Akhtar memegang pundak istrinya itu yang sedang melamun didepan meja rias. Mereka sudah menggunakan pakaian tidur mereka, tapi Vienza belum beranjak ketempat tidur. "Tidur lah sayang. Semuanya akan baik-baik saja." Akhtar menatap wajah Vienza dari cermin itu. Ini sudah hampir subuh tapi mereka belum beristirahat. Vienza bangkit dan berjalan kearah Akhtar, dia menggenggam tangan Akhtar. "Kau sudah baikan sayang?" Akhtar pikir Vienza melupakan dirinya yang sedang sakit karena masalah ini, tapi ternyata istrinya itu masih mengingatnya. Akhtar membawa Vienza untuk berbaring ditempat tidur mereka. "Aku masih sedikit pusing, tapi tidak masalah mungkin dengan tidur sebentar akan baikan." "Apa kau memikirkan Ghafur?"tanya Akhtar dan dijawab dengan sorot mata Vienza yang beku. Tapi dia tetap menjawab pertanyaan Akhtar. "Ya, aku sangat memikirkan masalah yang menimpanya ini. Aku rasa ini suatu kebohongan, karena aku begitu mengenal Ghafur. Tapi meliha
Read more