Mentari menyentuh pelupuk mata Vivian hingga terbangun. Ia bersandar di batang pohon, melihat sekelilingnya tampak seperti sarang. "Aglo memang pandai membuat tempat nyaman," gumam Vivian.Ia menoleh ke kiri dan kanan. Mengintip dari atas, tak ada Aglo di bawah pohon itu. Vivian hendak turun dari puncak pohon, tetapi ia mengingat ancaman akan Clara.Vivian menelan saliva, ia menyambar akar ranting pohon untuk mendapatkan sedikit cairan. "Harusnya kau tak pergi, Aglo," lirih Vivian melempar akar yang dihisap tadi. Ia khawatir jika Aglo ceroboh hingga manusia melihatnya lalu-lalang. Pohon tempat tinggal Aglo sangatlah jauh dari tempat Vivian berada.Vivian memejamkan mata sejenak. Ia mengolah perasaan agar lebih tenang. Luka di sekujur tubuhnya masih sangat terasa. Tak lama, pohon itu bergerak. Vivian melirik ke bawah, Aglo tampak menaiki pohon tergesa-gesa.Vivian lega melihat Aglo. Namun, melihat bercak merah pekat d
Last Updated : 2021-07-18 Read more