Home / Romansa / KERASNYA DUNIA! / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of KERASNYA DUNIA!: Chapter 1 - Chapter 10

13 Chapters

Peduli Kawan

“Malam saat aku tahu bahwa teman teman ku hilang disuatu masalah yang sedang kita hadapi saat ini, mereka seperti banci yang terlihat panik saat mendengar suara sirene petugas satpoll-pp” ketika aku sedang berjalan mengendarai motor tua ku ke taman, Aku melihat seseorang mengendarai motor rongsok dengan ban yang banyak dan gayanya memakai banyak gelang di tangan kirinya. Dia sedang duduk menatap mesin motornya, entah apa yang sedang dipikirkannya. Aku mulai penasaran dengan apa yang dikendarainya aku mulai menghampirinya dan memarkirkan motorku dibelakang motornya. aku berbicara dengannya dan berkata “Hey bang, tinggal di mana” dia menjawab “gue tinggal di fatmawati”.   Tak lama kemudian aku meminta contact-nya agar slalu berteman sampai menjadi kawan. Sebut saja dia adalah Ade. Ade adalah orang yang sangat baik, dan welcome terhadap orang orang, dan tidak memandang sebelah mata. Ketika itu dia sedang kesu
Read more

Pengagum Wanita Berhijab

Duhai sang gadis berhijab yang mempunyai senyum yang manis, yang duduk dibangku taman. aku hampiri dia “ka boleh kenalan” ucap aku, dia hanya melemparkan senyuman saja kepada ku,dan menjawab “boleh kok, nama kamu siapa”, ucap dia. Sungguh bergetarnya hatiku ketika dia langsung menanyakan namaku, aku menjawab “nama aku tias ka, boleh minta kontaknya gituh ka, whatsapp atau apalah” sambil tersenyum malu, tak lama dia memberi potongan kertas kepadaku yang berisikan nomer telpon. Wanita itu adalah Suci. Suci adalah wanita yang baik, ramah, percaya diri, saat itu aku mulai mendekatinya, sama sama memberi perhatian, dan pada akhirnya aku meminta dia untuk menemani aku untuk pergi futsal dan mengambil mesin vespa untuk dipasangkan diallysa. Saat aku jemput didepan rumahnya, dia hanya melemprakan senyum kepada ku dan naik ke motor ku, aku mengobrol di motor sambil menyetir, bercanda ba
Read more

Tertawa Bersama Mayat

Ketika memasuki gang diacara tersebut, kita berdua lesu karena melihat banyak tanjulan yg tinggi tinggi yang menyebabkan motor kita nyangkut, dan saat nyangkut aku turun mendorongnya dari belakang, ade mengendarai sambil menahan gasnya agar motor tidak mati. Dan temannya, piyan terbaring lemas dimotor. Tak lama kemudian ada warga yang tidak senang dengan kebisingan motor itu semua sehingga warga itu teriak. “Matiin motornya berisik!” Dengan kesalnya warga tersebut sambil memegang kayu. Ketika sesampainya dilapangan, kita parkir dan tak sengaja kita mendapat kawan baru. Dia adalah Kandes dan teman prianya yang seram, Muka yang penuh dengan tato, kuping dipercing, sudah menjadi ciri khas dari seorang seniman jalanan. Kita berjamming bersama tanpa ada perbedaan diantara kita. Karena pada dasarnya kita diciptakan sama. aku mencari warung nasi untuk membeli makanan karena aku merasa kawan kawanku merasa lapar, kita makan berempat dengan nasi 2
Read more

Temu Kangen

Hidup dijalanan dengan makanan yang seadanya demi menikmati suasana ramainya kota, aku bertemu dengan seorang pria yang menunggangi motor berwarna kuning dia memberi aku dan kawan ku ade sebuah nasi yang pada akhirnya kita makan bertiga Aku tak menyangka bahwa dia adalah kawan kami yang tlah pergi meninggalkan kota jakarta, Entahlah, aku berterima kasih kepada tuhan tlah mempertemukan kita kembali. Orang itu adalah Hamzah, Hamzah merupakan seorang pekerja keras dan pantang menyerah terhadap hal hal yang sulit untuk dilakukan. “hay bro, lama kita ga ketemu gimana kabar kalian berdua?”, ujar hamzah. “sehat kita jon, gimana kabar lo selama ini?”, aku menjawab sambil menepuk pundaknya. “ayo lah kita jalan lagi kebetulan bulan besok ada acara dijoggol, masuk ga”. Dia bicara sambil membuka nasi bungkus yang ia berikan pada kita.“iyeh masuk, barengin aja nanti gue tunggu dirumah tias”. Ujar ade sambil menyendok nasi. Waktu begitu cepat berlalu, Tanpa aku
Read more

Terkapar Lemah

Kembali untuk meminta Lalu pergi untuk melupakan!   Tak terasa waktu cepat bergulir, ia seperti matahari yang cepat terbit lalu cepat juga tenggelam. Suci yang dulu aku kenal kini berubah menjadi orang asing. “ciee yang dulu sedekat nadi kini sejauh matahari”, ujar aku kepadanya. “kenapa dah yass”, sambil memberi senyuman untuk ku. “itu cowo kamu”, ucap ku sambil tersenyum. “iyah yas”, uci menjawab sambil tersenyum kembali. “oh, yang awet yah”, ucap ku sambil tersenyum palsu. Ketika itu aku langsung pergi meninggalkannya, Sungguh suatu pertemuan yang membuat hatiku sedikit lemah, Rasanya seperti memeluk kaktus, semakin erat kita jalani, semakin terasa sakit pula. Kemudian harinya aku bertemunya kembali, sedang membeli bakso dipinggir jalan pasar. “hay, cii”, ucap aku sambil memberi senyuman. “eh tiasss..”, jawabnya “kenapa Cuma senyum aja”, dia menambahkannya. “gpp kok”, jawab aku. “ihh ser
Read more

Senyuman Palsu

“Rasanya seperti memeluk kaktus, semakin erat semakin sakit”   Semenjak aku mulai menggenal Suci, aku jadi lebih sering merasakan betapa hancurnya hati. Aku tak tahu mengapa aku bisa bertahan sekuat ranting, yang terinjak dan terhempas. Saat bertemu dengannya, ketika ia sedang merasa hatinya sedang hancur oleh seseorang yang ia cintai, aku mulai menghiburnya. “hay”, aku menyapanya. “eh kamu yas”, jawab dia sambil tersenyum palsu. “kenapa cemberut gitu”, ujar ku “gpp kok”, jawab uci sambil tersenyum. Aku tahu apa yang sedang dirahasiakan olehnya, aku pun juga tau bagaimana rasa sakitnya kehilangan seseorang yang dicintai. “beneran gpp”, ucap ku sambil menatap matanya. “iyahhh”, jawab suci dengan singkat. “yaudah senyum dikit dong biar manisnya ga hilang”, ujar ku sambil menggepit hidungnya dengan kedua jariku.“ishh lu mahh, nihh senyum, manis kan”, jawab uci sambil menepuk pundak ku dan memberikan senyumannya.
Read more

Firasat Burukku

Suatu malam yang cerah dengan bintang bertaburan, aku menuju kerumah hamzah untuk berbicara masalah pergi berangkat acara cikampek. “jon masuk cikampek kaga”, ucap ku. “masuk lah ayuu”, ucap hamzah sambil memegang hpnya. “naik alysa?”, ucap ku sambil bercanda.“yaudah berarti nanti sebelum berangkat, naikin mesin kuning keallysa”, ucap hamzah. Sungguh tak sabar, sudah lama aku tidak menunggangi alysa, sampai akhirnya malam itu pun tiba kita berangkat menuju cikampek. “lewat mana yas”, ucap hamzah. “kali malang jah enak”, balas aku sambil merasakan angin. Sesampainya kita berdua dikemang, kita memiliki kendala pada mesin. Ternyata stut kopling mesin punya hamzah sudah habis tergiling oleh gearset. Akhirnya kami perbaiki, karena kami memiliki sparepart cadangan yang telah kami siapkan sebelum berangkat. “Yahh koplingnya nyelip jah”, ucapku saat ku nyalakan mesin mespanya menggunakan kick stater. “untung punya cadangan”, jawab hamzah
Read more

Mataku Yang Seperti Zombie

Matahari terbit begitu indah dan burung pun ikut bernyanyi, terdapat suara bising berasal dari alat pemotong besi yang dimiliki hamzah.Saat ku keluar pintu dari rumah hamzah, aku melihat hamzah sedang memotong bagian alysa yang sudah tak layak pakai. Aku merasa bersalah pada ade, aku tlah menghancurkan motornya. Aku minta maaf padanya layaknya seorang lelaki.Saat aku menghadap ke cermin, sungguh terkejutnya aku oleh luka yg dekat dengan mata yg menyebabkan mata kiri ku lebam.Aku seperti zombie. Aku tetap berangkat sekolah walaupun kondisi seperti ini. Karena aku sadar uang ayah ku yang slama ini ia cari terbuang sia sia jika aku tak masuk sekolah. Aku masuk kesekolah dengan mata tertutupi oleh lap slampeku,“hahahah mata lu ngapa?”, ujar seorang teman sebangku ku. “hahah, namanya juga hobby”, ucapku sambil tersenyum. “semoga cepat sembuh yah”, ucap teman sebangku ku.
Read more

Bangkit Melawan Rapuhnya Hati

Ketika melihat seseorang perempuan yang berada pada kantin sekolah, hatiku mulai bangkit kembali untuk merasakan jatuh cinta, Namun dengan orang yang berbeda. Dia seseorang yang cantik, baik, ramah dan sedikit agak lugu. Aku memangilnya, Vindy. “hey, nanti malem aku bakal tunggu kamu didepan gang”, ucapku sambil sambil tersenyum malu. “ihh mau apaaa?”, ujar dia sambil kebingungan. “apa kamu gamau aku ajarin bagaimana caranya mengendarai vespaku”, jawab aku, sambil menuju kekelas ku. “ia mauuu, aku tunggu”, ucap dia agak keras.Malam itu aku menunggunya didepan gang rumahnya, dia mengintipku, seakan akan aku bohong. “ett ayoo, ngintip ngintip lagi, dosa lohh”, ucap ku sambil tertawa. “iyah iyah, tungguuu”, jawabnya sambil terburu buru. Yang pada akhirnya aku dapat mendekatinya dengan cara ku sendiri. Tak hanya itu aku juga berusaha menghiburnya.
Read more

Kembali Tersenyum Bersamanya

Saat senja diambang waktu, Hamzah dan ade menghampiriku kerumah, mereka membicarakan untuk membangkitkan allysa kembali. keesokan harinya aku mulai bekerja memotong besi besi yang dibeli ade. “yas nih kerjaan lu motong, lu ukur sesuaiin aja”, ujar ade“siap boskyuhhh”, jawab aku sambil mengacungkan oke. Aku sangat bersemangat untuk membangkitkan allysa, sampai pada akhirnya pemotongan semuanya selesai. Malam itu ditempat yang sunyi, kami mulai berkarya kembali. Aku rindu akan beraksinya kita lagi. Masalah hati kita bukan jagonya, melainkan kita cengeng masalah hati. “yas, colok colokin mesin las”, ucap hamzah sebagai pekerja serabutan.“udah boskyuhh”, jawab aku. “gimana lu sama dia”, ucap hamzah sambil meledekku. “hahah Hati kok kandas mulu”, ucap ade menambahkannya. “hahaha loro atiku dek”, jawab aku sambil tertawa. “makanya kaya gue dong, jomblo itu free”, ujar hamzah sambil mengelas.“freehatinnnn”, ade membalasnya. “udah
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status