Home / Fiksi Remaja / Contradiction / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Contradiction: Chapter 11 - Chapter 20

34 Chapters

Sebuah Pelukan

Pagi ini, lagi-lagi Cecil, enggan berangkat ke sekolah. Ia tahu, tidak baik baginya terus-terusan mogok sekolah seperti ini. Tapi.. sudah lama ia tidak semangat sebenarnya. Toh, tidak ada yang peduli ia berangkat atau tidak. Ia hanya seseorang yang ada dan tiadanya tidak dianggap. Terlebih lagi, ia merasa agak lemas dan pusing. Bagaimana tidak? Dari kemarin, belum ada makanan yang mengisi perutnya. "Cecil, Cil?" Panggilan akrab itu, mengagetkan Cecil dari pembaringannya. Cewek itu, segera menuju pintu dan membukanya secara tidak sabar. Bahkan, pandangannya yang mulai berkunang-kunang tidak ia hiraukan sama sekali demi segera menemui sang pemilik suara yang sudah lama tidak ia temui.Benar saja, dada bidang ayahnya yang masih dibalut jas kerja langsung menyapa pengelihatannya begitu ia membuka pintu. Wajah pucatnya mendongak, mencari wajah teduh yang biasa tersenyum dan sangat jarang ia temui. "Papa!" Ucap cewek itu sembari memeluk sang ayah yang langsung m
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Keputusan

Dalam ruang kerjanya, ayah Cecil memijit keningnya yang teramat pusing. Matanya menekusur huruf demi huruf yang tercetak dalam kertas putih yang dipegangnya. Dadanya naik turun menahan amarah, tapi tidak ada yang bisa dilakukan karena semuanya telah terjadi. Ia merasa gagal melindungi Cecil. Pria itu membanting kertas yang dipegangnya ke atas meja, duduknya kini tampak tidak tenang. Sementara sekretarisnya yang sedari tadi memperhatikan terlihat agak takut. Tidak pernah ia melihat bosnya begini marah hingga nafasnya tersengal. "Kamu sudah memastikan semuanya benar kan? Tidak ada kesalahan?" Kata pria itu menatap wanita berblazer hitam itu tajam. Sementara itu, sekretarisnya hanya mengangguk dan mencoba bersikap tenang, berusaha profesional. "Iya, pak. Semuanya sudah saya pastikan benar. Saya mendapat informasinya langsung dari wali kelas, guru dan sahabat Cecilia, Adrian Wiguna Putra," kata perempuan itu menjelaskan. Jujur saja, sebena
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more

Hadiah

Rumah Adrian, seharusnya ramai pada saat ini. Kakaknya yang sedang libur kuliah kini pulang dan sedang bermain game dengan Yoga yang berkunjung ke rumahnya. Tadinya, Yoga ingin mengajak Adrian mabar. Tapi, cowok itu anehnya masih saja galau, siapa lagi kalau bukan karena Cecil. "Lo kenapa sih Rian, kerjaannya galau mulu? Kalau kuatir, samperin aja ke rumahnya kan beres," ujar Yoga memberi saran pada Adrian yang pandangannya masih sedih sambil memetik gitar asal-asalan. "Gue udah ke rumahnya, tapi dia gak mau nemuin gue. Gak tau deh kenapa, kalau gue punya salah kan dia biasanya ngomong, gak diem kayak gini," kata Adrian, masih dengan ketidak jelasan kabar Cecil yang menggunakan dirinya. "Yaudah lah, gue tau kok Cecil orangnya gimana. Nanti kalau udah baikan, dia pasti kabarin Lo kok," kata Yoga yang masih berusaha meyakinkan Adrian. Cowok itu tahu benar, Adrian menyukai Cecil. Pasti, sebuah siksaan baginya karena tidak bisa berkomunikasi dengan ce
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more

Selamat Tinggal

Tidak seperti biasanya, Adrian begitu menantikan Hari Senin. Jantungnya berdebar-debar menantikan pelajaran pertama untuk hari ini. Bukan karena pelajaran tentu saja, melainkan karena hari ini ia akan bertemu kembali dengan Cecil. Agak aneh sebenarnya, karena pada hari saat Cecil mengirimkan sebuah jam tangan untuknya, cewek itu masih tidak bisa dihubungi. Ia kira semua masalahnya sudah. Teratasi, tapi bagaimana mungkin Cecil masih begitu tertutup seperti ini? Maka dari itu, Adrian berangkat sekolah terburu-buru pada hari ini. Ia sampai begitu pagi, tidak ada seorangpun yang ada di kelas selain dirinya. Entahlah, apa yang sedang merasukinya hingga sampai seperti ini. Pun, jika Cecil benar-benar datang, ia tidak akan seniat itu bukan untuk berangkat sekolah pukul enam pagi. "Drian, tumben banget lo dateng pagi-pagi banget?" Setelah menunggu lima belas menit, bukannya Cecil, malah Nala yang datang. Cewek itu memandang Adrian, penuh tanya. Sementara
last updateLast Updated : 2021-09-12
Read more

Bersembunyi

    Di rumah Cecil, di pagi yang sama. Cecil menatap wajahnya di dalam cermin. Ia memperhatikan segala yang terpahat di sana. Matanya, hidungnya, alis, pipi, semuanya. Ia tahu, benar-benar tahu jika kecantikan adalah hal yang diinginkan oleh semua perempuan. Iapun bersyukur karena diberikan pahatan wajah yang sama persis dengan sang ibu, yang sukses menjerat hati ayahnya begitu dalam.  Hingga saat ini, setelah tahun ke sepuluh kematian ibunya, tidak ada satu wanitapun yang bisa menggantikan posisi ibunya meski ayahnya tergolong masih muda pada saat meninggalnya sang ibu dan banyak pilihan yang menunggu jawab. Itu semua, karena ibunya sosok yang cantik, persis seperti dirinya. "Tapi sayangnya, cantik nggak selalu membawa keberuntungan," itulah yang Cecil rasakan saat ini. Kalau dipikir-pikir, bukan hanya dia seorang yang merasakannya, tapi juga sang ibu. Karena cantik itulah, ibunya mati muda.  Seorang pria h
last updateLast Updated : 2021-09-13
Read more

Cindy

Cecil mebghembuskan nafas, mencoba mengendalikan degup jantungnya yang masih bergemuruh. Ia tentu saja khawatir, bagaimana tanggapan orang tentang penampilan barunya ini? Tapi, keputusan adalah keputusan, bila ia seperti dulu, kemungkinan hal buruk yang lalu juga akan terjadi dan ia tidak mau itu. "Ayo Cecil, sekolah baru, lembaran baru. Harus semangat!" Kata Cecil menyemangati dirinya sendiri. Iapun keluar dari mobil, mengetuk kaca depan mobil untuk sebentar berbincang dengan supir yang sudah mengantarnya. "Makasih ya, Pak Sarto. Hati-hati pulangnya," kata cewek itu tersenyum manis pada laki-laki yang sudah lama bekerja dengan keluarganya itu. Laki-laki berperawakan tinggi kurus itupun balas tersenyum padanya. "Iya non, makasih. Nanti saya jemput lagi jam dua siang ya," jawab laki-laki itu dengan nada medok sebelum berpamitan pulang pada Cecil, melaju dengan mobil sedannya kembali ke rumah Cecil yang sudah lama pula jadi tempat tinggalnya.
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Cemburu

     Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, waktu makan malam sudah lama berlalu dan kedai sudah beberapa menit lalu tutup. Tapi bukan berarti pekerjaan Aira sudah selesai. Gadis itu sedang mencuci tumpukan panci dan dan piring yang menumpuk bekas makan malam kedai yang begitu ramai dan hampir membuatnya kewalahan.    Meski sudah satu bulan bekerja di kedai itu, Aira belum sepenuhnya terbiasa dengan rasa lelahnya seusai bekerja dan Aira rasa itu memalukan. Ia seharusnya sudah terbiasa dengan aktivitas fisik yang berat karena sudah biasa berolah raga dengan intensitas tinggi dan bahkan sudah membawanya hampir menyandang status atlet profesional. Tapi kenapa bekerja begini saja sudah membuatnya kewalahan? Aira tidak habis pikir.    Aira menyeka keringat di dahinya dengan lengannya yang berbalut kaos panjang. Tangan lembutnya sedang dibalut sarung tangan karet yang selalu ia gunakan saat mencuci piring tampak begitu gesit me
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Takdir yang Salah

  Lilly menghempas-hempaskan ujung gaunnya yang basah. Tangannya yang pegal ia pijat beberapa kali agar rasa kebas dan berdenyut itu bisa hilang setelahnya. Hari ini, ada lima bak  besar baju dari istana harus ia bersihkan seluruhnya. Tapi baru satu bak saja rasanya punggungnya sudah mau patah. Ember-ember besar dari kayu itu teronggok di sampingnya seolah ingin mengejek nasibnya yang sulit sekali berubah. Hidupnya memang sudah sulit sedari kecil, ayahnya yang pemabuk dan ibunya yang seolah tidak peduli padanya memaksanya untuk hidup mandiri sejak kecil. Bahkan, untuk makan sehari-hari saja ia terpaksa mencuri segenggam roti dari para pedagang di pasar yang sedang abai pada dagangannya.Beruntung, seorang wanita menemukannya saat tidur di sudut kota saat ia demam enam tahun lalu. Dengan kebaikan hatinya, wanita itu bersedia mengadopsi Lilly dan merawatnya. Tapi sayangnya, beberapa bulan lalu perempuan baik hati yang ia panggil Madame Emma itu meninggal dunia ka
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Pergi untuk Tinggal

    MaOrang-orang terpana melihat kecantikan dan keanggunan Sang putri yang melintas di tengah jalan yang memisahkan pasar dan pertokoan di kedua sisinya. Gaun sutra merah yang ia kenakan begitu mewah sangat kontras dengan pakaian mereka yang terbuat dari kain murahan yang telah kusam dan kotor sana sini.Lilly yang tadinya kerepotan dengan banyaknya barang bawaan di tangannya pun teralihkan karena banyaknya orang-orang di sekelilingnyayang berdengung membicarakan putri yang baru saja lewat itu. Semua orang menunduk hormat dan menepi untuk memberi jalan. Sangat berbeda dengan dirinya yang dulu sering kali diusir dan dimarahi tanpa alasan yang jelas oleh para orang dewasa di sekitarnya.Gadis itu menatap iri pada sang putri yang tidak henti-hentinya memasang senyuman yang membuat wajah cantiknya semakin mempesona. Ia yang berdiri tepat di sisi jalan melihat dengan jelas bagaimana putri itu menyelipkan anak rambut di belakang telinganya kemudian tidak sengaja menatapny
last updateLast Updated : 2021-09-16
Read more

Rumah?

     Ud"Putri saya mohon jangan hukum saya," Lilly terus saja memohon sepanjang jalan sembari meronta minta dilepaskan. Walaupun kesalahan yang tidak dilakukannya itu termasuk kesalahan kecil, tapi bangsawan seperti mereka biasa membunuh para rakyat jelata dan sesamanya sendiri jika dianggap mengancam. Dikabarkan Raja juga pernah membunuh satu orang pemusik yang ia sewa karena salah memainkan nada. Lilly harap ia tidak akan bernasib seperti itu. Ia tidak ingin mati karena kesalahan yang tidak ia perbuat. Ia masih ingin hidup.Sesampainya di dalam istana, Arabella membawanya ke sebuah kebun bunga. Untuk beberapa saat, Lilly hanya ditinggalkan bersama seorang dayang yang mengawasinya agar tidak kabur. Dayang itu selalu memandanginya galak membuat Lilly hanya bisa diam terpaku di tempatnya.Tidak lama kemudian, Arrabella pun kembali datang. Putri kecil itu baru berganti baju rupanya. Ia terlihat berjalan anggun dengan gaun sutra biru ditemani dayang yang membawa bu
last updateLast Updated : 2021-09-17
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status