Home / Romansa / SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS: Chapter 71 - Chapter 80

95 Chapters

Tujuh puluh satu

Mentari terus menghapus air matanya.Mila mengelus bahu Mentari, mencoba menenangkan Mentari.Mentari menarik napas dalam, lalu menghembuskan nya.Kenapa tangisnya tidak mau berhenti, rasanya sedih sekali.Hari ini, hari pernikahan ibunya. Dia sudah mencoba ikhlas, dan merelakan ibunya menikah lagi.Acara pernikahan ibunya hanya di adakan di rumah saja, tidak ada pesta, hiasan juga tidak ada.Hanya mengadakan ijab kabul saja, dan yang datang juga cuma keluarga dekat.Air mata Mentari semakin deras, saat ijab kabul telah selesai dan ibunya sudah sah menjadi istri orang.Mira melihat ke arah Mentari dengan iba. Pandangan mereka bertemu untuk beberapa saat.Mira menyesal telah melukai hati Mentari. "Kita masuk ke kamar lo aja..." Ajak Mila.Mentari mengangguk, lebih baik dia masuk kamar dan bisa menangis sepuasnya. Kalau di sini dia merasa tidak enak, sedari tadi semua orang terus memperhati
last updateLast Updated : 2021-09-29
Read more

Tujuh puluh dua

"ayo cepat makan..." Ucap Benji.Benji menyuapi Mentari dengan sabar.Mentari sampai sakit karena terlalu memikirkan ibunya.Mentari menggelengkan kepalanya dia menolak suapan dari Benji."Jangan buat gue marah ya..." Ujar Benji mulai kesal.Dia sudah berusaha sabar dari tadi, karena Mentari lagi sakit."Di suruh makan aja susah..." Ujar Benji lagi.Mentari hanya diam, dia menundukkan kepalanya tidak berani melihat ke arah Benji.Benji segera beranjak dari duduknya, dia mengambil handphone nya."Dok, bisa tolong ke rumah saya. Istri saya sakit..." Ucap Benji, yang ternyata sedang menelpon dokter keluarganya.Mentari mengangkat wajahnya, dia menggeleng kan kepalanya lagi."Aku nggak mau kak..." Tolaknya tidak mau di periksa dokter, lagian dia cuma demam biasa.Benji menaruh handphone n
last updateLast Updated : 2021-10-04
Read more

Tujuh puluh tiga

Mentari menghembuskan napasnya lelah, dia bosan kalau terus begini.Cuma di rumah, terus nggak boleh ngapa-ngapain.Apalagi sekarang tubuhnya mudah lelah, jalan sedikit saja capek.Kerjaannya cuma guling-guling di kasur, terus makan, mandi, nonton. Begitu saja setiap hari.Benji makin sibuk kerja, Mila juga lagi bulan madu."Aduh... Pengen masakan ibu deh..." Ujar Mentari.Entah mengapa tiba-tiba dia pengen masakan ibunya, tapi kan ibunya lagi jauh."Kak Benji mau nggak yah, nganterin ke rumah ibu..." Ujar Mentari.Dia tidak bisa menahan nya, dia pengen banget masakan ibunya.Pokonya nanti malam dia akan bilang ke Benji, minta antar ke tempat ibunya. Kalau Benji nggak mau dia bisa pergi sendiri naik bus.*****Sudah pukul lima sore, Mentari menunggu Benji pulang. Dia menunggu Benji di tera
last updateLast Updated : 2021-10-05
Read more

Tujuh puluh empat

Setelah lima jam perjalanan menggunakan mobil. Mentari dan Benji akhirnya tiba di rumah ibunya.Walau mereka sempet muter-muter tadi, untuk mencari rumah ini.Tok...tok...Mentari mengetuk pintu rumah itu.Ceklek.Tak lama pintu pun terbuka, nampak seorang pria mudah yang keluar.Mentari mengerutkan keningnya."Apa ini anak nya om Herman...?" Batin Mentari bertanya."Cari siapa ya?" Tanya pria itu."Ibu ada...?" Tanya Mentari."Mentari..." Teriak seseorang dari dalam.Baru saja Reyhan mau membalas ucapan Mentari."Ibu...." Ujar Mentari senang, dia langsung memeluk ibunya.Sementara Benji menatap pria di depannya ini dengan heran. Karena sedari tadi Reyhan terus memperhatikan nya."Preman ..." Ujar Reyhan, saa
last updateLast Updated : 2021-10-06
Read more

Tujuh puluh lima

Mentari sudah tidur, semenjak hamil Mentari jadi cepat sekali tidur. Padahal Sekarang baru jam delapan malam.Benji keluar kamar, dia ingin menonton TV saja.Benji lagi enak-enak menonton, Reyhan datang dan langsung mengambil remote dari tangannya."Kaku banget lo, nonton berita. Hidup lo nggak seru.." ujar Reyhan.Dia langsung mengganti salurannya, dengan acara musik.Benji memutar bola matanya malas, kalau tidak ingat dia sedang berada di rumah mertuanya, dan Reyhan itu kakak iparnya.Benji sudah memarahi Reyhan habis-habisan."Jangan uji kesabaran gue..." Ujar Benji memperingati.Reyhan menoleh ke arah Benji, lalu dia tertawa."Wow..., adik ipar gue marah..." Ujarnya sok takut.Dan sangat menyebalkan di mata Benji.Reyhan langsung duduk di sebelah Benji."Kenapa Mentari mau sama lo
last updateLast Updated : 2021-10-11
Read more

Tujuh puluh enam

Mentari dan Benji sudah pulang ke rumah mereka.Mereka hanya dua hari saja di rumah ibunya, walaupun sebenarnya Mentari masih sangat merindukan ibunya, dan masih pengen di sana.Tapi apa boleh buat, Benji harus kerja. Dan dia nggak bisa pergi lama-lama.Namun baru saja sampai di rumah, Mereka mendapatkan kabar duka. Mereka mendengar kalau Danu meninggal dunia.Sungguh Mentari sangat shock, karena dia tidak pernah mendengar kalau Danu sakit.Sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Danu.Air mata Mentari terus ke luar dari tadi, dia tidak menyangka semua ini terjadi. Bahkan sampai sekarang dia tidak tau apa penyebab Danu meninggal.Benji menggenggam tangan Mentari."Udah, ingat anak kita..." Ujar Benji.Dia tau Mentari pasti sangat sedih, karena dia sangat dekat dengan Danu. Walau dia sedikit cemburu saat melihat Mentari me
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more

Tujuh puluh tujuh

Mentari mencari-cari surat yang di berikan Danu waktu itu.Dia baru ingat kalau pas acara pernikahan Mila, Danu sempat memberi nya surat. Dan sampai sekarang Mentari belum membacanya karena lupa.Mentari membuka tas yang dia bawa waktu acara pernikahan Mila. Dan benar saja surat itu masih ada di sana.Mentari segera mengambilnya, dia membuka surat itu lalu mulai membacanya.Untuk: MENTARI.Lo harus minum yang banyak sebelum baca surat ini. Karena surat ini bakalan panjangggggggg banget hehehe...Gue bingung sebenarnya kenapa gue nulis surat ini, mungkin gue terlalu pengecut untuk bilang semuanya secara langsung.Jujur gue bahagia banget bisa kenal lo. Lo yang anggap gue teman baik lo. Tapi, s
last updateLast Updated : 2021-10-13
Read more

Tujuh puluh delapan

Mentari duduk di taman yang ada di belakang rumah Benji, hal yang paling dia sukai dari dulu.Menghirup udara yang segar, lalu merenung. Dia merasa sangat tenang ketika berada di taman.Dulu waktu masih di kampus, setiap pagi sebelum kuliah di mulai, dia duduk dulu di taman.Setiap ingat kampus, dia jadi ingat sama Danu lagi.Sebenarnya Mentari sudah ikhlas atas kepergian Danu, cuman kepergian Danu yang mendadak membuat dia terkejut.Tapi kan semua orang pasti akan pergi, kita hanya tidak tau waktunya kapan.Sekarang dia hanya bisa mendoakan Danu saja, teman terbaiknya.Dulu dia juga pernah duduk di sini bersama Oma Benji, pas waktu pertama kali dia datang ke rumah ini. Tapi sekarang Oma Benji juga udah nggak ada.Seiring berjalan nya waktu, satu persatu orang akan pergi dan terasa semakin sepi. Tapi semua udah takdir, dan semua orang past
last updateLast Updated : 2021-10-16
Read more

Tujuh puluh sembilan

Usia kandungan Mentari sudah masuk lima bulan.Sekarang Benji dan Mentari sedang berada di ruang makan.Benji menduduk kan Mentari di atas meja makan.Mentari jadi was-was di buat nya, Mentari sangat tau apa yang akan Benji lakukan.Mentari menahan dada Benji Yang semakin dekat ke arah nya, dia menoleh ke kiri kanan, takut bibik masuk ke sini.Benji menahan dagu Mentari.CupDia mencium bibir Mentari, lalu melumat nya dengan penuh nafsu.Mentari mencoba melepaskan ciuman Benji."Kak nanti ada Bibik..." Ujar nya Setelah berhasil melepaskan ciuman mereka, dengan napas tersengal."Biarin.." ujar Benji santai.Benji kembali melumat bibir Mentari, lalu turun ke lehernya.tangan Benji masuk ke dalam baju Mentari. Dia mengelus pinggang lalu perut, dan naik ke atas. Mere
last updateLast Updated : 2021-10-17
Read more

Delapan puluh

Benji baru pulang dari kantor, dia langsung menuju ke kamarnya.Benji membuka pintu kamarnya, dia menghembuskan napasnya. Mentari nggak ada lagi di kamar.Sudah satu Minggu begini terus. Semenjak ibunya pindah ke sini. Mentari nggak pernah pulang ke rumah ini, bahkan Mentari tidur sama ibunya.Awalnya Benji setuju-setuju aja karena Mentari pasti kangen sama ibunya.Tapi kalau begini terus Benji jadi terlantar, berasa bujangan yang nggak punya istri.Mentari nggak pernah lagi nyiapin bajunya, bahkan tidur pun Benji sendirian.Benji membuang jas dan tas kerjanya ke atas ranjang.Dia pun segera pergi ke rumah mertuanya yang tepat berada di depan rumahnya, pokoknya dia harus bawa Mentari pulang sekarang juga."Tari..." Panggil Benji, saat masuk ke dalam rumah mertuanya."Jangan teriak-teriak, lo kira hutan. Udah kayak monyet."
last updateLast Updated : 2021-10-17
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status