Semua Bab RARA DAN MISTERI URBAN LEGEND: Bab 1 - Bab 6

6 Bab

Bab 1

Rara meringis sedikit kesakitan setelah operasi transplantasi ginjal, tak apa sakit sekarang karena setelahnya Rara tidak akan merasakan lagi sakit yang berkepanjangan akibat ginjalnya yang gagal berfungsi. Beruntung seorang donor tak dikenal mendonorkan ginjal untuknya. Rara bersyukur hidupnya terselamatkan.Sambil beristirahat pasca operasi di atas tempat tidur kamar Rumah Sakit. Rara mengambil gawai miliknya yang terletak di atas meja. Barusan Ibu dan kakaknya pamit sebentar saja untuk pergi ke kantin yang berada di Rumah Sakit untuk makan siang sehingga Rara ditinggal seorang diri. Tak masalah bagi Rara karena gawai miliknya akan menemaninya untuk beberapa saat.Rara membaca perkembangan berita di sekolahnya via akun-akun media sosialnya. Tak ada yang spesial kecuali ucapan doa untuknya dan persiapan ujian sekolah dua Minggu lagi. Lalu Rara beralih mencari berita-berita terkini seputar selebriti, hobi maupun berita nasional dan internasional sekedar untuk membunuh wa
Baca selengkapnya

Bab 2

Sore tadi memang menyenangkan, bermain bola voli dengan penuh kegembiraan. Tapi bukan canda dan tawa Rara dan teman-temannya yang masih terngiang di telinga Rara hingga selepas pukul delapan malam, justru anak kecil bernama Didit yang menjadi pusat perhatiannya.Tugas PR untuk esok tidak terlalu banyak malam ini sehingga sudah selesai sejak lima belas menit yang lalu. Pikiran Rara terus memikirkan Didit. Siapa sebenarnya anak kecil itu? Mengapa dia ada di gedung kosong seorang diri?Mencoba melupakan berbagai macam pertanyaan soal Didit tidak lantas membuat Rara tenang, justru sebaliknya, rasa penasaran yang tinggi tentang Didit memaksa Rara memunculkan ide yang terbilang cukup aneh yaitu ingin pergi kembali ke sekolah atau tepatnya ke gedung kosong yang berada di belakang halaman sekolah. Tujuannya tentu saja mengecek keberadaan Didit.Sungguh aneh jika ada anak kecil sendirian di tempat sesepi itu, mungkinkah Didit adalah hantu sebagaimana tuduhan Shinta maupun No
Baca selengkapnya

Bab 3

Hari ini Rara terbangun di dalam kamarnya, sudah siuman dari pingsannya dan kondisi tubuhnya jauh lebih bugar dari hari kemarin. Benak Rara teringat pada peristiwa semalam saat Rara jatuh pingsan, entah bagaimana caranya teman-temannya berhasil membawanya kembali ke rumah. Rara benar-benar tidak ingat sama sekali. Tak lama kemudian Ibu Rara datang membawa secangkir teh hangat untuk Rara setelah tadi Rara sudah menghabiskan semangkuk bubur ayam hangat.“Terima kasih Bu, aku sudah bisa mengambil minumanku sendiri kok,” kata Rara tidak mau merepotkan Ibunya lagi karena sewaktu operasi di Rumah Sakit tempo hari yang lalu Ibunya sangat sibuk mengurus dirinya sehingga Ibunya meminta izin dari kantor tempatnya bekerja untuk beberapa hari dan hari ini pun Ibunya melakukan hal yang sama untuk Rara.Ibu Rara adalah seorang single parents. Ayah Rara telah wafat tiga tahun yang lalu sewaktu Rara masih SMP. Kakak pertamanya sudah bekerja dan kakak ke
Baca selengkapnya

Bab 4

Didit memang misterius. Keberadaan anak kecil itu sangat membekas di ingatan Rara sehingga saat mata pelajaran berlangsung sekali pun pikiran Rara tertuju pada Didit. Begitu jam istirahat tiba Rara bergegas ke belakang sekolah untuk sekedar memastikan apakah di belakang pagar sekolah masih ada Didit yang mungkin saja masih ada di bangunan gedung kosong belakang sekolah seperti halnya kemarin sore.Rara harus memberanikan diri melewati beberapa anak-anak cowok yang bersembunyi di halaman belakang sekolah, beruntung mereka hanya sekedar menggoda Rara saja, Rara melirikan sudut matanya melihat teman-teman cowok dari kelas yang lain sedang asyik merokok. Rara tidak peduli dengan kegiatan mereka karena Rara ingin melihat Didit tapi ternyata Didit tidak ada.Lalu sepulang jam sekolah Rara masih menyempatkan diri melihat ke halaman belakang sekolahnya yang sekarang kosong tidak ada lagi anak-anak cowok yang sedang merokok, melalui balik pagar sekolah yang bolong, tatapan mata R
Baca selengkapnya

Bab 5

Rara melirik ke ponselnya, hari ini pukul 20.50 menit, sebentar lagi tugas pekerjaan rumahnya akan selesai, hanya tinggal tiga pertanyaan lagi. Nanti setelah itu dia segera bersiap untuk tidur malam, matanya pun sudah mulai mengantuk.Dalam kondisi antara sadar dan tidak sadar, Rara melihat adegan pembunuhan Didit lagi. Pembunuhan itu terlihat sangat nyata di depan matanya.Kursi menghantam tubuh kecil Didit yang kemudian terhuyung kesakitan, rasa sakit yang dirasakan oleh Didit turut dirasakan oleh Rara.“Aargh!” Didit berteriak histeris.Rara ikut merasakan kesakitan, ia meringis sembari menahan air matanya. Sakit dan pedih rasanya, anak sekecil itu diperlakukan sebrutal itu. “Serahkan kalung itu!” kata si pembunuh sebelum akhirnya membunuh Didit. Tubuh Rara semakin lemas bukan karena menyaksikan adegan pembunuhan itu saja karena melihat adegan pembunuhan Didit pernah ia lihat sebelumnya tapi yang membuat sebagian besar energi tubuhnya menjadi hilang dan loyo disebabkan oleh ketid
Baca selengkapnya

Bab 6

Pada saat jam istirahat, Rara yang sedang berbicara dengan Adi tiba-tiba dihampiri oleh Fajar yang nampak tergesa-gesa untuk menemui Rara dan Adi yang masih asyik ngobrol.Hari ini Fajar berniat memberikan suatu informasi yang sangat berharga. Dan sebagaimana dugaan Fajar, informasi tersebut ternyata membuat Rara dan Adi terkejut bukan main seputar peristiwa pembunuhan anak kecil yang bernama Didit yang sangat misterius. “Tadi pagi sebelum aku berangkat ke Sekolah, aku bertanya apakah ada peristiwa pembunuhan pada beberapa tahun silam dibelakang Sekolah kita dan Ayahku mengangguk karena teringat sewaktu masih duduk dibangku SMP dan menjawab bahwa memang pernah ada pembunuhan terhadap seorang bocah cilik oleh seorang Penjaga gedung yang berada dibelakang Sekolah,” ungkap Fajar menceritakan fakta unik seputar Didit yang kemudian menjadikan Rara dan Adi berpikir tentang banyak hal.“Jadi sosok Didit memang benar-benar pernah ada,” bisik Adi pelan sambil menatap ke arah wajah Rara yang t
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status