Beranda / Romansa / Young Summer / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Young Summer: Bab 11 - Bab 20

32 Bab

Chapter 11 His Ex-Girlfriend (21+)

Meski sudah terbiasa melihat Tobias di dapurku, tetap saja jantungku berdesir setiap menyaksikan kekasihku itu memasak. Apalagi sekarang dia bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana panjangnya. Dalam keadaaan seperti ini aku cuma bisa duduk sambil memandangi pria itu, mengkhayalkan membenamkan wajahku di dadanya, mungkin bermain dengan sedikit jilatan. Oh, Tuhan … sepertinya aku sudah kecanduan Tobias. Tarikan napasku sepertinya menarik perhatian pria itu, dia menoleh dan bertanya, “Kenapa?” Aku menggeleng. “Aku hanya tidak habis pikir, kenapa Tuhan menciptakanmu dengan segala keindahan yang ada pada tubuhmu,” gumamku melantur. Tobias yang sedang mengocok telur menghentikan aktivitasnya. Dia berbalik dan bersandar pada meja dapur sambil bersedekap. Pada bibirnya tersungging senyum tipis yang menyiratkan rasa geli. “Aku bertanya-tanya, apa Tuhan sedang sangat bahagia ketika menciptakanmu? Hingga terbentuk sesosok makhluk cantik yang luar biasa seksi,” bal
Baca selengkapnya

Chapter 12 Thank You for Wanting Me

Pagi ini aku terbangun dengan wajah yang terasa tebal, kemudian mengerang ketika melihat pantulan diriku dalam cermin. Mata bengkak, bibir terluka karena aku menggigitinya semalaman, meredam isakan yang tidak bisa kutahan. Astaga … jika aku mengingat hal tersebut saat ini, aku sungguh malu. Reaksiku kemarin benar-benar di luar kendaliku. Siapa pun tahu aku wanita tangguh, orang yang selalu bisa mengontrol perasaan dan mengendalikan pikiran, tapi tidak dengan kemarin. Aku bertingkah seperti anak remaja yang baru saja patah hati, memalukan sekali.Ada yang salah denganku, aku tahu itu. Sejak bersama Tobias, aku merasa ada sesuatu yang lain yang bangkit dari dalam diriku. Sesuatu yang tidak pernah kuberi kesempatan tumbuh apalagi sampai mendominasi tubuhku bahkan sejak aku kecil. Sesuatu yang selalu bisa kutenggelamkan dalam-dalam ke dasar hatiku yang paling dasar, dan sekarang muncul ke permukaan tanpa bisa terbendung.Emosi.Aku, Emily Gale, tidak pernah m
Baca selengkapnya

Chapter 13 Talking About Ex

Aku pernah bercerita tentang garasi rumah Tobias yang juga berfungsi sebagai bengkel pribadinya, bukan? Garasi itu kini menjadi tempat favorit kita berdua. Aku sering menghabiskan waktu di sana, sekadar untuk berbincang atau menemani Tobias memperbaiki Crimson seperti sekarang. Rumah Tobias merupakan bangunan satu lantai yang tidak terlalu besar, letaknya di daerah pinggiran Los Angeles, tepatnya di Porter Ranch. Seperti yang sudah pernah ia ceritakan sebelumnya, Tobias tinggal bersama neneknya. Aku biasa memanggilnya Laila. Halaman rumah Tobias menyambung langsung ke jalan raya tanpa dibatasi pagar, sebuah pohon karang afrika ditanam di salah satu sudutnya sebagai peneduh. Suasananya yang menenangkan dengan embusan angin yang segar selalu bisa membuatku tahan berlama-lama di sini. Saat Tobias sedang asyik dengan Crimson, tiba-tiba sebuah pikiran melintas di otakku. Apakah Allison Clay juga pernah menaiki Crimson bersama Tobias? Atau mereka malah pernah bercinta di s
Baca selengkapnya

Chapter 14 An Intact Puzzle Piece (21+)

Summer itu semangat. Ia adalah poros dari segala puncak kemeriahan. Seperti Tobias. Dia itu bagaikan awal musim panas, hangat dan dipenuhi cahaya mentari yang melimpah. Semangat akan hidup dan gairah kemudaannya begitu menular. Menghadirkan kegembiraan bagi siapa saja yang berada di dekatnya. Itu bisa kulihat dari wajah teman-temannya jika mereka berkumpul. Erin Lamb, sahabatnya; Joseph Bush sang Bos yang biasa dipanggil Joey; lalu rekan-rekannya di bengkel, mereka semua menyukai Tobias. Meski begitu, aku tetap merasa khawatir ketika tiba-tiba Mom meneleponku, menanyakan kebenaran hubunganku dengan Tobias. “Elian bilang kau mengencani pria yang lebih muda darimu, Dear?” Aku hanya bisa mengumpat kelakuan sepupuku dalam hati, dia benar-benar tidak bisa menjaga mulutnya. “Ajak dia ke rumah, Mom heran kau tidak mengenalkan dia pada kami sejak awal, kau tahu rumah kita tidak terlalu jauh dari apartemenmu kan, Sayang.” “Oh, itu hany
Baca selengkapnya

Chapter 15 Introducing Him to My Family

Akhir pekan ini aku lebih gugup dari biasanya. Rencana mempertemukan Tobias dengan keluargaku benar-benar menguras emosi dan pikiran. Mereka hanya tahu Tobias lebih muda dariku, tapi tidak sembilan tahun. Aku khawatir tentang tanggapan mereka begitu mengetahui hal tersebut. Mungkin Mom akan tetap tersenyum, karena dia sangat pintar menyembunyikan suasana hati, tapi berbeda dengan Dad. Aku khawatir dia akan bertindak sesuatu yang menyakiti Tobias. Bukan dalam artian fisik tentu saja, Dad bukan type orang yang suka memukul kencan putrinya hanya karena dia lebih muda. Tapi, firasatku sungguh tidak enak. Tobias memarkir mobilnya di pinggir jalan depan rumahku. Aku menggandenganya dan mengajak ia masuk. Dia mengenakan T-shirt hijau cerah yang dimasukkan ke dalam celana, menyisir rambutnya rapi dan berpenampilan layaknya hendak bertemu orang penting. Aku cukup bangga dengan usahanya menarik simpati keluargaku. Aku menemukan Mom dan Dad di kebun belakang, dan yang
Baca selengkapnya

Chapter 16 Unexpected Bad News

Ada yang berbeda dengan Tobias. Aku merasakannya. Sikapnya memang tidak berubah, perlakuannya padaku masih semanis biasanya. Tapi dari bahasa tubuhnya aku tahu ada yang tidak beres dengannya.Aku terbiasa menilai seseorang dari bahasa tubuh mereka, itu sangat berguna bagi reporter sepertiku. Dan dengan pengalaman tidak terbatasku, aku yakin Tobias menyembunyikan sesuatu.Kejadiannya akhir pekan kemarin, seperti biasa dia menginap di apartemenku. Malam saat aku terjaga, Tobias tidak berada di ranjang. Aku segera bangun dan mengenakan kaos milik Tobias yang kutemukan, beranjak keluar dari kamar.Suara samar yang terdengar dari arah pantry membawa kakiku ke sana. Namun saat pendengaranku bisa menangkap suara itu dengan lebih jelas, aku sengaja berhenti. Tobias sedang menelepon seseorang. Di tengah malam seperti ini? Siapa? Dan yang membuatku curiga, dia berbicara sambil berbisik seolah tidak ingin ada yang mendengar percakapannya.Beberapa patah kat
Baca selengkapnya

Chapter 17 Bears Don't Hibernate Forever

Kata-kata yang baru saja diucapkan Tobias seperti sebuah bom yang baru saja menimpaku. Aku bukan penggemar MMA, atau jenis olah raga kasar semacam itu. Melihat orang-orang bertubuh besar yang berkelahi sampai berdarah-darah selalu membuatku mual.“Kau tidak serius kan, Tobias?”Pria di sampingku tidak menjawab, dia hanya menatapku sendu. Namun aku bisa melihat tekad yang terpancar di matanya. Tanpa dia berbicara aku sudah tahu apa jawabannya. Tenggorokanku terasa kering, bayangan Tobias yang bertarung di atas ring menimbulkan perasaan ngeri.“Kenapa?” tanyaku pendek, dengan suara serak. Sebenarnya aku ingin bertanya lebih panjang, apa yang menyebabkan dia ingin kembali bertarung? Kenapa mendadak dia ingin kembali bertarung? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu, tapi aku tidak sanggup mengucapkannya.“Aku hanya ingin melakukannya, Em. Beruang tidak hibernasi selamanya,” gumamnya mengalihkan pandangan dariku. Aku tahu bukan
Baca selengkapnya

Chapter 18 The Miracle of Twilight

Sore ini aku pulang dalam keadaan sangat lelah. Percakapanku dengan Baxter tadi benar-benar menguras emosi. Hal yang paling ingin kulakukan begitu memasuki apartemen hanyalah tidur.“Hai, Em!”Aku terlonjak, hampir melemparkan secara sembarangan sepatu yang sedang kulepas.“Geez, Elian!” seruku. Entah bagaimana sepupu sialanku itu selalu ada di waktu yang tidak tepat. “Kapan kau akan mulai menghargai privasiku?” ucapku sebal. “Setidaknya beri tahu aku kalau kau mau berkunjung.”Elian terkekeh. “Bukan hari yang menyenangkan, heh?”“Sama sekali bukan,” sahutku ketus. Aku melangkah melewatinya menuju kamarku.“Aku dengar kalian sedang bertengkar ya?”“Siapa?” Aku menjawab dari dalam kamar.“Kau dan Tobias.”“Tobias mengatakannya padamu?” tanyaku sambil lalu, melewati sepupuku menuju pantry
Baca selengkapnya

Chapter 19 Like Summer Needs the Sun

Sabtu malam yang cerah, layaknya kota-kota besar lainnya, California yang megah tampak sibuk. Dipenuhi para pejalan kaki yang hilir mudik dan kendaraan yang memenuhi jalanan, seolah-olah mereka tidak ingin kehilangan waktu bersenang-senang selama akhir pekan. Entah itu untuk piknik ke luar kota atau hanya sekadar bersantai di klub-klub tempat biasa mereka berkumpul.Di salah satu sudut kota, sebuah stadion yang biasa digunakan untuk kompetisi tinju, kickboxing, dan MMA baik secara profesional  maupun amatir, telah ramai oleh para pengunjung. Pertandingan sebentar lagi dimulai, aku sendiri sudah duduk manis di bangku terdepan bersama Eli, Erin Limp di sebelah Eli, dan Joey di sebelahku.Antusiasme para penonton di sekitarku benar-benar membuatku terkejut, tidak mengira jika acara seperti ini begitu populer di kalangan pecinta olah raga.“Kapan lagi kau bisa menyoraki orang berbaku hantam secara legal,” teriak Elian sambil tertawa di teli
Baca selengkapnya

Chapter 20 Meet the Ex

Pertandingan kemarin baru permulaan, masih banyak yang harus Tobias perjuangkan jika dia benar-benar ingin sukses sebagai atlet UFC. Termasuk persiapan untuk kompetisi-kompetisi berikutnya. Sebagai kekasih yang mendukungnya, aku tentu bisa memahami jika kemudian waktunya untukku banyak yang tersita. Kewajiban membagi waktu antara pekerjaan dan jadwal latihan yang padat saja sudah cukup membuatnya repot. Sementara itu jadwal kegiatanku sendiri mulai penuh, tekad untuk menemukan berita yang akan bisa menaikkan lagi popularitas OSOM TV mengharuskanku bekerja keras dan lebih sering berada di kantor daripada apartemen. Jadi saat ini kami benar-benar kekurangan waktu bersama.Meskipun begitu hal tersebut sama sekali tidak memengaruhi kemesraan kami. Sedikit kesempatan yang kami punya justru menjadikan pertemuan kami terasa berkualitas. Kami benar-benar memanfaatkan waktu yang kami miliki dengan sebaik-baiknya, bahkan jika itu hanya beberapa menit di jam makan siang.Seperti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status