Ketika memasuki gang diacara tersebut, kita berdua lesu karena melihat banyak tanjulan yg tinggi tinggi yang menyebabkan motor kita nyangkut,
dan saat nyangkut aku turun mendorongnya dari belakang, ade mengendarai sambil menahan gasnya agar motor tidak mati. Dan temannya, piyan terbaring lemas dimotor.Tak lama kemudian ada warga yang tidak senang dengan kebisingan motor itu semua sehingga warga itu teriak.“Matiin motornya berisik!” Dengan kesalnya warga tersebut sambil memegang kayu.Ketika sesampainya dilapangan, kita parkir dan tak sengaja kita mendapat kawan baru.Dia adalah Kandes dan teman prianya yang seram, Muka yang penuh dengan tato, kuping dipercing, sudah menjadi ciri khas dari seorang seniman jalanan.
Kita berjamming bersama tanpa ada perbedaan diantara kita. Karena pada dasarnya kita diciptakan sama.aku mencari warung nasi untuk membeli makanan karena aku merasa kawan kawanku merasa lapar, kita makan berempat dengan nasi 2 bungkus yang ku beli.tiba tiba teman Kandes melihat temannya berjalan, lalu dipanggil olehnya.“YAT sini...”, sambil mengangkat tanganya.Mayat itu seseorang yang humoris, sewaktu ketika dia merasa kehausan tidak ada air dia melihat scooterist anak sekolahan membawa air mineral,
anak itu dipanggil olehnya, “ weii bang, bang bagi airnya bang boleh ga bang, serett nihh ”.
anak sekolahan itu menghampiri mayat dan bilang kepadanya “ ini bang ambil aja gpp, rokoknya sekalian ga bang?”.
Mayat tanpa berbicara lagi mengambil rokok 4 batang dan meminum airnya, dan
mayat bilang “Makasih banyak ya bang, elu emang CS gue dah,”. sambil menepuk pundak anak ituaku, ade, Kandes, dan temannya Kandes, tertawa terbahak bahak melihat kelakuan mayat,
Satu hal yang membuat aku makin terbahak bahak ialah saat Mayat menceritakan soal dia menemukan seeokor ayam.Mayat berkata “ eh gue abis isi bensin, gue liat ayam, masa ayamnya gue tangkep kaga kabur, yaudah gue taro aja dibawah tangki, tau dah mabok bensin kali tuh ayam”.Kandes menjawab “mana ayamnya ”.“Itu gue taro aja ditepong(box untuk menaruh peralatan hanya ada divespa) gue pindahin dari pada dibawah tangki bensin ”, jawab Mayat.Saat terik matahari mulai menyerang, aku berusaha untuk membangun atap agar tidak terkena sinar matahari yang panas, Lalu kami tidur bersama, tidak lama aku tidur hanya 2 jam aku melihat Mayat tidur dengan ayam yang diikat dijempol kakinya agar si ayam tidak kabur.Menjelang sore aku, ade dan Kandes menuju lampu merah dekat gerbang masuk acara, kami bersandar pada pohon melihat orang sombong yang tidak begitu peduli dengan manusia seperti kita yang berpakaian kusam, muka penuh dengan debu jalanan.Tak lama datang seorang perempuan yang menunggangi vespa tua dengan parasnya yang begitu manis yang membawa sebuah kantong plastik berisikan nasi bungkus.Dan kami pun dipanggil “ka udah pada makan belum?”.Tanya seorang perempuan yang menunggangi vespa tua itu.
Kami pun menggelengkan kepala yang berartikan “belum”.Tak lama kami bicara perempuan tersebut langsung mengambil nasi dari kantong plastik yang ia bawa, dan kami mendapatkan sebuah nasi 1 bungkus yang akhirnya kami makan bertiga dipinggir lampu merah.Sore menjelang malam pun tiba, Akhirnya aku dan ade pamit dengan Mayat, Kandess, dan teman Kandes yang mukanya penuh dengan tatto.“bang, ndes, gue ama tias balik duluan yah, nanti kita bakal ketemu lagi diacara selanjutnya”, ucap Ade.“Oke kawan see you againt ”, Ucap temannya kandes.Selepas pulang dari acara itu, ade dan aku kembali kerumah masing masing untuk istirahat, kami menghabiskan waktu dengan banyak cara, yaitu, makan bareng, joget bareng, tertawa bareng tidur bareng. Entahlah kita lelah.Ternyata solidaritas yang mereka lakukan sangatlah besar, dibandingkan dengan yang lainnya, ketika kita mogok, slalu ada yg menolong, ketika slalu berpapasan sesama mesin kanan, tegur teguran,ketika kita sedang susah ada yang slalu menemani. Tidak seperti teman teman tongkrongan ku. ketika aku sedang tidak punya uang mereka lenyap ditelan bumi, dan jika sedang ada uang tanpa aku panggil mereka muncul.Yang lebih aku benci ketika aku membawa seorang perempuan kedalam tongkrongan ku salah satu diantara teman ku pasti ada yang slalu nyari perhatian. “sulitnya apapun keadaan temanilah kawanmu, jangan pernah meninggalkannya”Hidup dijalanan dengan makanan yang seadanya demi menikmati suasana ramainya kota, aku bertemu dengan seorang pria yang menunggangi motor berwarna kuning dia memberi aku dan kawan ku ade sebuah nasi yang pada akhirnya kita makan bertiga Aku tak menyangka bahwa dia adalah kawan kami yang tlah pergi meninggalkan kota jakarta, Entahlah, aku berterima kasih kepada tuhan tlah mempertemukan kita kembali. Orang itu adalah Hamzah, Hamzah merupakan seorang pekerja keras dan pantang menyerah terhadap hal hal yang sulit untuk dilakukan. “hay bro, lama kita ga ketemu gimana kabar kalian berdua?”, ujar hamzah. “sehat kita jon, gimana kabar lo selama ini?”, aku menjawab sambil menepuk pundaknya. “ayo lah kita jalan lagi kebetulan bulan besok ada acara dijoggol, masuk ga”. Dia bicara sambil membuka nasi bungkus yang ia berikan pada kita.“iyeh masuk, barengin aja nanti gue tunggu dirumah tias”. Ujar ade sambil menyendok nasi. Waktu begitu cepat berlalu, Tanpa aku
Kembali untuk meminta Lalu pergi untuk melupakan! Tak terasa waktu cepat bergulir, ia seperti matahari yang cepat terbit lalu cepat juga tenggelam. Suci yang dulu aku kenal kini berubah menjadi orang asing.“ciee yang dulu sedekat nadi kini sejauh matahari”, ujar aku kepadanya. “kenapa dah yass”, sambil memberi senyuman untuk ku. “itu cowo kamu”, ucap ku sambil tersenyum. “iyah yas”, uci menjawab sambil tersenyum kembali. “oh, yang awet yah”, ucap ku sambil tersenyum palsu. Ketika itu aku langsung pergi meninggalkannya, Sungguh suatu pertemuan yang membuat hatiku sedikit lemah, Rasanya seperti memeluk kaktus, semakin erat kita jalani, semakin terasa sakit pula. Kemudian harinya aku bertemunya kembali, sedang membeli bakso dipinggir jalan pasar. “hay, cii”, ucap aku sambil memberi senyuman. “eh tiasss..”, jawabnya “kenapa Cuma senyum aja”, dia menambahkannya. “gpp kok”, jawab aku. “ihh ser
“Rasanya seperti memeluk kaktus, semakin erat semakin sakit” Semenjak aku mulai menggenal Suci, aku jadi lebih sering merasakan betapa hancurnya hati. Aku tak tahu mengapa aku bisa bertahan sekuat ranting, yang terinjak dan terhempas. Saat bertemu dengannya, ketika ia sedang merasa hatinya sedang hancur oleh seseorang yang ia cintai, aku mulai menghiburnya. “hay”, aku menyapanya. “eh kamu yas”, jawab dia sambil tersenyum palsu. “kenapa cemberut gitu”, ujar ku “gpp kok”, jawab uci sambil tersenyum. Aku tahu apa yang sedang dirahasiakan olehnya, aku pun juga tau bagaimana rasa sakitnya kehilangan seseorang yang dicintai. “beneran gpp”, ucap ku sambil menatap matanya. “iyahhh”, jawab suci dengan singkat. “yaudah senyum dikit dong biar manisnya ga hilang”, ujar ku sambil menggepit hidungnya dengan kedua jariku.“ishh lu mahh, nihh senyum, manis kan”, jawab uci sambil menepuk pundak ku dan memberikan senyumannya.
Suatu malam yang cerah dengan bintang bertaburan, aku menuju kerumah hamzah untuk berbicara masalah pergi berangkat acara cikampek. “jon masuk cikampek kaga”, ucap ku. “masuk lah ayuu”, ucap hamzah sambil memegang hpnya. “naik alysa?”, ucap ku sambil bercanda.“yaudah berarti nanti sebelum berangkat, naikin mesin kuning keallysa”, ucap hamzah. Sungguh tak sabar, sudah lama aku tidak menunggangi alysa, sampai akhirnya malam itu pun tiba kita berangkat menuju cikampek. “lewat mana yas”, ucap hamzah. “kali malang jah enak”, balas aku sambil merasakan angin. Sesampainya kita berdua dikemang, kita memiliki kendala pada mesin. Ternyata stut kopling mesin punya hamzah sudah habis tergiling oleh gearset. Akhirnya kami perbaiki, karena kami memiliki sparepart cadangan yang telah kami siapkan sebelum berangkat. “Yahh koplingnya nyelip jah”, ucapku saat ku nyalakan mesin mespanya menggunakan kick stater. “untung punya cadangan”, jawab hamzah
Matahari terbit begitu indah dan burung pun ikut bernyanyi, terdapat suara bising berasal dari alat pemotong besi yang dimiliki hamzah.Saat ku keluar pintu dari rumah hamzah, aku melihat hamzah sedang memotong bagian alysa yang sudah tak layak pakai. Aku merasa bersalah pada ade, aku tlah menghancurkan motornya. Aku minta maaf padanya layaknya seorang lelaki.Saat aku menghadap ke cermin, sungguh terkejutnya aku oleh luka yg dekat dengan mata yg menyebabkan mata kiri ku lebam.Aku seperti zombie. Aku tetap berangkat sekolah walaupun kondisi seperti ini. Karena aku sadar uang ayah ku yang slama ini ia cari terbuang sia sia jika aku tak masuk sekolah. Aku masuk kesekolah dengan mata tertutupi oleh lap slampeku,“hahahah mata lu ngapa?”, ujar seorang teman sebangku ku. “hahah, namanya juga hobby”, ucapku sambil tersenyum. “semoga cepat sembuh yah”, ucap teman sebangku ku.
Ketika melihat seseorang perempuan yang berada pada kantin sekolah, hatiku mulai bangkit kembali untuk merasakan jatuh cinta, Namun dengan orang yang berbeda. Dia seseorang yang cantik, baik, ramah dan sedikit agak lugu.Aku memangilnya, Vindy. “hey, nanti malem aku bakal tunggu kamu didepan gang”, ucapku sambil sambil tersenyum malu. “ihh mau apaaa?”, ujar dia sambil kebingungan. “apa kamu gamau aku ajarin bagaimana caranya mengendarai vespaku”, jawab aku, sambil menuju kekelas ku. “ia mauuu, aku tunggu”, ucap dia agak keras.Malam itu aku menunggunya didepan gang rumahnya, dia mengintipku, seakan akan aku bohong. “ett ayoo, ngintip ngintip lagi, dosa lohh”, ucap ku sambil tertawa. “iyah iyah, tungguuu”, jawabnya sambil terburu buru. Yang pada akhirnya aku dapat mendekatinya dengan cara ku sendiri. Tak hanya itu aku juga berusaha menghiburnya.
Saat senja diambang waktu, Hamzah dan ade menghampiriku kerumah, mereka membicarakan untuk membangkitkan allysa kembali. keesokan harinya aku mulai bekerja memotong besi besi yang dibeli ade. “yas nih kerjaan lu motong, lu ukur sesuaiin aja”, ujar ade“siap boskyuhhh”, jawab aku sambil mengacungkan oke. Aku sangat bersemangat untuk membangkitkan allysa, sampai pada akhirnya pemotongan semuanya selesai. Malam itu ditempat yang sunyi, kami mulai berkarya kembali. Aku rindu akan beraksinya kita lagi. Masalah hati kita bukan jagonya, melainkan kita cengeng masalah hati. “yas, colok colokin mesin las”, ucap hamzah sebagai pekerja serabutan.“udah boskyuhh”, jawab aku. “gimana lu sama dia”, ucap hamzah sambil meledekku. “hahah Hati kok kandas mulu”, ucap ade menambahkannya. “hahaha loro atiku dek”, jawab aku sambil tertawa. “makanya kaya gue dong, jomblo itu free”, ujar hamzah sambil mengelas.“freehatinnnn”, ade membalasnya. “udah
“waktu tidak akan pernah berhenti meskipun kita memilih untuk menyerah.” Hari ini adalah hari yang menyenangkan untukku. teman teman smk ku menggadakan acara malam keakrab-an. Aku pun datang dengan sendiri membawa motor ku yang menyentuh dengan aspal yang biasa disebut ceperan. sebuah mall dijakarta barat menjadi tempat acara itu. aku tak menyangka bahwa teman sebangku ku juga datang, aku bertanya padanya. “apa pacarmu juga datang”, ucap ku sambil tertawa. “dateng, itu lagi foto sama temannya, vindy.”, ucap dia sambil menunjuk. Aku juga tak menyangka bahwa seseorang yang pernah aku dekati datang. Sunguh tak aku duga, aku berpapasan dengannya ketika sedang menuju banner. “hay, yass.”, ucapnya sambil tersenyum manis pada ku. “hayy.”, jawab ku sambil membalas senyumnya. Aku bingung dengan apa yang dirasakan hatiku saat ini, hatiku ingin memilikinya tetapi, jiwaku tidak. “yas, ikut aku, aku mau bicara.”, ucapnya sambil