Beranda / Romansa / Panggil Aku Aisyah / Bab 21 - Bab 25

Semua Bab Panggil Aku Aisyah: Bab 21 - Bab 25

25 Bab

21. Wujud Balas Budiku

-kedatanganku-          Pagi hari pun telah tiba, usai diriku mandi dan shalat Dhuha, aku segera berpamitan dengan ibu untuk berangkat kerja. Ada satu rencana yang ingin kulakukan tanpa harus bilang ke ibu, di mana di pagi ini aku berencana untuk menemui Aisy sebelum berangkat kerja, karena kumenduga mungkin ibu juga tidak akan setuju jika kuharus menemui Aisy. Sebenarnya, aku benar-benar tidak ada kemauan untuk menemui dirinya, hanya saja untuk kali ini kuharus nekat. Kedatanganku hanyalah ingin meminta maaf serta mengembalikan jilbab putih ini yang sudah berumur belasan tahun. Ya, lebih baik kukembalikan saja agar diriku tidak tergoda untuk mengenangnya.          “Aldi berangkat dulu ya buk." ucapku pada ibu saat berpamitan untuk berangkat kerja.          “Iya Di, hati-hati di jalan, semangat ya.
Baca selengkapnya

22. Keajaiban

-ku mulai menyadari kesalahanku-          Aisy mulai membuatku merasa bimbang dan penuh dengan rasa penasaran. Sebenarnya Aku belum siap menerima kalimat yang akan dia lontarkan saat ini, namun mau tidak kuharus segera menerima alasan yang akan dia berikan. Rasa takut dan bersalah memang sudah pasti kurasakan, namun entahlah, jika pun nanti pada akhirnya Aisy mulai memintaku untuk pergi, maka Aku harus siap sepenuh hati.           “Aldi, kamu masih ingat kebersamaan kita di saat kita baru lulus dari sekolah SD.” Ucapnya.           “Tentu Aisy, aku benar-benar ingat dengan semua yang pernah kita lakukan bersama pada saat itu.” Jawabku.           “Dan kamu juga masih ingat kan, usai kelulusan itu kita sempat berpisa
Baca selengkapnya

23. Hijrah

-hadiah terindah-          Di sore hari ini, kumulai terduduk sendiri. Tak ada seorang pun yang bisa menemani kecuali hanyalah hembusan angin serta suara kicauan burung-burung yang sedang bertengger. Saat kuterduduk, di saat ini pula kumulai merenungi, akan sebuah kisah serta kebersamaan yang pernah kulakukan bersama dia di hari kemarin-kemarin. Kemarin kita masih bisa bersama, kemarin kita juga masih bisa tertawa bahagia. Namun kini kebahagiaan itu hanya ada di satu pihak, yang tidak lain hanya ada pada diri Aisy. Kuyakin hari ini dia pasti sangat berbahagia, karena dia sudah bisa menikmati kesehatan yang di mana selama ini dia harus bertahan dari kelumpuhan, sementara kuharus mundur dan mulai berniat melangkah pergi dari kenyataan itu.          Tentu diriku tidak akan langsung pergi begitu saja, karena kuingin meninggalkan satu kenangan yang bisa kuberikan unt
Baca selengkapnya

24. Meniti Ilmu di Pesantren

-sore yang indah-     Aku baru saja mandi di waktu ini. Waktu telah menunjukkan tepat di angka tiga sore, sebagaimana rencana yang sudah kita buat kemarin, kita akan meluangkan waktu di taman bunga. Saat kita berdua sudah siap untuk berangkat, aku dan istriku segera berpamitan pada ibu.          “Ibuk, kami berangkat dulu ya.” Ucap Aisyah pada ibu.          “Iya nak, kalian berdua hati-hati di jalan ya, dan Jangan pulang malem-malem.” Jawab ibu.          “Baik buk, insya Allah nanti jam delapan kita sudah berada di sini.” Tambahku.          “Iya Di, jaga istri kamu ya!” seru ibu.          “Iya buk, Assalamualaikum.” Uca
Baca selengkapnya

25. Wanita Termulia Sepanjang Zaman

-Semangat Pagiku-         Assalamualaikum Warahmatullah. Baru saja ku menyelesaikan shalat secara berjamaah bersama dia dan juga ibu, dan sekarang adalah waktu yang terbaik untukku agar segera mandi untuk persiapan masuk kerja. Saat diriku mulai beranjak menuju kamar mandi, saat itulah kumelihat dirinya berdandan dengan penuh pesona, aku dibuat kagum olehnya. Sudahlah, lebih baik kulanjutkan saja aktifitasku mandi sejenak.          “Ibuk, ada yang bisa dibantu?” ucap Aisyah pada ibuku.         “Emmm ndak usah dulu Aisyah, ibuk udah selesai kok.” Jawab ibu.         “Ohh ya sudah, Aisyah beres-beres dulu aja ya buk.” Ucap kembali Aisyah.         “Iya Aisyah, silakan.” Jawab ibu ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status