Aku yang merasa risih, buru-buru membuka pesanan Mak Ida. Tak tanggung-tanggung, apel, jeruk, dan aneka kripik apel, diambilnya. Mau melarang, kesannya aku pelit, tapi gak dilarang, makan hati."Mak ambil yang ini, ya!" Kusodorkan satu kantong besar padanya."Dikit amat, itu masih banyak!" Gerutunya. "Teman-temanku juga mau, Mak, bukan Mak Ida saja," sungutku kesal. Bagimana gak kesal, orang baru sampai, masih capek, sudah direcokin. "Dasar pelit!" Ejeknya sambil berlalu pulang. Kakinya dihentak-hentakan, saat berjalan. "Sabar!" Mas Adit mendekat, meredam emosiku yang siap menyembur.Aku melangkah ke kamar, membersihkan badan, berganti baju, lalu rebahan. Ah, rasanya nikmat sekali, setelah lama duduk di mobil. Tak lama, Mas Adit menyusul ke kamar, dengan wajah tak kalah lelah."Raka sama Pakdhe, tidur di mana? tanyanya. "Di kamar satunya saja. Sebentar, aku bersihkan."Setelah berkata demikian, aku beranjak membersihkan kamar, yang akan digunakan Raka. Meski tubuh amat letih, baga
Last Updated : 2022-09-21 Read more