu sama lain. “Bukannya itu, Nadia?” tanya Celina melihat Nadia dari kejauhan memperhatikan mereka berdua.  Bukan menghampirinya, Bara terlihat acuh memandang ke arahnya. Celina mengerutkan dahinya bingung dengan sikap pasangan tersebut. Namun terbesit di dalam hatinya, untuk memanasi Nadia yang sekarang memperhatikan mereka. “Bar, ada sesuatu di....” celina menjangkau kepala Bara, yang bingung dengan perkataan Celina. Ia sedikit menundukkan ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-18
Baca selengkapnya

25. Bertemu Bara di Restoran

"Saya sudah konfirmasi dengan dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, Pak.” Ryan mengangguk. Sekarang mereka tengah memperhatikan para pelaku usaha menengah di lapangan. Mereka terjun langsung ke lapangan untuk mengambil data dan wawancara. “Kamu sudah siap?” tanya Ryan memandang Nadia yang terlihat grogi dan menggigit jari lentiknya, memperhatikan keramaian di depan matanya. Ia hanya khawatir kalau mereka merasa terganggu. “Mereka tidak akan merasa terganggu. Karena ini juga untuk mereka semua. Kita akan membantu keluh kesah mereka. Jadi, jangan khawatir. Mahasiswa tidak boleh lembek dan juga lemah!" Nadia mengangguk dan mengambil nafas dalam. Dengan memakai almamater berwarna hija
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-18
Baca selengkapnya

26. Ketulusan Cinta Bara

Bara langsung meraih tangan Nadia dan menariknya untuk berdiri. Nadia tersentak dan merasa tidak enak dengan dosennya.  "Bara!" lirih Nadia penuh dengan penekanan.  "Kenapa? Jadi kamu mau tetap di sini dengan dosen mu, ini?" Nadia ingin membentak Bara. Namun ia memperhatikan ke sekelilingnya. Hampir semua pengunjung restoran memperhatikan perdebatan mereka. Bagaimana tidak, Bara bukan pria sembarangan.  "Sekarang pulang! Dan untuk Anda, Bapak Ryan yang terhormat. Jangan pernah mencoba mendekati tunangan saya. Karena Nadia hanya milik saya!" tekan Bara menatap tajam Ryan. "Sangat indah untuk terlewat kan!"  
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-18
Baca selengkapnya

27. Hukuman Kecil Untuk Nadia

Nadia menahan dirinya mati-matian agar tidak memuntahkan makanan yang tidak ia suka dari kecil. Bara tersenyum mengelus kepala Nadia dengan sayang. Sembari mengawasi gadisnya. Nadia menggeleng kepalanya tidak kuat, tiba-tiba bayangan itu kembali muncul di benaknya.  "Bara, gak mau lagi, gak enak," rengek Nadia menatap sang kekasih. "Kan belum habis, dikit lagi ya, Sayang?"  "Gak enak, huek." "Sini aku suapin," ujar Bara. Nadia seperti anak kecil menutup bibirnya dengan kedua tangannya. "Satu sendok lagi," final Bara. Membuat Nadia mengangguk dan membuka mulutnya menerima suapan itu. Nadia
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-18
Baca selengkapnya

28. Rencana Pesta Perusahaan

"Wah ada yang sudah baikan, nih," goda mama Bara, yang sekarang berkunjung ke rumah Nadia. Dan bertemu dengan pasangan tersebut yang baru pulang berlibur dari mansion. "Iya, Ma," balas Bara. Nadia tampak malu duduk di samping Bara. "Jadi gini, kami setuju untuk mengundurkan pernikahan kalian. Menunggu Nadia menyelesaikan studinya terdahulu, sesuai keinginan Nadia," jelas Aldi. "Iya, Pa. Maaf ya Tante, Om. Nadia mau fokus dulu ke studi Nadia saat ini." Mereka mengangguk dan mengerti. Rani tahu, Nadia seperti ini karena belum yakin dengan hatinya. Apa lagi sikap Bara yang kurang tegas terhadap Celina, sahabat nya. Butuh rencana yang matang untuk melanjutkan sebuah janji suci pernikahan. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-18
Baca selengkapnya

29. Perusahaan Bella Group

Tiara mengepalkan tangannya mendongak melihat nama perusahaan telah terganti. Bella semakin kesini, semakin berani dan melawan kepadanya. Pasti ini semua ada campur tangan Nadia, gadis yang selalu menentangnya itu. Menghasut mamanya agar membenci dirinya.   Tiara dengan langkah angkuh berjalan ke dalam perusahaan. Namun sebelum ia melewati lobby perusahaan. Dua satpam menghalangi langkahnya, membuat Tiara mengerutkan dahinya bingung dengan semua ini.   “Maaf,  Nyonya. Anda dilarang masuk dan bertemu dengan, ibu Bella,” ujar mereka, membuat Tiara menatap tajam mereka berdua.    Bahkan para karyawan yang berlalu lalang, menatap aneh ke arahnya dan sesekali berbisik di depannya.   “Apa hak Bella melarang saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-19
Baca selengkapnya

30. Kejujuran Bara

"Bar! Katanya kan, mama yang akan nyariin aku dress-nya. Kok kamu, sih?" tanya Nadia menatap Bara yang sekarang tiba-tiba menjemputnya dari kantor sang mama untuk pergi ke butik. Bara masih diam enggan untuk menjawab pertanyaannya. Bara menyetir mobil mewahnya dengan kecepatan sedang. Ia menghela nafas dan menoleh ke arah kekasihnya. "Biar aku yang pilih, agar gak terbuka. Seperti kemauan aku." "Kan aku yang pakai. Kenapa kamu yang milih?" sangkal Nadia merasa tidak dihargai. "Aku tunanganmu." "Tapi aku ingin tampil seksi, Bar. Biar...." "Biar semua tamu kepincut sama kamu dan kamu akan meninggalka
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status