Beranda / Thriller / REVEAL / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab REVEAL: Bab 41 - Bab 50

60 Bab

41. Senyum Anak Laki-laki Kesukaan Arsha

Perawakan laki-laki dengan tinggi yang tentu saja di atas Eleena dan badan yang tegap membawa sebilah pisau di tangannya cukup membuat Eleena ketakutan. Eleena segera berlari dengan sangat kencang sampai ia terjatuh karena tidak sengaja menginjak tumpukan sampah hingga membuatnya hilang keseimbangan. BRRUUUKKKKKeringat membasahi pelipis di wajah Eleena, ia terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang sangat terkejut ketika ia terjatuh di mimpinya itu terasa sangat nyata. Napasnya terengah-engah seakan ia baru saja berlari kencang walaupun sebenarnya ia memang baru saja berlari dalam mimpinya. Eleena memegang kepalanya yang terasa pusing, mimpi apa yang ia alami tadi? pikirnya. Eleena melihat jam yang ada di atas nakas sebelah ranjang kasurnya. Waktu sudah menunjukkan pukul enam pas, sebentar lagi adzan magrib akan berkumandang, memang seharusnya ia bangun dari tidurnya itu. Kamarnya gelap, saat pulang tadi memang Eleena tidak menyalakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-25
Baca selengkapnya

42. Foto Seorang Laki-laki yang Tidak Asing

Ayunan yang Arsha duduki terdorong maju mundur sesuai keinginan hati Arsha. Dengan sabar Arsha menunggu anak laki-laki yang tadi pagi mebuat janji bertemu di taman biasa bersamanya. Sudah sepuluh menit Arsha menunggu tapi anak laki-laki itu belum juga nampak. Sampai akhirnya angin yang dingin berembus dengan pelan membuat Arsha merasa merinding. Anak laki-laki itu datang dengan senyumnya yang masih terpajang indah di wajah pucatnya. "Hai Arsha, sudah lama menunggu?" sapa anak laki-laki itu duduk di sebelah ayunan yang Arsha duduki. Arsha mengalihkan pandangannya pada anak laki-laki itu, senyumnya cukup membuat hati Arsha terasa berbunga-bunga. "Tidak begitu lama, sekitar sepuluh menit. Tapi tidka apa-apa," jawab Arsha tersipu saat anak laki-laki itu menatapnya yang sedang berbicara."Tadi aku memperhatikan kamu saat kamu datang ke sekolah, kamu diantar oleh kakakmu bukan?" Senyum dari wajah pucat anak laki-laki itu tak pernah hilang memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-15
Baca selengkapnya

43. Akibat Rumor Buruk

***Eleena berdiri dengan terengah-engah di sebuah rooftop kampusnya. Ia merasa ada seseorang yang mengejar-ngejarnya dan ia harus segera bersembunyi, tapi di mana? Rooftop itu terlihat kosong, tidak ada tempat persembunyian yang pasti aman untuknya.Dengan lelah, Eleena pasrah ketika melihat seseorang berpakaian hitam yang sama seperti ia lihat sebelumnya di dalam mimpi. Eleena penasaran dengan apa yang akan terjadi padanya bila laki-laki itu menangkapnya. Eleena memberanikan dirinya untuk menghadapi laki-laki tersebut, tapi sangat tidak disangka lagi-lagi orang itu menggenggam sebuah pisau, kali ini pisau yang lebih besar dari yang ia lihat sebelumnya. Namun, terlihat sudah ada noda darah di pisau tersebut.Eleena mundur perlahan, hal itu tidak akan menyelamatkannya namun setidaknya ia harus lebih berhati-hati agar ia tidak kenapa-napa lebih cepat. Laki-laki misterius itu pun maju seiring mundurnya Eleena, posisinya terjebak untuk saat ini.Sampai pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-16
Baca selengkapnya

44. Kedatangan Rizki

Berjajar dengan rapi motor-motor yang terparkir di hadapan seorang laki-laki berkulit putih dengan alis tebalnya, ia mencopot helm yang masih terpasang di kepalanya lalu melihat ke sekitar. Setelah menyelidik dan memastikan tidak ada orang yang ia kenal, ia segera merogoh ponselnya lalu menghubungi seseorang. Setelah beberapa saat menunggu, tidak ada jawaban dari panggilannya. Ada seseorang yang menepuk bahunya membuat ia sedikit terperanjat lalu segera berbalik melihat siapa yang menepuknya. "Lo Rafa 'kan?" tanya laki-laki itu saat berbalik melihat Rafa yang menepuk bahunya tadi, Rafa tersenyum ke arahnya."Lo Rizki 'kan? Nyari Rasen?" tanya Rafa memastikan, Rizki mengangguk membenarkan tebakannya. "Si Rasen lagi gak ada kabar, tadi sih gue liat dia ada cuma ngilang gak tau kemana, gak bilang." Penjelasan Rafa membuat Rizki menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia bingung harus ke mana kalau Rasen tidak bisa ditemukan."Eh, Raf. Lo tau Eleena tadi di baw
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-17
Baca selengkapnya

45. Menemani Eleena

Bisikan-bisikan dari orang-orang yang melirik ke arah Eleena dengan tatapan aneh mereka membuat Eleena sepertinya sudah biasa dengan hal itu. Eleena sudah bisa memahami situasi yang ia alami saat ini. Perkataan-perkataan menyakitkan selalu Eleena dengar ketika melewati mahasiswa atau mahasiswi yang sedang berkumpul membahas sesuatu. Eleena sudah tidak ambil pusing lagi karena yang ia pikirkan saat ini adalah Rasen yang semakin lama semakin berbeda.Rasen benar-benar tidak memperdulikan Eleena seperti biasanya bahkan, Eleena seakan tidak pernah terlihat oleh Rasen. Entah apa yang harus Eleena lakukan lagi, Eleena sangat bingung dan merasa kehilangan sosok orang yang selalu ada untuknya selain Rafa.Anehnya, masalah Rasen yang berubah ini bisa merambat pada para mahasiswa yang ada di kampusnya, yang tadinya menyukainya kini dengan terang-terangan mencemoohnya karena mendengar rumor yang belum tentu benar atau salah.Eleena sendiri tidak tau siapa oran
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-18
Baca selengkapnya

46. Rafa Diganggu?

Rafa melihat seorang gadis yang sepertinya ia kenal sedang berjalan ke arah belakang gedung dengan wajah menunduk. Rafa mengangkat alisnya penasaran, mau apa dia ke belakang gedung yang sepi? pikirnya. Rafa mengikutinya dari belakang, ia berniat menyapanya namun Rafa urungkan.Setelah beberapa langkah Rafa membuntutinya, seseorang menepuk bahu Rafa dengan pelan membuat Rafa terperanjat kaget. Saat Rafa menoleh, rasa kaget Rafa bertambah dicampur dengan rasa bingungnya."Lo mau kemana, Raf?" tanya Eleena memandangnya dengan tanpa ekspresi. "Loh? Len? Kok lo di sini? Bukannya tadi lo jalan di depan gue?" tanya Rafa tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Eleena mengerutkan kedua alisnya, "Lo halu, Raf? Ada-ada aja deh." Jawaban Eleena cukup membuat Rafa membrigidik ngeri. "Lo gak bercanda 'kan? Jelas-jelas gue liat lo jalan sambil nunduk ke arah belakang gedung, makanya gue ikutin takut lo kenapa-napa," papar Rafa dengan yakin bahwa jelas saja tadi ia meliha
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-19
Baca selengkapnya

47. Makan Malam

Masih dengan tubuh yang lemas, Rafa bersandar pada kursi mobil Rizki yang membawanya menuju rumah. Eleena dan Rafa duduk di belakang sementara Rizki yang mengemudi di depan. Sesekali Eleena menatap Rafa dengan khawatir dan tidak tega."Raf?" panggil Eleena pelan. "Hem." Rafa hanya berdehem untuk menjawab panggilan Eleena di sebelahnya. "Raf, lo kenapa? Masih belum bisa cerita lo kenapa?" tanya Eleena menatap Rafa yang masih dengan matanya yang terpejam."Gue liat hantu, Len." Jawaban Rafa membuat Eleena terdiam bingung, Rizki tidak berniat masuk dalam obrolan namun sesekali ia melihat ke belakang lewat kaca spion. Belum sempat Eleena membalas ucapan Rafa, Rafa sudah berbicara mendahuluinya."Gue liat lo jalan sendirian ke arah belakang gedung kampus, gue ikutin." Rafa menelan ludahnya sebelum melanjutkan ceritanya, "Gue ikutin sampe gue liat lo belok, tiba-tiba ada yang nepuk bahu gue. Pas gue nengok, ternyata itu lo." Penjelasan Rafa membuat Eleena mengerutkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-20
Baca selengkapnya

48. Penumpang Misterius

"Maksud lo Rasen bisa liat hantu?" tanya Eleena sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya. Rizki mengangkat bahunya tidak berniat menjawab pertanyaan Eleena. "Lo tanya aja sendiri," ujar Rizki meminum teh yang baru saja disediakan oleh penjual nasi goreng. "Sepi ya, Pak," celetuk Rizki basa-basi pada sang penjual nasi goreng yang sedang membereskan beberapa alat makan, nama penjual nasi goreng itu biasa dipanggil Pak Ahmad. "Iya, A. Lagi sepi, jam-jam segini emang sepi di sini," jawab Pak Ahmad tanpa menghentikan aktivitasnya."Kalau tau sepi disini, kenapa gak pindah tempat aja, Pak?" tanya Eleena dengan polosnya. "Hehehe, iya, Neng. Soalnya disini lapak sendiri, kalau pindah harus nyewa. Lagian namanya rejeki mah ga akan kemana," tutur Pak Ahmad dengan senyumannya membuat Eleena menganggukkan kepalanya menandakan ia mengerti. "Tapi yang buat kurang betah itu, disini suka ada yang ganggu," lanjut Pak Ahmad membuat Eleena memelankan kunyahan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-21
Baca selengkapnya

49. Tanpa Rafa dan Rizki

Eleena melihat Rizki yang pergi menjauh dari rumahnya, keningnya berkerut dan alisnya menyatu karena merasa ada yang aneh. Eleena melihat ada seseorang yang duduk di bangku penumpang bagian belakang mobil Rizki, Rizki yang seharusnya sendiri kini terlihat berdua dengan seseorang yang Eleena sendiri tidak tau siapa. "Gue salah liat apa gimana ya?" gumam Eleena bertanya pada dirinya sendiri, dilihatnya sekali lagi, mobil Rizki sudah tak begitu terlihat lagi dari pandangan matanya. "Gue kecapean atau gimana sih? Gak mungkin 'kan Rizki tiba-tiba bawa penumpang, jelas-jelas tadi cuma berdua sama gue." Eleena lagi-lagi bergumam lalu segera masuk ke rumahnya tanpa ada pikiran buruk di otaknya.***Rizki sangat bingung dengan apa yang harus dia lakukan untuk menghadapi sosok yang ia lihat di bangku penumpang bagian belakang mobilnya. Rizki meremas setir  mobilnya merasa sangat gugup dan takut. Tanpa pikir panjang, Rizki kembali mengencangkan volu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-22
Baca selengkapnya

50. Kecewa

Seorang gadis baru saja keluar dari sebuah ruang kelas, kelasnya sudah berakhir kira-kira sepuluh menit yang lalu. Rasa lapar di perutnya begitu terasa sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kantin gedung B karena lebih dekat dengan kelasnya saat itu, ia berniat mengisi perutnya yang kosong sebelum kelas selanjutnya dimulai. Terasa berat hari ini untuk Eleena karena sahabatnya Rafa sakit setelah kejadian kemarin dan tidak bisa menemaninya. Rasen? Entahlah, Rasen masih berbeda dan semakin berbeda membuat Eleena pasrah walaupun rasa sedihnya tentu saja tidak bisa ia sembunyikan.Sesampainya di kantin, ia memutuskan untuk membeli satu cup mie instan dengan es jeruk. Sambil memegang makanan dan minumannya, Eleena melihat ke arah sekitarnya untuk mencari bangku yang kosong. Eleena melihat dua bangku kosong, satunya ada di pojok kanan dan satunya ada di depan dekat pintu.Eleena rasa ia akan lebih nyaman bila duduk di pojokan, tapi ia harus melewati kumpulan kaka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status