Pagi itu harusnya aku bergembira, mengeluarkan tetes air mata bahagia namun mengapa tetes-tetes kepedihan yang sedang menyayat-nyayat hatiku sekarang. Tak dapat lagi ku tahan batin yang meronta, ingin segera didengar ataukah hati yang sakit meminta untuk diobati. Seperti teriris-iris di dalam sana. Kehidupan ku, terpaksa harus menelan pil pahit demi menyelamatkan nama besar keluargaku.Hari ini adalah sejarah terbesar dalam hidupku dimana sebentar lagi aku akan melepas masa lajang. Melepas semua mimpi-mimpi yang belum sempat ku wujudkan. Dan kini aku harus berani mengawali kehidupan yang belum pernah aku jalani sebelumnya. Kehidupan tentang bagaimana menjadi istri yang baik dalam status Pengantin bayaran. Namun, jangan tanya diriku bahagia meghadapi semua ini, yang ada hanyalah rasa sakit di hari bahagia menurut perkataan orang-orang.***Di dalam Ruang Pengantin“Alea,” Suara lembut Naura membuyarkan lamunan Alea. “Nak, jika kamu belum siap akhiri saja.. Mama mendukungm
Read more