All Chapters of Sang Dewa Perang: Chapter 1641 - Chapter 1650

Sudah cukup banyak kejutan untuk satu hari. Nicholas akan terkejut sampai dia jadi bodoh saat dia dipukul oleh gelombang demi gelombang kejutan.Dia menatap Tina dengan bingung. Dia tidak bisa memahami bagaimana wanita yang dibius ini pulih dengan ajaib. Dilihat dari mata Tina yang bersinar dengan cahaya menyilaukan, ini menunjukkan kalau dia sudah sepenuhnya pulih. Nicholas menggertakkan gigi dan mengulurkan tangan untuk menunjuk Tina. Perkataannya sedikit terguncang rasa takut."Kau, kau, kenapa? Bagaimana mungkin kau baik-baik saja?"Saat dia mengatakan ini, dia melihat si tua pengurus rumah di sebelahnya.Orang yang bertanggung jawab meracuni Tina adalah si Tua pengurus rumah. Jika Tina baik-baik saja, si Tua pengurus rumah ini pasti menjadi akar masalahnya. Apakah dia dikhianati oleh pengurus rumahnya yang sudah lama melayani dan yang sudah mengikutinya selama beberapa dekade?Itu tidak masuk akal, kan?Sebenarnya tidak.Si Tua pengurus rumah itu sama takutnya dengan

Kekalahan Nicholas adalah sesuatu yang tidak pernah dia duga. Kepala pelayan tua itu berdiri di sana dengan marah. Jika dia melihat adanya sesuatu yang aneh sebelumnya, segalanya mungkin berbeda sekarang."Bajingan!"Kepala pelayan tua itu mengeluarkan pisau buah. “Kalian semua adalah keturunan keluarga Gomez, tetapi kalian berani bergandengan tangan dengan musuh untuk menyakiti kepala keluarga Gomez. Apa kalian masih memiliki sedikit rasa kemanusiaan di dalam diri kalian?" Kemanusiaan?Sepotong rasa kemanusiaan yang mereka miliki inilah yang membuat mereka memberontak melawan Nicholas!Jeremy berkata, “Di mana rasa kemanusiaannya ketika Nicholas mengurungku selama bertahun-tahun? Di mana rasa kemanusiaannya ketika dia mendorong anakku menuju mautnya? Di mana rasa kemanusiaannya saat Nicholas meracuni istriku? Dan sekarang kau mengatakan bahwa kita tidak memiliki sedikit pun rasa kemanusiaan yang tersisa di dalam diri kami? Munafik sekali kau?!" Kepala pelayan tua itu meneria

Saat itu satu jam menuju tengah malam ketika Thomas akhirnya mencapai Distrik Southland.Nostalgia menghantam wajah Thomas dengan keras. Atmosfer kota ini membuatnya merasa beberapa tahun lebih muda.Dia sedang dalam suasana hati yang baik.Dia juga bertanya-tanya bagaimana nasib teman-teman lamanya di Distrik Southland setelah sekian lama.Karena dia pergi selama hampir sepuluh bulan, dia tidak tahu apakah Distrik Southland telah berubah secara drastis dari sebelum dia pergi dan sekarang.Thomas naik taksi pulang dengan tanpa menonjolkan diri.Meskipun Perumahan Metro Garden 33 adalah vila kecil yang kumuh, ini merupakan rumah Emma. Ini adalah tempat yang Thomas rindukan selama ini.Sayang, aku kembali!Saat Thomas berdiri di depan pintu dan bersiap untuk mengetuk, pintu rumah terbuka sendiri.Apa mungkin keluarganya sudah melihatnya?Namun, itu tidak terjadi.Ayah mertuanya, Johnson, dan ibu mertuanya, Felicia, sedang membopong Emma di lengannya saat mereka keluar dari rum

Para penjahat ingin menunjukkan kepada Thomas terbuat dari apa mereka. Pada saat yang sama, mereka menggunakan Thomas untuk memberi contoh bagi yang lain untuk melihat.Namun sayangnya, mereka telah bertemu tandingannya.Thomas bukanlah warga negara biasa dan jelas bukan seorang tak berguna yang akan berdiri terpaku di sana saat seseorang mengacungkan parang padanya.Aura Dewa Perang melonjak ke depan!Thomas mengangkat tangannya dan memegang parang di tangannya. Penjahat itu bahkan tidak bisa bergerak satu inci pun, tidak peduli seberapa keras dia berusaha.Ada perbedaan kekuatan antara kedua belah pihak.“Kau pantas mati.”Thomas menyambar parang dan menebas, memotong lengan penjahat itu.Dalam sekejap, teriakan penganiayaan menutupi seluruh area."Ahhhh!"Terlepas dari betapa ganas dan sombongnya dia, dia akhirnya berguling-guling di lantai, berteriak kesakitan.Hah?Semua orang yang melihat apa yang terjadi terkejut.Rekan-rekan penjahat bereaksi dengan cepat dan berge

Silvester tergeletak di lantai. Saat dia meludahkan rokok dari mulutnya, seorang bawahan segera menyajikan secangkir air untuk berkumur.Baru setelah Silvester beristirahat untuk waktu yang lama, dia akhirnya menghela napas lega dan merasa lebih nyaman.“Thomas Mayo! B*jingan! Aku tidak akan memaafkanmu!”Sebagai tuan muda dari Art Trading Corporation, ini adalah pertama kalinya Silvester dihina seperti itu. Dia tidak bisa menahannya tidak peduli apa.Dia harus membalas dendam!Sementara itu, Thomas tidak memedulikan Silvester. Semua perhatiannya tertuju pada Emma.Setelah dia membawa istrinya ke ruang persalinan, dia menunggu di luar dengan cemas, mondar-mandir.Dia berharap Emma dan bayinya selamat. Tidak ada yang harus terjadi pada mereka.Thomas pria yang tidak kenal takut, tetapi pada saat itu, dia tidak bisa menahan perasaan gugup dan takut karena dia terlalu memedulikan istri dan anaknya. Namun, hal-hal seperti itu juga di luar kendalinya.“Mereka harus selamat! Mereka