Beranda / Romansa / DIRTY ROMANCE / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab DIRTY ROMANCE: Bab 11 - Bab 20

32 Bab

RAHASIA APA?

Wajah Mika agak terperangah sewaktu mendapati sesosok gadis berseragam tengah berdiri di depan gerbang rumahnya. Gadis itu memegang tas sekolah di depan roknya, senyum manis campur gugup tersungging di bibirnya yang ranum."Kamu siapa? Ngapain di sini?" tanya Mika agak kebingungan."Kak Mika! Halo, Kak!" Gadis manis berambut bob itu menyapa Mika balik dengan hangatnya.Mika mengernyit. "Kamu kenal aku dari mana?""O, maaf, Kak ... nama aku Rossa. Aku adik kelas Kakak. Pasti Kakak nggak kenal aku, tapi aku kenal sama Kakak. Ya ... siapa juga yang nggak bakal kenal sama Kak Mika? Kak Mika kan istrinya Pak Janu. He he."Senyum Rossa entah mengapa cukup membuat Mika agak bergidik. Apa maunya cewek ini? pikirnya. "O gitu ya, jadi ada urusan apa? Cari Pak Janu?""Iya, Kak. Sebetulnya aku ada janji buat les privat sama Pak Janu. Tapi entah kenapa, Pak Janu nggak bisa dihubungi." Rossa memasang air muka murung."Kalau gitu masuk dulu ayo. Mun
Baca selengkapnya

AKU SUKA KAMU!

Masih ada waktu sekitar setengah jam sebelum jadwal penayangan film yang ingin ditonton oleh Raga dan Mika. Keduanya lebih dulu mendatangi sebuah kafe di dekat bioskop untuk membunuh waktu.Jemari Raga yang lentik mengaduk sendok di dalam gelasnya yang berisi kopi susu. Sesekali matanya melirik Mika yang justru lebih fokus menonton TV yang menyala di sudut kafe."Aku perhatikan kamu sekarang dekat sama River." Raga akhirnya bersuara setelah beberapa menit meja mereka hening."Aku? River? Nggak, kok." Mika menyahut sekenanya, bahkan tidak memandang balik."Aku liat kamu pergi sama dia kemarin."Ucapan Raga berhasil menarik perhatian Mika, pandangan mereka bertabrakan. "Jujur ya, aku jadi takut loh, kamu suka ngeliatin aku diam-diam kayak gitu.""Emangnya nggak boleh? Ngeliatin orang lain kan bukan tindakan kriminal."Mika tercenung sesaat, apa maksud Raga berkata seperti itu? "Kamu jangan salah paham, jangan ge-er juga," sambung Raga,
Baca selengkapnya

JANU SAKIT

Seolah ada bel raksasa yang berdentang di atas kepala Mika, dia melongo sesaat memandangi lurus mata Raga yang juga tak kalah tajam menatapnya.Satu yang paling menyesaki pikiran Mika, mungkinkah ini kesempatannya untuk mengenal cinta? Apa aku boleh jujur tentang pernikahanku sama Mas Janu? Tapi kalau aku jujur ... enggak, emangnya aku ini keliatan kayak cewek putus asa yang mau pacaran sama siapa aja? Otak Mika terbelah jadi beberapa bagian. Harus dia akui, Selama ini dia selalu penasaran bagaimana rasanya jatuh cinta dan memiliki kekasih. Janu mungkin memang menikahinya, tapi pria itu sama sekali tak pernah menunjukkan tanda-tanda ketertarikan. Dan Janu juga bilang bahwa mereka boleh-boleh saja memiliki hubungan di luar perjanjian pernikahan mereka.Jadi, sah-sah saja kan apabila Mika memulai petualangannya sendiri?"Eum ..." Mika bergumam."Pfttt!!"Kepala gadis itu sontak terangkat tatkala dia dengar suara tawa yang di
Baca selengkapnya

DRAMA CINTA RIVER

Jemari lentik Mika menari dengan lincah di atas keyboard laptopnya. Matanya begitu fokus menatap layar yang penuh tugas sampai dia tak sadar jika seorang gadis berambut bob kini sudah duduk di hadapannya.Gadis berambut bob itu tengah menikmati sebatang es krim sambil sesekali melirik Mika dengan muka penuh tanda tanya. Selang satu menit, barulah Mika sadar akan keberadaan gadis cantik berkulit pucat itu. Namun, berhubung saat ini dirinya sedang berada di kantin kampus, dia tak bertanya mengapa gadis itu duduk di hadapannya. Siapa saja bisa duduk di mana saja, bukan?"Kamu Mika, ya?"Namun rupanya gadis itulah yang lebih dulu menyapa Mika."Iya. Maaf ... kamu siapa ya?" Mika berpaling sebentar dari laptopnya."Namaku Tasya." Gadis bermata tajam itu tersenyum manis sambil menjulurkan tangan kanan yang segera disambut Mika dengan kikuk."Ada apa, ya?" tanya Mika kebingungan."Nggak ada, sih. Emang nggak boleh ya kalau
Baca selengkapnya

GADIS LANCANG

"Kok Bunda datang nggak bilang-bilang?"Mika cepat-cepat merapikan meja yang sedikit berantakan sebab ibunya datang ke rumah tanpa memberi tahu lebih dulu."Ya habis kamu juga nggak pernah ngunjungi Bunda lagi sejak kamu nikah. Keasyikan menikmati segala kemewahan ya?" gerutu Bunda sambil seenaknya duduk di sofa."Bukan gitu, Bunda. Tapi aku banyak tugas kuliah. Kan Bunda tau aku udah mulai kuliah." Mika berjalan ke dapur lalu merejang air. "Bunda mau minum kopi atau teh?""Yah ... masa rumah orang kaya minum teh atau kopi? Minum jus, dong!""Jangan bercanda ah, Bun. Norak banget." Mika mulai jengkel."Iya ... biasalah! Teh aja. Kamu mah nggak bisa diajak bercanda sedikit. Omong-omong, suami kamu belum pulang?""Belum, Bun. Mungkin bentar lagi." Mika menyahut sambil menyiapkan gelas dan gula.Bunda mengambil remote yang berada di atas meja kemudian menyalakan TV. Matanya sesekali melirik kepada Mika yang masih di dapur. Ketika
Baca selengkapnya

BERDAMAI

Sejak menerima tawaran dari Tasya, ketenangan Mika selama di kampus bisa dikatakan resmi terancam. Penyebabnya jelas, gadis itu selalu menempel dengannya, seperti nasi yang tak sengaja diinjak. Ke manapun Mika pergi, Tasya selalu ikut. Entah itu ke perpustakaan, halaman belakang kampus, bahkan ke toilet sekalipun. Alasannya? Supaya sewaktu-waktu River menjumpai Mika, Tasya ada juga di sampingnya.Bagi Tasya itu bukan masalah, tapi bagi Mika yang ingin waktu belajarnya tak terusik, jelas ini masalah besar. Apalagi Tasya jelas bukan mahasiswa yang rajin, kerjanya cuma bermain ponsel saja, apa guna dia duduk berjam-jam di perpustakaan hanya sekadar menemani Mika. Tapi kegigihannya menunggu River layak diapresiasi. Mika bahkan merasa ini bukan cuma soal patah hati diputuskan tanpa alasan, tapi ini adalah obsesi.***"Bisa kita ngomong bentar?"Kepala Mika tengadah tatkala suara familier menyapa telinganya. Dia dan Tasya yang tengah duduk di bawah pohon kersen
Baca selengkapnya

APA YANG SEBENARNYA TERJADI?!

"Kamu minggu depan ada kegiatan nggak, Ka?"Suara Janu dari ruang tamu sedikit membuyarkan konsentrasi Mika yang tengah berjibaku dengan minyak panas di dapur. "Hah? Minggu depan? Hari apa, Mas?" tanyanya sambil membalik gorengan yang mulai berubah warna menjadi kuning kecokelatan di dalam kolam minyak panas."Hari Rabu," balas Janu.Mika membisu sesaat. "Emang ada apaan ya, Mas?""Ada undangan, sih. Biasa ... ada guru yang menikah." Janu menjawab enteng."Bentar, ya, Mas. Aku cek dulu hape-ku."Mika ingat, beberapa hari lalu dia telah membuat janji dengan River, dan seingatnya janji kerja itu akan berlangsung minggu depan pula. Napas panjang meluncur dari bibir Mika yang ranum ketika dia temukan catatan di ponsel pintarnya yang menunjukkan jadwal untuk hari Rabu."Itu jam berapa ya, Mas?" tanyanya lagi untuk memastikan."Mungkin jam tiga. Kenapa? Kamu ada kegiatan di kampus?" Janu memadamkan TV yang sejak tadi tidak d
Baca selengkapnya

MALU KARENA AYAH

"Makasih ya, hari ini juga kerja kamu bagus." Kameramen tak segan-segan memberikan pujian kepada Mika. "Oya, kayaknya kita belum pernah kenalan secara resmi ya. Nama aku Randy." Pria muda itu menjulurkan tangan kepada Mika.Gadis muda yang bertugas merias Mika pun bergegas menghampiri mereka. "Ya ... kok aku nggak diajak sih? Aku Dina.""Mika. Maaf ya telat ngenalin diri." Mika tersenyum lebar."Udah belum ini?! Ayo balik, Ka. Kerjaan udah kelar." River yang sejak tadi menunggu mulai tak sabaran."Oya, tunggu dulu, Ver. Kita mau ada promo buat baju couple gitu, kalian berdua bisa, kan? Tapi klien belum kasih tau sih buat kapan waktunya." Dina bertanya."Hah?" River sekilas menatap Mika. "Kenapa harus kami?""Ya siapa lagi coba? Kamu mau sama mantan kamu, siapa tuh namanya?" tanya Randy mengingat-ingat sambil sengaja meledek."Tasya," timpal Dina.River mendecakkan lidah kesal. "Ya udah. Kapan pemotretannya bilang aja.
Baca selengkapnya

SUAMI TAK NORMAL

Pria paruh baya itu mengempaskan tangan Mika dengan kasar, diliriknya Raga dengan mata yang mendelik kemudian berlalu sebab takut juga bogem pria muda yang jelas lebih kuat dibanding dirinya mendarat di pipinya. Bukan hanya rasa sakit yang akan dia tanggung, tapi tentu ada juga rasa malu."Itu siapa?" tanya Raga setelah punggung pria tua itu menjauh.Mika ragu-ragu hendak membuka suara, bola matanya bergerak gelisah dari kanan ke kiri. "Kalau memang nggak mau cerita ya udah." Raga berlagak tak peduli meski setengah mati penasaran."Itu Ayah." Mika akhirnya menjawab pelan."Ayah siapa?""Ayah akulah, siapa lagi? Masa ayahnya tetangga, sih?" Masih sempat Mika berseloroh, menutupi rasa sesak yang sudah membungkus hatinya sejak tadi."Hubungan kalian buruk? Kenapa dia kasar sama kamu?" Raga mengorek lagi.Mika menggosok mukanya dengan telapak tangan, melepas sedikit rasa frustrasi. "Aku nggak tau aku harus cerita sama kamu atau enggak, ta
Baca selengkapnya

YANG KUSUKA DARI BAPAK

"Rossa?"Hening. Tak ada jawaban."Rossa?"Sekali lagi Janu yang sedang mengabsen bertanya."Pak, hari ini Rossa nggak hadir." Salah seorang murid akhirnya angkat suara. "Udah tiga hari sebetulnya, nggak ada surat izin juga."Janu sejenak menutup buku absen yang dia pegang. "Apa udah ada inisiatif untuk nyari tau dia kenapa? Ketua kelas? Gimana?"Ketua kelas 12 IPA 2 langsung salah tingkah. "Soalnya Rossa memang sering absen, Pak, makanya ... kami juga bingung harus--""Ya udah, nggak usah alasan kalau memang kamu nggak peduli sama teman sekelas kamu. Biar nanti Bapak yang coba cek." Janu langsung berkomentar dingin. "Next, Sinta?" Lalu dia lanjutkan kegiatannya yang sempat tersendat tadi. Sekalipun dia berkata akan menghindari Rossa, tapi sebagai seorang guru, dia tak bisa berhenti untuk peduli kepada muridnya, hanya sebatas hubungan guru dan murid.***Tangan Janu menggenggam kuat di setir mobilnya, matanya su
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status