Jam 4 sore Hana mondar-mandir di kamar, bergerak gelisah dengan ekor mata terus melirik jam dinding. Jarum panjang itu terus mendetik seolah mengejeknya yang tak bisa apa-apa. Meski terancam tak bisa pergi, Hana tetap bersiap untuk pergi kerja. Putus asa, tiba-tiba Hana dapat ide. Dia menyambar ponselnya, mencari nama Chiko di daftar kontak. [Halo.] “Chik, plis bilang lo ada di rumah.” [Kenapa emangnya?] “Aduhh, Chik, gue butuh banget bantuan lo.” [Iya, lo bilang dulu, ada apaan?] Gadis itu mengatur napasnya agar detak jantungnya ikut stabil. Terlalu gugup dan takut nantinya ditegur jika telat atau tidak bisa masuk kerja. “Jadi gue dihukum soal bogem kemarin, nah gue gak boleh keluar rumah. Plis, anterin gue kerja,” mohon Hana. [Lah, katanya gak boleh keluar rumah.] “I know, tapi masa baru kerja udah bolos sih? Plis, lo tunggu aja di deket rumah gue.” [Duh, gimana ya, Lin? Gue lagi gak di rumah. Ada acar
Magbasa pa