Home / Romansa / Bukan Simpanan CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Bukan Simpanan CEO: Chapter 71 - Chapter 80

99 Chapters

#70 Penunggu

Sore itu Alex baru saja pulang sehabis menginap di rumah temannya kemarin malam. Rencananya ia akan bersiap dari rumah untuk bermain lagi malam Minggu ini. Dia ingin mengusir perasaan tak nyaman yang berhari-hari telah mengusiknya.Sejak terakhir ia menunggui tempat Aneth disekap, ia sudah tidak datang lagi ke sana dan masuk kantor seperti biasa. Tetapi Ivanka, gadis itu lenyap bagai ditelan Bumi. Tidak masuk ke kantor dan tidak bisa dihubungi. Entah apa yang terjadi setelah itu pada Ivanka dan Aneth. Di satu sisi ia merasa bersalah pada Ivanka. Di sisi lain, ia tidak ingin terjerumus menjadi seorang kriminal.Suara seseorang berikutnya menghentikan gerakkan tangannya saat ia sedang membuka pagar rumahnya.“Permisi,” sapa suara berat khas pria.Alex refleks menoleh dan menarik tangannya dari celah pagar. “Ya? Ada apa ya?”Ada dua orang pria berbadan tinggi dan tegap berdiri di belakangnya. Salah satunya mengenakan kaus abu t
last updateLast Updated : 2022-01-20
Read more

#71 Si Penyihir

Ada desakkan kerinduan yang besar saat bibir itu menyentuh bibirnya. Sekali lagi ia seperti merasakan letupan kembang api di dadanya. Hangat dan meledak-ledak. Seperti tersihir. Laki-laki itu selalu mampu menyentuhnya tanpa menimbulkan pergolakan dalam dirinya. Tanpa sadar ia menerimanya. Mengikuti setiap gerak lidah yang bermain di mulutnya.Lembab dan lembut.Panas dan membara.Membuat detak jantungnya berpacu lebih cepat seperti sedang maraton. Tangannya yang digenggam perlahan naik ke punggung Yuka, memeluk laki-laki itu. Yuka balas memeluknya, meraih pinggang ramping Aneth yang terasa pas dalam dekapannya. Satu tangannya yang lain menahan ceruk leher gadis itu. Mempererat lumatannya.Aneth melepas pagutan mereka, mengambil napas sedikit demi sedikit. Ketika tangan Yuka yang berada di lehernya bergerak turun menarik tali baju atasannya yang menyerupai kimono, gadis itu mengentikannya.“Stop!” Suara Aneth serak, mendorong Yuka pelan.
last updateLast Updated : 2022-01-27
Read more

#72 Tanda Kepemilikan

“Kenapa kamu nanya itu?”“Kalo nanya yang lain nanti kamu nggak mau jawab.”“Hmm... aku tadinya mau pilih seni rupa, tapi Mama nggak izinin. Masuk jurusan *DKV pun karena kak Rena yang bujuk Mama,” jawab Aneth terus terang.(*DKV = Desain Komunikasi Visual)Yuka menyelesaikan ikatan tali baju Aneth, sementara Aneth kembali pada posisi terlentang agar tangannya tidak sakit. ”Kenapa nggak diizinin?”Sekilas ia mengecup leher Aneth, menghirup aroma lembut gadis itu. Wangi talc, pikirnya. Lalu kembali menopang kepala dengan satu tangan.Aneth sempat bergidik ketika Yuka mengecup lehernya. Tapi kemudian menjawab, “Katanya, buat apa kuliah mahal-mahal ambilnya seni, cuma coret-coret dan main-main aja. Masa depannya nggak jelas. Kalau kak Rena nggak negosiasi sama mama, mungkin aku disuruh masuk jurusan Ekonomi atau Hukum.”“Ah, jangan Hukum. Nanti aku dituntut kamu,
last updateLast Updated : 2022-01-27
Read more

#73 Kalimat Ajaib

Hampir saja Aneth mati jantungan saking paniknya menghadapi tingkah lelaki itu. Setelah mengganggunya sampai ia kepanasan nyaris meledak, laki-laki itu berhenti usai beberapa kali meninggalkan jejak di tubuhnya. Dan tertawa menyaksikan wajah memberengut Aneth.‘Hah! Dia berani tertawa, coba!’“Gila!” Aneth memukul-mukulnya meski tenaganya masih terbatas. “Dasar mesum kamu! Nyebelin! Nginap di sini cuma buat ganggu orang!”Tawanya malah semakin pecah melihat reaksi Aneth yang menggemaskan. Awalnya Yuka hanya berniat menggodanya sedikit. Tapi dia sendiri jadi kelepasan. Apa lagi ketika wanita itu berontak di bawahnya. Membuatnya semakin ingin menyentuhnya. Tapi tentu saja dengan mengumpulkan segenap kewarasan, dia tidak boleh melakukan lebih dari itu.“Jadi, udah tau definisi mesum sesungguhnya?” tanyanya, berusaha menahan seringai.“Kamu! Kamu cowok paling mesum yang pernah aku temuin!&r
last updateLast Updated : 2022-01-27
Read more

#74 I wish I wasn't Here

Sejak kemarin Aneth terus kepikiran. Meski sebelumnya ia tidak ingin masalah ini menjadi besar dan meluas ke publik, tapi di sudut hatinya, dia benar-benar ingin membalas wanita itu. Ivanka dan Alex berhasil diringkus karena semua bukti jelas mengarah pada mereka. Namun Adeline, tak ada bukti mengenai dirinya. Semua dilakukan melalui Ivanka. Wanita ular itu benar-benar memanfaatkan Ivanka sebaik mungkin untuk menutupi dirinya dan menghilang kabur entah ke mana.Ketika Yuka membahas Ivanka dan Alex, nuraninya masih dapat melunak. Malah ia memberi maaf untuk mereka. Tetapi saat mengetahui Adeline melarikan diri dari kasus ini, ia menjadi sangat kesal. Apa lagi saat mendengar Yuka menyebut nama panggilannya.Adele.Entah mengapa emosinya semakin tersulut.Tidak, Yuka salah kalau mengatakan Aneth adalah orang yang baik. Aneth tidak sebaik itu. Dia bukan makhluk berhati malaikat yang mudah memaafkan seseorang begitu saja. Bahkan sekarang, ia masih dapat merasa
last updateLast Updated : 2022-01-27
Read more

#75 Badai Sesungguhnya

“Untunglah nggak ada dia, males banget gue liat dia,” celetuk Elden sambil membuka pintu kamar Aneth. Lebih tepatnya, ia malas karena harus dijejalkan pemandangan romantis mereka jika Yuka berada di kamar Aneth.“Kenapa sih lo sensi banget? Perasaan kalian nggak kenapa-napa sebelumnya. Malah kerja sama juga. Ada apa sih?” Aneth melepaskan diri dari Elden yang yang baru saja membantunya berjalan-jalan sore itu.Siang tadi Yuka meneleponnya kalau dia tidak bisa datang ke rumah sakit lebih awal karena ada beberapa hal yang harus diurusnya. Jadi laki-laki itu tidak akan keburu menemani Aneth jalan-jalan. Tepat setelah camilan sore diantar oleh perawat, Elden datang. Laki-laki itu sudah bisa menduga kalau Yuka tidak akan ada di sana pada jam kerja.“Cheesy banget dia tau nggak,” Elden menarik pundak Aneth kembali mendekat padanya. Lalu membungkuk, menyelipkan sebelah lengannya di balik lutut Aneth. Mengangkat gadis itu dud
last updateLast Updated : 2022-01-27
Read more

#76 Sepenggal Fakta

Dia tahu, gadis itu marah. Meski Aneth memasang raut datar seperti biasanya, ia mulai memahami emosi gadis itu. Yuka tidak berani mengganggunya sejak kemarin malam. Kalau sebelumnya dia menggodanya habis-habisan, kemarin Yuka hanya diam memerhatikan gadis itu, tertidur di sebelahnya.Dia tidak pernah segalau ini menghadapi wanita yang sedang murka kecuali kakaknya. Kemungkinan besar penyebabnya pastilah karena kabar Adeline yang menghilang. Siapa sih, yang akan suka kalau orang yang telah mencelakainya kabur begitu saja?Oleh karena itu, dia harus mendongkrak mood gadis itu. Yuka meminta bantuan Becca, sekretarisnya, untuk membeli sesuatu yang kiranya disukai wanita selain perhiasan dan barang-barang branded. Dia tidak tahu apa yang disukai Aneth. Tetapi berdasarkan firasatnya, Aneth akan tersinggung jika tiba-tiba diberikan benda mahal tanpa alasan jelas. Tidak seperti wanita-wanitanya yang lain.Kotak karton tebal berisi empat kue sifon masin
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more

#77 Tak Kasat Mata

Sudah berakhir.Semuanya sudah berakhir.Ini yang terbaik. Tidak akan ada lagi rasa bersalah di kemudian hari.  Meski perasaan mengerikan itu sempat menguar dan naik ke permukaan saat ia mengatakan yang sesungguhnya dengan mulutnya sendiri.Perasaan menjijikkan yang dirasakannya lebih dari apa pun.Yuka mungkin mengasihaninya. Atau bahkan merasa muak lebih dari yang dirasakannya. Entahlah. Yang ia tahu, kali ini ia merasa lebih ikhlas dari sebelumnya. Karena orang yang sejak awal tidak memiliki apa-apa seharusnya tidak perlu takut kehilangan. Penderitaan dan luka telah menjadi teman baiknya sejak lama.Tapi...Benarkah ia mengakhirinya dengan ikhlas?Lantas kenapa butiran air terus saja berlomba-lomba keluar dari kedua sudut matanya setelah laki-laki itu berderap keluar meninggalkan kamarnya? *** Elden tidak pergi dari sana. Menunggu di depan pintu ketika Yuka tidak juga keluar dari kamar
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more

#78 Unwanted

“Masuk,” terdengar ketukkan pintu saat ia sedang memantau pergerakan candlestick di halaman aplikasi investasi saham pada laptopnya.“Permisi, Pak. Renovasi kamarnya kan sudah selesai, perabot juga sudah diganti yang baru. Kuncinya saya titip ke sekretaris Becca atau saya serahkan ke Anda?” tanya Rendy mengangkat kunci dengan gantungan bola bulu berwarna abu-abu.Ia terdiam menatap kunci itu, tidak mungkin menemui Aneth lagi dalam waktu dekat. Aneth juga masih di rumah sakit. Entah apakah gadis itu akan kembali tinggal di kost lamanya atau pindah dari sana.“Kamu kasih Becca aja dulu,” sahutnya kemudian.“Oke, Pak.”“Oke. Makasih, Ren.”“Sama-sama Pak. Ada lagi yang bisa saya bantu?”“Gimana dengan posisi staf desain? Iklan lowongan pekerjaannya udah disebar, kan?”“Iya, Pak. Katanya cukup banyak yang melamar. Minggu depan akan ad
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more

#79 Elden dan Yuka

Yuka memeriksa jadwal yang diberikan Becca, lalu melirik ke arah jam tangannya. Ada rapat jam dua siang nanti. Diraihnya dasi yan tergeletak di meja dan dikalungkannya ke leher. Gerakkannya terhenti saat ia hendak mencoba memasang dasi. Teringat seseorang yang belakangan selalu memasangkan dasi untuknya. Beberapa hari ini terasa seperti mimpi. Berat untuknya memejamkan mata di malam hari dan membuka mata di pagi hari. Seperti ada bagian dirinya yang menghilang. Tangannya lalu meraih telepon, menekan dua angka yang sudah sangat sering dihubunginya. Hanya butuh satu detik untuk mendapat jawaban dari seberang sana. “Becca, tolong ke ruangan saya pasangin dasi. Hari ini biar Rendy yang ikut saya pergi meeting,” “Baik, Pak.”   ***   Beberapa minggu ia melewatkan kegiatan seperti ini karena Aneth berada di apartemennya waktu itu. Berkumpul dengan teman-teman di akhir pekan biasanya menjadi rutinitas untuk m
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status