Setelah malam itu, entah kenapa sifat Fariz perlahan berubah, dia tidak lagi memperlakukan Nesya semena-mena, apa itu karena dia sudah bisa berdamai dengan masa lalu atau semata-mata hanya karena calon anaknya yang kini dikandung Nesya. Entahlah, Nesya tidak begitu peduli, dia merasa senang jika hidupnya terlepas dari bayang-bayang penyiksaan. Namun sayangnya, kondisi fisiknya belakangan ini melemah, seperti pada saat ini, suasana kelas yang kondusif, namun tidak untuk kelas Nesya. Desas-desus mulai terdengar, disaat Nesya harus bolak-balik ke toilet lantaran rasa mual yang terasa secara terus menerus.“Kamu benar-benar nggak papa kan??” Fabian menyusul Nesya, menunggunya di depan toilet, kebetulan juga toilet siswa dan siswi letaknya bersebelahan. Dahi pemuda itu mengkerut, mendengar sahabatnya yang muntah-muntah di dalam toilet.“Nesya..” matanya melotot, melihat Nesya seperti mayat hidup, wajah yang setiap hari berseri-seri itu terlihat pucat
Last Updated : 2024-10-29 Read more