Setelah itu Rangga pamit padaku dan kedua orang tua untuk kembali ke Bandung. Sementara aku masih gelisah, mencari cara agar aku bisa menguhubungi Isabel, namun sampai hari sudah pagi pun, aku masih belum bisa menghubungi sahabatku itu. Saat sarapan, bapak Nayaranya menyetel televisi, membuka berita pagi. Aku terkejut saat ada berita mengenai seorang perempuan kantoran yang meninggal karena dibunuh oleh pemuda yang tidak dikenal. Pembunuhnya masih sedang diburu polisi. Saat aku tahu namanya Isabel dan foto perempuan itu memang foto Isabel. Aku menganga saking terkejutnya. “Ya tuhan,” liriku. Tiba-tiba air mataku mengalir. Aku tak percaya sahabat akrabku itu telah tiada di sana. Bapak dan ibu itu mendekatiku dengan heran. “Kamu kenapa, Nay?” tanya ibu itu. “Aku harus ke Jakarta, bu,” jawabku. “Kenapa?” tanya bapak itu dengan heran. Aku pun bangkit dari meja makan lalu pergi dari sana. Bapak dan ibu Nayara mengejarku dengan heran
Terakhir Diperbarui : 2021-09-07 Baca selengkapnya