Di ujung telepon yang lain, Gloria sudah menangis begitu keras sehingga dia hampir tidak bisa berbicara. “Sabbie, aku hanya punya satu permintaan. Jangan akhiri hidupmu sendiri. Kau harus tetap hidup. Kau harus hidup terus, ya, anakku?”Sabrina terdiam. ‘Ibu! Apa kau tahu betapa sulitnya untuk tetap hidup?’Dia tersedak. “Ibu, aku…”"Tetap hidup! Kau harus tetap hidup! Jangan biarkan Aino tanpa seorang ibu, jangan buat aku, seorang wanita tua, tanpa seorang putri! Aku hanya punya satu anak perempuan.”"Ibu..." ucap Sabrina.“Berjanjilah padaku, oke? Aku tahu bahwa kau dapat terus hidup. Pikirkan cara untuk bertahan dan tetap hidup, oke?” Gloria memohon lagi. Sabrina sangat patah hati sehingga dia menangis. Pada saat itu, sebenarnya jauh lebih mudah jika dia mati daripada tetap hidup. Jika dia tidak berhasil mendapatkan kesempatan saat itu, maka dia bisa saja menemukan kesempatan lain lagi. Dia masih bisa mati dan lega suatu hari nanti. Namun, bagaimana dengan ibunya? Ibunya telah
Read more