Keheningan sesaat menggantung di antara mereka, sampai akhirnya Syamil meninju pintu kamar dengan amarah yang menggelegak."Jawab aku, Shanum! Kenapa kamu diam?"Shanum terkejut mendengar bentakan Syamil yang menggelegar. Sekian tahun menikah, ini pertama kalinya Syamil marah sedemikian rupa kepadanya. Wajah suaminya itu terlihat memerah menahan berang. Dada Shanum berdebar kencang ketika Syamil datang mendekat."Kenapa kamu diam saja, ha? Ayo, jelaskan kepadaku, apa kamu benar-benar tidak membutuhkanku lagi?" Kali ini jarak mereka hanya tersisa beberapa senti. Wajah Syamil begitu dekat dengan wajah Shanum. Sementara tangan lelaki itu memegang bahu Shanum kuat."Sakit, Uda!" Shanum berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Syamil. Namun, lelaki itu kian memegang kuat, lalu mendorong tubuh Shanum hingga telentang di kasur."Sakit? Kamu bilang sakit? Mana yang lebih sakit, Num, dibanding dengan pengkhianatan yang kamu lakukan?" Kali ini Syamil menind
Last Updated : 2021-06-27 Read more