Matahari telah menampakkan sinarnya yang cukup pekat. Seorang wanita menggeliat manja tanpa peduli jam menunjukkan pukul 9. Saat ia membuka mata, ia menemukan Axel terbaring di sampingnya. Wanita itu membiarkannya seperti itu walau agak sedikit terkejut. Rasa haus tiba-tiba menggerogotinya. "Sudah lama aku tidak merasakan haus seperti ini," batin Vivian. Ketika ia beranjak dari tempat tidurnya, Axel menahan tangannya. Pria itu menarik hingga wajah mereka begitu dekat. "Pagi, Vivian sayangku," bisik Axel bernada sexy. Lidahnya bermain di sekitar telinga wanita itu. Vivian tersenyum miring. Tak ada rasa cinta atau gugup yang ia rasakan. Vivian memberanikan diri untuk mencium bibir Axel. Tak ingin sia-sia, Axel membalas ciumannya. Ia memperdalam ciuman itu. Namun, kali ini sedikit berbeda dibandingkan biasanya. Axel lebih bisa mengendalikan diri. Ia melepaskan ciuman itu, lalu menatap mata wanita di depannya. "Vivian, kamu bukan Bianca, tetapi kenapa waj
Read more