Home / Romansa / Rumah Ramaria / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Rumah Ramaria: Chapter 21 - Chapter 30

38 Chapters

Bab 21

Sabtu pagi ini aku hanya akan keluar sebentar untuk berolahraga, dan kemudian sampai siang akan kukerjakan penelitianku di apartemen. Lalu setelah itu aku akan makan siang ditemani Maria.             “Irene!” sapaku, melihat Irene memakai pakaian olahraga dan sepertinya mau berlari.             “Hei Ram! Mau olahraga juga? Yuk bareng!”             Kami berlari di sepanjang trotoar menuju ke komplek universitas. Di dalam ada beberapa orang yang sedang berolahraga juga. Dua-tiga orang membawa serta anjing peliharaannya. Kami sedang berbincang mengenai usaha Irene untuk menarik perhatian Maudrick di taman kampus yang gagal total, karena tiba-tiba tanpa menyiapkan rencana tambahan, Irene melihat Maudrick tersenyum dan berjalan mendekati seorang wanita dengan potongan tubuh seperti model, berambut pira
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 22

             Astaga, aku pacaran dengan Maria?              Aku bangun dan meregangkan tubuh di atas ranjang kamar apartemenku yang berhimpit dengan dinding di ujung ruangan. Di sampingnya ada jendela yang di bawahnya kutaruh meja belajar supaya matahari dapat masuk ketika aku mengerjakan penelitian. Pintu yang menuju ke teras apartemen hampir selalu kubuka karena dengan begitu semilir angin dapat masuk dan biasanya berhasil membuatku terlelap, jika aku sedang tidak ada kerjaan. Kubeli tanaman anggrek berwarna ungu untuk menghiasi meja kecil di sudut teras, sekaligus sebagai pengingatku akan Maria.              Di ujung ranjangku ada toilet sekaligus tempatku mencuci pakaian. Lemari kayu yang kuisi dengan buku-buku sekaligus pakaian berdiri diapit pintu masuk dan lorong kecil menuju area dapur. Aku membeli bahan-bahan makananku sendiri di hari Minggu, dan
last updateLast Updated : 2021-11-29
Read more

Halo!

Halo, ini Sepenuhnya.Manusia! Semoga kalian semua dalam keadaan sehat & bahagia. Maaf ya baru bisa update cerita lagi, dikarenakan penulis sempat sakit dua kali dan ada beberapa hal yang perlu diurus! Semoga ke depannya penulis bisa rutin upload setidaknya sekali seminggu. Mohon dukungan kalian semua ya! Kalau berkenan, bisa mampir juga ke medsos penulis @sepenuhnya.manusia. Mari kita ramaikan! HAHA Dan kalau ada kritik serta saran, boleh banget ditulis di sini atau kirim pesan ke penulis ya! Akhir kata, di akhir tahun ini juga semoga segala cita-cita baik kalian semua ke depannya mengenai hidup masing-masing dapat Tuhan wujudkan, Amin. Trims ya reader! *sending so much love*
last updateLast Updated : 2021-11-30
Read more

Bab 23

             Surya sedang main ke apartemenku karena katanya bosan di apartemennya. Ia sedang duduk-duduk di lantai, bergumam tidak jelas sementara aku sedang membuat makan siang untuk kami berdua di dapur.            “Ram, ada telpon nih dari Maria.” Surya berteriak karena suaranya kalah dengan letupan minyak di atas wajan.            Aku menyuruhnya menggantikanku memasak di dapur sementara kuangkat video-call dari Maria.            “Hai, sayang,” kataku dulu.            “Hai, sayang. Kamu lagi apa?”            “Aku lagi masak, ada Surya juga di sini, dia bosen di apartemennya, katanya.&
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

Bab 24

Semakin hari rasa cintaku pada Maria semakin bertambah, dan aku merasakan hal itu terjadi juga pada Maria untukku.  Beberapa kali kami mengirimkan foto masing-masing sedang tiduran dan berpesan I love you ketika sambungan telepon atau video sudah kami matikan. Jika saja manusia tidak harus melakukan apa-apa selain mencintai, mungkin hal itulah yang akan kami lakukan tanpa paksaan, karena memang kami sedang cinta-cintanya.             Namun beberapa kali juga pertengkaran hadir di dalam hubungan ini. Ketika Maria sedang menstruasi lebih seringnya. Namun ada juga yang nyaris fatal dariku, ketika aku karena tidak enak dengan teman-teman Indonesia-ku yang lain, akhirnya kuputuskan untuk minum banyak sekali bir seperti mereka. Hal itu menyebabkan aku mabuk dan perangaiku dinilai gila oleh Maria.             “Sayang, kamu mabok ya?” tanya Maria lewat
last updateLast Updated : 2021-12-18
Read more

Bab 25

Foto kami berlima: aku, Bondi, Irene, Vino, dan Surya kupegang ketika pesawat yang akan membawaku pulang ke Indonesia sudah akan terbang. Di belakang kami gedung universitas yang selama ini jadi tempat kami menimba ilmu. Aku dan Bondi sudah lulus. Kulemparkan toga ke atas dan Bondi juga. Irene tertawa ceria sambil memeluk Bondi, ketika foto ini diambil. Di sampingku tidak ada Maria seperti yang kuinginkan, namun aku tau bahwa kurang lebih dalam 24 jam lagi, wajahnya pasti ada di hadapanku dan aku akan memeluknya erat.            Bondi memutuskan untuk tetap tinggal di Amerika untuk bekerja, menunggu setahun lagi Irene lulus. Vino dan kekasihnya berencana tinggal menetap di sana sementara Surya pasti akan kembali ke Indonesia karena harus melanjutnya perusahaan ayahnya.            Aku bersyukur luar biasa memiliki mereka semua di tiga tahun perkuliahanku. Sebe
last updateLast Updated : 2021-12-26
Read more

Bab 26

Kurang lebih sudah dua tahun berlalu semenjak aku pulang ke Indonesia dan akhirnya menjadi dosen untuk jurusan geografi di UI. Maria dan aku masih bersama, kami semakin dekat dari hari ke hari karena tidak ada keraguan untuk membuka diri satu sama lain. Pengenalan yang menurutku paling menyenangkan selama hidupku adalah ketika aku mengenalnya. Hampir setiap hari kami bertemu jika aku sudah selesai mengajar atau ketika Maria sudah selesai bertemu dengan editornya di kantor penerbitan. Maria sudah mengeluarkan buku terbarunya yang berjudul Angsa Merah, bercerita tentang perempuan dan segala ketidakpercayaan dirinya dari ia kecil sampai dewasa.            “Aku hampir selalu nulis cerita menurut pengalamanku, sayang,” katanya waktu itu, ketika kami sedang makan siang bersama.            Maria bercerita bahwa tokoh utama di dalam bukunya itu a
last updateLast Updated : 2022-01-08
Read more

Bab 27

Beberapa mahasiswa dan mahasiswi baru sudah masuk ke dalam kelas di lantai 4 gedung serbaguna di fakultas. Beberapa dari mereka ada yang berkumpul saling berkenalan, sementara yang lainnya seperti masih canggung satu sama lain dan memutuskan untuk duduk diam sambil melihat entah apa dari ponsel masing-masing.            Pintu kelas kubuka dan kulangkahkan kaki menuju meja dosen di depan. Para mahasiswa yang tadinya kudengar dari luar sedang bicara sambil tertawa satu sama lain kini diam dan mengatur tempat duduk mereka di kursi-meja sewajarnya seperti di kampus-kampus.            Ruangan itu tidak terlalu besar, hanya cukup diisi kurang lebih 20 sampai 30 mahasiswa. Tujuh kursi di depan hanya diisi oleh 3 orang mahasiswa yang ketiganya memakai kacamata tebal dan persis seperti beberapa temanku dulu yang kutu buku di kampus.    &nbs
last updateLast Updated : 2022-01-15
Read more

Bab 28

Setelah selesai mandi, aku membuka ponsel dan mendapat pesan dari Maria. Ia mengirimkan semua foto rumah yang tadi ia ambil fotonya kepadaku dengan tulisan Sayang, aku suka banget sama rumah ini!            Aku tersenyum sambil merebahkan tubuhku di atas ranjang.            Kulihat-lihat lagi foto yang Maria kirimkan dan ada foto kami berdua di depan rumah itu. Foto yang diambil oleh Pak Danang. Maria memeluk pinggangku dan aku memegang bahunya. Tatapan kami berdua ke arah satu sama lain – karena tidak sadar sudah difoto – sambil tersenyum, di depan rumah yang kami sepakati untuk dibeli.            Aku masih memandang ke arah foto kami berdua sebelum Maria menelpon lewat video-call.            Kuangkat dan
last updateLast Updated : 2022-01-22
Read more

Bab 29

Kami bicara banyak hal lagi sambil makan dan kemudian memutuskan untuk segera berangkat ke rumahku dan Maria yang tidak begitu jauh dari sana. Kami sampai di sana, mengantar Fadhil dan Caca melihat-lihat. Mereka suka sekali dengan rumah kami karena rumah ini mengingatkan Caca dan Fadhil pada rumah kakek dan nenek mereka.“Aku suka banget sama rumahnya.” Caca bicara pada kami semua ketika sudah sampai di taman belakang rumah yang luas dan ia mulai memberi saran, membayangkan bahwa di sudut sebelah sana ditaruh gazebo dan di samping dekat pintu ada ayunan untuk anak-anak. Di tengah-tengah taman akan sangat bagus kalau ada air mancur kecil yang dikelilingi tanaman-tanaman kecil.Kami semua tertawa dan Fadhil memeluk tunangannya itu.“Gue mau taruh di Maps, lokasi rumah kalian, gue tulis ya Rumah Rama & Maria,” kata Fadhil merogoh sakunya dan mengambil ponsel.“Dhil, aku sama Rama udah punya sebutan untuk ru
last updateLast Updated : 2022-01-31
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status