Home / Pendekar / Ksatria Pengembara Season 1 / Chapter 391 - Chapter 400

All Chapters of Ksatria Pengembara Season 1: Chapter 391 - Chapter 400

1822 Chapters

19. Bagian 15

“Ini akan jadi pertarungan yang sangat menarik”. gumam gusti prabu lagi saat melihat sosok Bintang dan raden Santang sudah saling berhadapan. “Kali ini akan kupermalukan dirimu dihadapan orang banyak Bintang.”. batin raden Santang seraya menatap Bintang dengan tatapan yang meremehkan. “Romo, hari ini aku akan memulihkan nama baik romo dikerajaan karang sewu ini”. batin Bintang lagi mengingat wajah romo dan bundannya dibenaknya. “Ayo mulai!” “Mulai! Mulai!! Mulai!!!”. sorak penonton semakin membahana ditempat itu, semangat mereka terlihat begitu membara seakan sudah tidak sabar lagi untuk segera melihat pertunjukan adu kesaktian diantara kedua putra patih ini. “Bersungguh-sungguhlah Bintang, karena aku tidak akan setengah-setengah dalam menghadapimu.”. ucap raden Santang lagi mantap. “Kau sudah siap Bintang ?”. sambung raden Santang lagi. “Silahkan raden yang duluan”. Ucap Bintang seraya mempersilahkan raden Santang unt
last updateLast Updated : 2021-12-01
Read more

19. Bagian 16

“Huppp.”. sosok raden Santang terlihat melompat mundur. Begitu raden Santang melompat mundur, seketika sorak tepuk tangan penonton langsung membahana ditempat itu. “Hebat.....hebat.....teruskan....!!! teruskan....!!”. terdengar sorakan penonton dengan penuh semangat. Sejak tadi mereka menahan nafas karena terpana melihat pertarungan yang terjadi dan kini mereka baru bernafas lega. “Lalu apa yang harus aku lakukan guru ?”. batin raden Santang lagi. “Pancing dia untuk menyerangmu terlebih dahulu, setelah itu gunakan jurus Membelah Diri yang kuajarkan padamu, lalu pergunakan jurus Cakar Naga untuk menyerangnya, tapi kali ini arahkan serangannya dari atas dan bawah, terutama incar kedua kakinya.”. balas Pertapa Lembah Naga lagi, dan raden Santang terlihat mengangguk. Sementara itu ditempatnya Bintang terlihat menarik nafas lega melihat raden Santang menarik serangannya. “Hebat! Benar-benar hebat”. ucap gusti prabu tanpa sadar set
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

19. Bagian 17

“Huppp..”. kembali Bintang bergerak cepat menghindari serangan maut yang dilancarkan oleh raden Bintang, tapi ; “Upsss”. hampir saja tubuh Bintang terkena sambaran serangan dari sosok raden Santang yang satunya lagi, rupanya raden Santang sudah dapat membaca kemana Bintang akan bergerak menghindar. Kali ini jurus Kijang Kelana ditambah kecepatan gerak aji Mambang Bayu benar-benar teruji, tapi yang membuat Bintang heran, serangan gencar yang dilancarkan oleh raden Santang selalu saja dapat membaca kemana gerakan Bintang mengarah. Sementara itu kedua sosok raden Santang terlihat semakin bersemangat melancarkan serangan Cakar Naganya kearah Bintang. “Arahkan seranganmu kekanan Santang”. kembali terdengar bisikan Pertapa Lembah Naga ditelinganya, rupanya Pertapa Lembah Naga yang terus membantu mengarahkan raden Santang dalam melancarkan serangannya. Dan hal ini tak luput dari pengawasan Begawan Cakra Buana yang menyadari kalau Pertapa L
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

19. Bagian 18

“Bagaimana guru bisa ada disini ?”. tanya Bintang lagi. “Sudah, itu tak penting, yang penting sekarang kau harus memenangkan pertandingan ini. Jangan memalukan nama gurumu”. ucap kakek Sigila Tuak lagi. “Tapi jurusnya sangat sulit untuk dihadapi guru. Jurus Kijang Kelana dan kecepatan gerak aji Mambang  Bayupun tidak bisa banyak berbuat.”. ucap Bintang lagi. “Bocah tolol! Apakah bisamu cuma jurus itu-itu saja. Apakah aku masih kau anggap gurumu sampai-sampai kau tidak pernah menggunakan jurus yang kuajarkan padamu.”. ucap kakek Sigila Tuak lagi hingga membuat Bintang tersadar. “Terima kasih atas petunjuknya guru.”. ucap Bintang lagi mantap seraya kembali menyerahkan bumbung tuak itu kepada kakek Sigila Tuak. Bintang berdiri dan langsung menghadap kearah ke-4 sosok raden Santang yang sudah berdiri menantinya. “Ayo kita lanjutkan raden Santang ?”. ucap Bintang lagi. “Kali ini akan kubuat kau menyesal karena
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

19. Bagian 19

“Guru.”. terdengar raden Santang bergumam, rupanya sosok yang naik keatas panggung itu adalah sosok Begawan Cakra Buana. “Hentikan seranganmu Santang.”. terdengar ucapan Begawan Cakra Buana dengan tegas, melihat tatapan tajam gurunya kearahnya, raden Santang segera mengurungkan niatnya untuk menggunakan aji Cakra Buana. Cahaya putih yang membentuk Cakra yang ada ditangannya langsung hilang. “Serrr...”. sosok Sigila Tuakpun ikut naik keatas arena. “Sungguh suatu kehormatan bisa bertemu dengan Begawan disini”. ucap Sigila Tuak menjura hormat. “Akulah yang merasa terhormat bisa bertemu dengan Sigila Tuak disini.”. sambut Begawan Cakra Buana balas menjura hormat. Lalu kedua-duanya terlihat saling membantu murid mereka masing-masing. “Ini hanya adu ilmu kanuragan biasa, kenapa harus kau gunakan jurus Cakra Buana Santang”. ucap Begawan Cakra Buana lagi “Maafkan saya guru.”. ucap Santang lagi. “Wanaya, kalau boleh kut
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

19. Bagian 20

Siang itu matahari bersinar dengan teriknya, membuat Bintang dan Paman Randunya harus berjalan ditengah teriknya matahari, sesekali Bintang menyeka keringat yang membanjiri tubuhnya. Bintang tampak sudah kembali mengenakan pakaiannya seperti biasa, tidak lagi mengenakan blangkon dan pakaian seperti yang dikenakannya sewaktu di Istana Karang sewu. Dengan pakaian khasnya, baju putih berjubah biru, ditambah rambutnya yang panjang dikuncir rapi seperti ekor kuda, sebilah bidang tampak tersampir dipunggungnya. Sementara itu sosok paman Randu juga tampak ikut menggebah kuda disebelah Bintang. Tak lama kemudian perjalanan keduanya memasuki sebuah desa, dimana desa itu terlihat ramai penduduknya. “Mari kita cari makan dulu paman.” “Ayo”. kedua-duanya tampak memasuki desa dan saat tiba didepan sebuah warung yang tampak ramai oleh pengunjungnya Bintang dan paman Randupun mampir. Setelah memesan makanan, Bintang dan paman Randupun menyantapnya d
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

19. Bagian 21

PADEPOKAN CAKRA BUANA, terlihat sebuah papan nama disebuah bangunan yang berdiri kokoh dipinggiran sebuah hutan. Terlihat aktifitas murid-murid padepokan Cakra Buana yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sebagian ada yang berlatih jurus tangan kosong, sebagian yang lain berlatih senjata, sebagian yang lain juga terlihat tengah melatih ilmu meringankan tubuh dan sebagian yang lain juga terlhat sibuk dengan urusannya masing-masing. Di dunia persilatan nama Padepokan Cakra Buana memang sudah amat terkenal, muridnya dari berbagai daerah datang ke Padepokan Cakra Buana untuk berguru pada Begawan Cakra Buana. Kemasyuran dan kehebatan Begawan Cakra Buana ternyata sudah membuat nama perguruan ini begitu amat disegani baik kawan maupun lawan. Begawan Cakra Buana memiliki seorang putri, tapi saat istri Begawan Cakra Buana meninggal, putrinya dibawa oleh kakek dan neneknya meninggalkan padepokan Cakra Buana. Sejak saat itu Begawan Cakra Buana mempercayakan murid-murid se
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

19. Bagian 22

“Tadi kami sudah menyiapkan makanan untuk kakang, tapi kami lihat kakang sedang tidur yah kami biarkan saja”. ucap Cakra lagi. “Tidak apa-apa Cakra, Buana”. ucap Bintang tersenyum. “Mari kang, kami perkenalkan pada murid-murid yang lain”. ucap Cakra lagi dan Bintangpun segera mengikuti langkah keduanya. “Kang Bintang perkenalkan ini kang samani, kang rajata, kang samingi”.  Ucap Cakra memperkenalkan beberapa orang diantara murid-murid padepokan. Bintang segera menjura hormat dan segera dibalas oleh ketiganya. “Mereka bertiga adalah kakak seperguruan kami kang”. sambung Buana lagi. “Selamat datang ditempat kami raden”. ucap rajata lagi. “Saudara-saudara, hari ini kita telah kedatangan tamu yang sangat istimewa, orang yang selama ini hanya kita dengar namanya saja dijagat persilatan. Dan kita sangat beruntung hari ini dapat bertemu langsung dengannya.”. ucap Cakra tiba-tiba berteriak keseluruh murid padepokan yang langsung memperhat
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

19. Bagian 23

“Bb...Bb...Bagaimana bisa?”. ucap beberapa orang murid padepokan Cakra Buana seakan tak percaya dengan apa yang terjadi, karena mereka tidak sedikitpun melihat kalau Ksatria Pengembara mengeluarkan tenaganya untuk menghancurkan batu tersebut. “Hebat!”. tapi bagi sebagian yang lain justru berdecak kagum tanpa mereka sadari melihat apa yang baru saja terjadi. Sementara itu Bintang tersenyum puas melihat wajah-wajah yang ada ditempat itu berubah kaget melihat apa yang terjadi. “Mari denmas”. Begawan Cakra Buana mempersilahkan Bintang untuk mengikuti. “Baik Begawan”. ucap Bintang lagi seraya meninggalkan wajah-wajah yang masih terpana dengan apa yang baru saja terjadi. Bintang mengikuti langkah Begawan Cakra Buana yang kini memasuki sebuah ruangan besar. “Silahkan duduk denmas”. ucap Begawan Cakra Buana mempersilahkan. “Maaf sudah membuat denmas repot dengan hal tadi” “Ah, tidak apa-apa Begawan”. “Maaf, kalau tidak salah bu
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

19. Bagian 24

“Didunia ini tidak ada manusia yang bisa mengendalikan kekuatan Hawa Inti Surya dan Hawa Inti Salju secara bersamaan didalam tubuhnya Bintang, dulu saat kami masih menuntut ilmu, guru kami berpesan, pukulan Surya Rembulan hanya bisa digunakan sebanyak 1x. Lebih dari itu pemiliknya akan tewas, dan setahuku kakang Raja Penidur sudah menggunakannya dulu sewaktu menghadapi RAJA IBLIS GUNUNG MERAPI dan RAJA IBLIS REMBULAN.”. ucap Begawan Cakra Buana lagi. “Bahkan kalau sudah menggunakan 1x pukulan ini, maka pemiliknya tidak akan bertahan hidup lama apabila terus menerus menghirup udara segar. Makanya kakang Raja Penidur melatih ilmu Raja Penidurnya agar kakang Raja Penidur dapat hidup lama..”. jelas Begawan Cakra Buana lagi, hingga kini Bintang baru mengerti kenapa sewaktu dia berada di lembah sunyi tempat eyang Raja Penidur, Bintang jarang sekali bertemu dengan eyang Raja Penidur. Kini Bintang baru tahu kenapa eyang Raja Penidur lebih sering berada dit
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more
PREV
1
...
3839404142
...
183
DMCA.com Protection Status